Harusnya ini liburan. Setidaknya Ten bisa menikmati kamarnya sendiri dan bebas dari penjajah wanita yang biasa suka masuk kekamarnya.
Jam enam pagi.
Ten masih terbaring diatas kasur. Menatap tak henti langit-langit kamar. Tetiba kaki seseorang menyenggol wajahnya. Diam Ten sesaat. Setelah itu menengok kearah kaki yang juga menikmati bantal tidurnya.
Menghela nafas Ten.
Hikaru tidur dengan posisi terbalik. Membiarkan kakinya bersanding dengan wajah Ten. Hikaru sudah melupakan etika sebagai seorang wanita. Tidur mengangkang, sekali menggaruk perut yang sedikit terbuka.
"Woyy!!,. Bangun anak setan!!"
"Bentar lagi ah." Hikaru malah mengambil guling dan memeluknya.
Sebenarnya tidak masalah. Toh Hikaru sering melakukannya. Masalahnya adalah mereka tidak sedang di apartemen Ten. Kalau tiba-tiba ada yang datang. Mereka pasti akan berpikir yang tidak-tidak.
"Pindah kekamarmu sana Hikaru. Sebelum ada yang lihat."
"Tenang saja Ten. Aku sudah mengunci pintunya." Hikaru setengah sadar menjawab.
Ten melakukan berbagai cara. Mendorong, mencubit, bahkan mengigit kaki Hikaru sangking kesalnya. Tapi gadis itu malah menendang wajah Ten membuatnya jatuh dari kasurnya sendiri.
Hikaru lanjut tidur, tidak memperdulikan gangguan dari Ten.
Tetiba ketukan pintu terdengar. "Ten ? apa kau sudah bangun ? Aku mencari Hikaru. Tapi dia tidak ada di kamarnya. Apa kau melihatnya ?"
Suara Hono diluar kamar.
Panik dua orang yang didalam. Hikaru langsung bangun dari tidurnya. Menatap Ten di bawah kasur yang juga panik.
'Aku bilang juga apa!' Ten menggerakan mulutnya tapi tak bersuara.
'Ssssstt!' Hikaru menyuruhnya diam.
Berpura-pura saja masih tidur. Dengan begitu Hono akan pergi setelahnya. Lagian pintu terkunci. Tidak mungkin Hono bisa masuk.
Cklek!
"Ah,. tidak terkunci rupanya."
Hono sedikit terkejut Ten tidak mengunci pintunya. Dia lalu membuka pintu untuk bertanya kepada Ten.
Hono melihat Ten baring diatas kasurnya. Menyelimuti diri, menyisahkan kepala. Hanya Ten sendiri, tidak ada siapapun lagi.
"Rupanya sudah bangun. Kenapa tidak menjawab ?"
"Baru bangun kok." Jawab Ten memaksa senyum.
Yang sebenarnya terjadi adalah, Hikaru bersembunyi di dalam selimut Ten. Merapatkan tubuhnya agar tak di curigai kalau ada dua orang didalam sana.
Ini pertama kalinya. Ten sedekat ini dengan Hikaru. Tidak ada lagi jarak. Bahkan Ten bisa merasakannya. Dua gunung kenyal itu menempel di perutnya. Belum lagi kaki Hikaru yang menyilang diantara sela paha Ten. Menggejutkan 'si joni' milik Ten yang tidak bersalah dibawah sana.
Masalah baru di hadapi Ten. Bagaimanapun dia lelaki. Di suguhkan dengan tubuh seorang Hikaru tentu saja akan menaikan gairahnya. Sampai kapan dia bisa mempertahankan 'si joni' agar tidak berdiri ? Kalau sampai Hikaru merasakan adanya pergerakan dari bawah sana. Ten bisa di cap sebagai lelaki super mesum.
"Aku mencari Hikaru. Tadi pas kekamarnya ternyata sudah kosong. Aku kira dia kemari." Hono masih berdiri di ambang pintu.
"Mungkin Hikaru keluar untuk mencari udara segar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Concept of Love
FanfictionKetika Hikaru diberikan pilihan. Teman masa kecil, lelaki misterius, atau seorang Yakuza ?