Welcome!
This story is made with love, so please respect it. Read, enjoy, and support!
Jangan lupa follow Instagram aku ya [@astihrbooks_]
ֶָ֢𐚁๋࣭⭑ֶָ֢
Malam semakin larut, dan langkah Galen terdengar menggema di sepanjang lorong mansion mewahnya. Bangunan dengan arsitektur klasik modern itu berdiri angkuh di tengah hiruk-pikuk kota Melbourne, tetapi di dalamnya? Hanya ada kesunyian yang menggema.
Setiap pijakan sepatunya di atas lantai marmer mengeluarkan suara yang nyaring, menggema di ruang yang terlalu luas untuk dihuni seorang diri.
Pilar-pilar tinggi berdiri kokoh, lukisan-lukisan mahal tergantung sempurna di dinding, dan patung-patung seni klasik seolah menjadi saksi bisu atas kesepian yang melingkupinya.
Di tengah ruangan, sebuah dinding bercat putih menampilkan satu foto besar.
Galen berhenti. Pandangannya terkunci pada gambar itu—sebuah potret yang diambil tiga tahun lalu.
Di sana, ia berdiri dalam balutan jas hitam formal, dengan senyum yang dulu terasa nyata. Di sisinya, seorang wanita dalam gaun putih pernikahan, tampak begitu cantik.
Ainsley.
Ia menatapnya lekat-lekat, seolah ingin menangkap kembali setiap detail yang dulu sempat ia miliki.
Tetapi kini, yang tersisa hanya bayangan masa lalu. Dan bayangan itu, perlahan terasa semakin jauh dari genggamannya.
Bagaimana jika semuanya berbeda?
Bagaimana jika ia tidak membuat kesalahan di masa lalu? Apakah putri kecilnya akan sempat lahir, menangis untuk pertama kalinya dalam pelukannya?
Apakah Ainsley akan tetap di sisinya, tertawa bahagia, berlari kecil di atas rumput hijau taman sambil menggandeng tangan buah hati mereka?
Atau… jika tak ada perpisahan tiga tahun lalu, mungkinkah saat ini Ainsley tengah mengandung anak kedua mereka?
Galen terkekeh pelan, lalu tawanya perlahan semakin keras. Tapi itu bukan tawa bahagia—melainkan cemoohan terhadap dirinya sendiri.
Betapa bodohnya dia.“Andai…”
Kata itu terus berputar dalam kepalanya. Menghantuinya. Menggerogoti setiap keping hatinya yang tersisa.
Tiga tahun. Tiga tahun penuh dengan penyesalan.
Namun sayang, waktu tak pernah peduli pada manusia sepertinya. Ia tak bisa kembali, tak bisa mengulang, tak bisa memperbaiki.
Yang tersisa hanyalah kehampaan dan satu kepastian—Ainsley sudah tak lagi dalam genggamannya.
Galen melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah larut, tetapi entah kenapa, justru inilah waktunya.
Tanpa ragu, ia berbalik dan melangkah keluar dari rumah mewah yang terasa lebih seperti makam daripada tempat tinggal. Sepi. Dingin. Hampa.
Ferrari merahnya menunggu di halaman, mengilap di bawah temaram lampu jalan. Begitu ia masuk dan menekan tombol start, mesin mobil meraung garang, menggema di udara malam yang sunyi.
Lalu, tanpa berpikir panjang, ia menekan pedal gas.
Melbourne terbentang di hadapannya—jalan-jalan kota yang sibuk di siang hari kini terasa lebih lengang, diterangi lampu-lampu neon yang berpendar di kaca mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOSE OR GET YOU
Romance[SEQUEL FADED DESIRE] [BARNABY SERIES II] Tiga tahun lalu, Ainsley Lysander menandatangani surat perceraian dengan tangan gemetar dan hati yang hancur. Ia pergi tanpa menoleh, meninggalkan cinta yang menghanguskan sekaligus luka yang tak kunjung sem...