Chapter 03 : Ozono Rei

31 4 0
                                    

Dia tersenyum seolah tidak bersalah. Tinjunya meninggalkan bercak darah. Setelah mengalahkan lima orang yang badannya lebih besar darinya. Masih ada energi untuk melambai tangan. Menyapa Hikaru yang baru saja belok di gang.

"Zono ?" Terkejut Hikaru.

"Yo, Hikaru." Sapanya.

Niatnya hanya membuang sampah di sebelah toko. Tapi yang ditemukan adalah seorang pria badung yang menghajar habis musuh-musuhnya.

Namanya Ozono Rei. Dua puluh empat tahun. Pria yang satu tahun lebih tua dari Hikaru. Seorang anggota yakuza.

Tidak seperti rekan-rekannya di dalam organisasi. Zono tidak bertato. Tubuhnya juga tak terlihat berotot. Hanya saja kekuatannya tidak bisa diremehkan. Lihatlah sekarang. Dia berhasil menghajar lima orang hingga babak belur sendirian.

"Maaf ya, kau jadi melihat hal yang tidak nyaman."

Ucap Zono setelah membuang satu pria botak dari cengkraman. Sekali menendang pria lainnya yang terjatuh sembari melangkah mendekat kepada Hikaru.

"Pulang kerja ?" Tanya Zono.

"Iya."

"Kalau begitu.," Zono dengan gampangnya. Merangkul Hikaru seperti seorang kekasih. "Ayo kita makan." Menculik Hikaru tanpa meminta.

Hikaru juga tak menolak.

Diluar penampilannya yang seorang yakuza. Sebenarnya yang didalam adalah seorang yang bersahabat. Mungkin Hikaru tidak tau alasan Zono menghajar lima orang barusan. Tapi Hikari tau, yang salah bukanlah Zono.

Anak itu tidak akan bertindak. Kecuali seseorang telah berbuat jahat.

Hikaru masih ingat kejadian hari itu. Dimana Zono datang dengan wajah penuh luka. Tubuhnya lemas, menabrak etalase toko kue tempat Hikaru bekerja. Membuat Hikaru teralihkan dari mesin kasir kesukaanya.

Tak hanya Hikaru. Banyak mata pelanggan melihatnya. Namun, tidak ada yang bertindak. Mereka ketakutan. Karena melihat seorang yakuza.

Tapi tidak dengan kepala toko. Pria parubaya itu datang menghampiri. Membantu Zono bangun dan membawanya masuk kedalam.

"Morita. Bisa bantu aku sebentar."

"Baik pak."

Lalu Hikaru pergi setelah menyerahkan kasir kepada rekan kerjanya.

Masuk kedalam ruang karyawan dan melihat ngeri yakuza muda yang duduk penuh luka.

"Kau ini kenapa Zono ? Pagi-pagi sudah babak belur begini." Ucap kepala toko yang sepertinya mengenalnya.

Lelaki bernama Zono itu tak menjawab. Malah cengengesan dengan mengacungkan dua jarinya. Seolah luka di wajahnya itu adalah hal yang biasa.

Belum selesai penasaran. Pengiriman bahan kue datang. Terpaksa kepala toko pergi dan menyerahkan Zono kepada Hikaru.

Hal pertama yang dilakukan Hikaru adalah mengambil kain dengan air hangat. Membantu Zono untuk membersihkan luka di wajahnya. Sok kuat. Padahal sendirinya takut dengan hawa keberadaan seorang yakuza didepannya.

Melihat bergetarnya tangan Hikaru. Zono malah tersenyum. Memamerkan gigi-giginya yang rapi dengan dua taring yang presisi.

"Orang baru ?" Tanya Zono.

"I-iya." Gagap.

"Tidak usah takut. Aku tidak makan orang. Tapi kalau boleh menjilat sedikit saja darahmu. Aku tidak akan menolak."

Berhenti Hikaru membasuh. Mundur selangkah. Memandang takut Zono dengan ekpresi yang lucu.

Zono malah tertawa. "Maaf, maaf. Bercanda doang." Terbahak.

Concept of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang