Hikaru duduk diatas sofa. Menonton anime di televisi sembari menikmati biskuit.
Setelah menutup toples dan minum segelas air.
Hikaru menepuk bahu kirinya. Menunjuk di satu titik yang pegal."Sebelah sini." Suruhnya.
Rupanya Ten tengah memijat bahu Hikaru. Seperti seorang budak dengan wajah hambar yang terpaksa melakukan pekerjaan.
"Baiklah Nyonya Hikaru." Menahan kesal.
Sebenarnya, apa yang mereka perankan tidak ada dalam rencana. Perkara taruhan memutar koin karena tidak ada kegiatan. Ten harus menerima kekalahan karena 'angka' yang dipilih Hikaru menghadap keatas. Berakhir dengan permintaan Hikaru untuk memijat bahunya.
"Disini,. Yaa disitu. Ah,. Enaknya. Ten jago." Semena-mena Hikaru.
Ten makin kesal. Matanya melotot, menggertakan gigi di titik buta kepala Hikaru. Ingin rasanya menjitak kepala 'cleopatra' gadungan yang banyak permintaan.
Merasa ada niat jahat. Hikaru memutar kepala. Melihat Ten di belakang. Tapi, wajah Ten sudah berubah. Senyum terpaksa untuk menghilangkan tuduhan.
Hampir saja ketahuan.
Bagaimana Ten tidak kesal. Setiap hari Hikaru datang keapartemennya. Apalagi di hari libur. Hikaru akan datang lebih pagi, masih mengenakan piyamanya. Setengah hidup berjalan. Mengambil alih kasur Ten seenaknya. Lanjut menjalani keseharian sampai malam tiba.
Memang benar mereka adalah teman masa kecil. Tapi harusnya Hikaru paham batasan. Walaupun tinggal bersebalahan. Bukan berarti Hikaru harus berkunjung setiap hari.
"Ah, sudahlah. Capek." Ten menyerah.
"Eh ? Mau kemana Ten ? Belum kelar nih."
Tak peduli. Ten melangkah pergi kedapur.
"Mau teh hangat gak ?" Tawarnya Ten.
"Mauuu." Jawab manja.
Ten menuangkan air panas. Mencelupnya dengan teh bungkusan. Bubuk didalam menyebar seketika. Tersaring baik, membuat air berubah warna dengan merata. Tak lupa takaran sempurna gula untuk melengkapi manisnya teh yang akan di sajikan kepada Hikaru.
Membawanya dengan hati-hati. Ten meletakan teh di meja dan duduk bersebalahan diatas sofa.
"Terimakasih." Ucap Hikaru.
Baru saja anime kesukaan Hikaru selesai. Ten mengambil remot televisi untuk merubah saluran. Saat menemukan acara komedi kesukaanya. Ten mengambil teh hangat dan menikmatinya.
"Bagaimana kuliahmu Ten ?" Tanya Hikaru.
"Yah begitulah. Sudah masuk semester ketiga. Tapi masih banyak tugas yang diberikan."
Mengangguk paham Hikaru. Memang terlihat di kamar Ten. Buku pelajaran berserakan di meja. Sepertinya, Tenpun memiliki masalah dalam belajar. Hikaru jadi berpikir ulang. Tentang kedatangannya yang mungkin menggangu jam belajar Ten.
"Apa kau punya teman di kampus ?"
Berubah arah pembicaraan.
"Ada, beberapa orang." Jawab Ten sembari menyeruput tehnya.
"Kalau pacar ?"
"UHUUKKK!!"
Tersedak Ten. Teh tumpah sedikit membasahi kaosnya.
"Kau ini kenapa bodoh." Kasar mulut Hikaru. Tapi membantu Ten membersihkan baju dengan tisu di meja.
Panik Ten. Pertanyaan sakral muncul untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Concept of Love
FanfictionKetika Hikaru diberikan pilihan. Teman masa kecil, lelaki misterius, atau seorang Yakuza ?