Sudah lama sekali semenjak Hikaru tidak pulang kekampung halaman.
Gadis dengan tinggi satu setengah meter itu berdiri di gerbang masuk pemandian air panas.
"WAAAAHH!" Antusias. Hikaru sampai meregangkan tangan.
Rasa rindu akan tempat ini. Mengingatkan banyak kenangan saat kecil dulu.
"Jalan cebol." Suara Ten dari belakang.
Membuyarkan Hikaru yang sedang bernostalgia. Lantas Hikaru menatap kesal Ten. Padahal jalan masuknya lebar. Ten malah mendorong bokong Hikaru dengan koper yang dibawanya.
"Ten, jaga mulutmu. Harusnya kau bisa memperlakukan calon istrimu lebih baik lagi." Sautan lagi dari belakang mereka berdua.
Yang baru bicara barusan adalah Ayah Ten yang suka bercanda.
"Aku tidak akan menikah dengannya!"
"Aku tidak akan menikah dengannya!"Bantah Ten dan Hikaru bersamaan.
Berakhir tawa dari empat orang yang tengah menurunkan barang dari dalam Van putih yang terparkir di pinggir jalan.
Mereka adalah orang tua Ten dan orang tua Hikaru. Sahabat lama yang sudah hidup bersebalahan. Dua Keluarga harmonis yang telah membesarkan gadis secantik Hikaru dan anak setampan Ten.
Tahun baru telah tiba.
Ada libur panjang yang datang. Membuat Hikaru dan Ten berpikir untuk pulang kekampung halaman. Melepas rindu kepada keluarga dirumah.
Saat kedatangan di hari pertama. Dua keluarga berkumpul untuk menyambut anak-anak mereka. Bahasan di meja makan seputar liburan. Setelah berdebat ingin pergi kemana. Akhirnya diputuskan mereka akan pergi menginap di pemandian air panas. Sekalian menikmati festival kembang api disana.
Berakhirlah mereka di pemandian air panas. Tempat yang selalu ramai kedatangan pelanggan. Apalagi di akhir tahun sekarang.
Resepsionis menyapa dengan ramah. Urusan menyewa kamar, biar para orang tua aja yang mengaturnya. Ten dan Hikaru memilih masuk duluan. Melihat-lihat pemandangan yang ada.
Pemandian air panas ini bertajuk penginapan. Sumber airnya berasal dari pegunungan. Keaslian dan kemurniannya sudah tak perlu lagi dipertanyakan. Belum lagi suasana ditengah hutan. Asrinya alam, menenangkan perasaan.
Pilihan yang tepat untuk menghabiskan liburan. Sebentar lepas dari hiruk pikuknya kehidupan kota.
Hikaru menghirup nafas panjang. Melegahkan rasanya, mendapati diri di tengah suasana pedesaan.
"Dasar orang tua." Celetuk Ten.
Niat mengejaknya kuat. Melihat Hikaru seperti manusia yang tengah menikmati hari tua.
"Bacot!" Balas Hikaru.
Masih saja suka bertengkar. Keduanya menunjukan keakraban seagai teman masa kecil. Tidak ada yang tersinggung. Hanya perasaan kesal yang lewat tanpa ada dendam.
Sewaktu kecil, keluarga mereka juga pernah mengajak Hikaru dan Ten berlibur kemari. Tidak banyak yang berubah walau ada bangunan baru dibelakang penginapan. Hikaru masih ingat kolam ikan di halaman. Tempat dia menceburkan Ten yang masih berumur delapan tahun, atau ruangan sempit di ujung lorong. Saat Hikaru membuat Ten menangis karena menguncinya.
"Ya, ya,. ungkit aja semua keusilanmu itu." Ucap Ten yang risih mendengar Hikaru cerita masa lalu.
"Jangan marah dong. Dulukan masih anak-anak. Wajarlah kalau usil."
Ten hanya menatap datar. 'woy, kau masih melakukannya hingga sekarang sialan.' keluh Ten dalam hati.
Kalau mengingat kenangan masa kecil. Memang di penuhi dengan sifat barbar Hikaru. Menggunakan Ten sebagai alat bermain. Menjadikannya korban atas kelakuannya yang absurd.

KAMU SEDANG MEMBACA
Concept of Love
FanfictionKetika Hikaru diberikan pilihan. Teman masa kecil, lelaki misterius, atau seorang Yakuza ?