Chapter 30 : Belum Berakhir

36 5 0
                                    

Musim dingin enam tahun yang lalu.

Hikaru baru saja sampai di stasiun kereta. Tidak ada orang, karena memang kota tempat tinggal Hikaru adalah pedesaan.

Masih mengenakan baju sekolah. Dengan syal bermotif bunga sakura. Nafasnya terengah-engah tak kalah mata mencari seseorang.

Ketika harapan berada diujung ketidak pastian.

Lelaki yang dicarinya terlihat berdiri didepan pintu masuk gerbong kereta. Hendak pergi meninggalkan desa juga meninggalkan Hikaru yang harusnya disayanginya.

Sempat terkejut dengan kehadiran Hikaru yang datang. Lantas wajah tenang dengan senyum yang diberikan setelahnya.

Padahal hati Hikaru tengah terguncang. Karena baru mengetahui. Lelaki yang menjadi kekasihnya tersebut akan pergi meninggalkan desa untuk selamanya.

"Techiiiii!!!" Teriakannya diabaikan.

Anak muda bernama Techi itu masuk kedalam kereta.

"Katakanlah sesuatu!!! Jangan begini. Bukankah kau berjanji akan selalu disampingku!!"

Tak tahan sudah menahan air mata. Kesedihan tumpah mengalir di pipi Hikaru.

Namun roda kereta mengacuhkan. Tak peduli sedalam apa sakitnya hati. Rel menarik kereta melaju perlahan pergi. Siap melupakan Hikaru yang tertinggal di tempat ini.

Lelaki itu masih melihat Hikaru dari balik kaca tempat duduknya. Gadis yang berlari sembari merengek memohon penjelasan.

Hikaru pun masih bisa melihatnya. Tapi kenapa, Techi sedingin salju yang turun semakin deras. Apa maksud dari senyum sebelum kepergian ? Hikaru belum mendapatkan jawaban dari kepergian kekasihnya yang tak memberi penjelasan.

Kereta sudah keluar stasiun dengan langkah kaki Hikaru yang telah menyerah.

Hanya bisa berjajak lutut. Hikaru menangis sedalam-dalamnya.






"Techi,."





Terbangun Hikaru dari mimpinya. Telah sadar cahaya matahari pagi menembus jendela kamarnya.

Hikaru bingung sebentar. Setelah sekian lama, mimpi itu datang lagi.

"Hikaru kau sudah bangun ? apa kau melihat kemeja biruku ?" Suara Ten dari ruang sebelah.

Membuat Hikaru melupakan mimpi buruk itu sesaat.

Hikaru beranjak dari kasur. Keluar kamar dan melihat Ten mulai menghambur cucian.

"Bukan disitu, coba cari di keranjang." Ucap Hikaru sambil menguap.

"Oh iya! ada." Ten bergegas mencari benda selanjutnya.

"Eh ? Tunggu dulu. Mau kemana ?" Tanya Hikaru baru sadar.

"Kampus."

"Lah, katanya hari ini tidak ada mata kuliah. Kan kemarin bilang mau menyapa tetangga sebelah apartemen."

"Ada jadwal kelas yang dimajukan. Karena dosennya besok tidak bisa hadir."

"Heeeeh." Kecewa Hikaru. Tapi mau bagaimana lagi. Urusan kampus juga tak kalah pentingnya.

Ten sudah bersiap dengan semua keperluannya. Tinggal mengenakan sepatu dengan Hikaru yang menemaninya didepan pintu.

Selesai itu, Ten meraih kepala Hikaru. Lalu mencium kening Hikaru karena melihat wajah gadisnya tersebut termenung kecewa.

"Ya sudah, jangan marah ah. Nanti juga masih bisa menyapa tetangga sebelah." Ucapnya Ten menenangkan.

Terakhir dikacaknya rambut Hikaru, dan cara itu berhasil membuat Hikaru kembali tersenyum.

Concept of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang