Hari ini keluarga Argantara berkumpul untuk makan malam bersama sekaligus menyambut anak tunggal Satria dan Sintia yang baru saja selesai menempuh pendidikan di luar negeri.
Libra, pria dengan tubuh tegap dan otot besar, kulitnya kecoklatan namun nampak seksi. Sedikit bulu-bulu janggut dan kumis nampak diwajahnya menandakan dirinya belum sempat bercukur hari ini.
Cicilia sedari tadi memilin sweaternya gelisah. Libra, sepupunya itu menatapnya tajam dan menusuk membuatnya ketakutan. Bila dipikir-pikir itu adalah hal wajar karena Ayahnya, Satria sedari tadi menempeli Cicilia dan terang-terangan bermesraan dengannya.
Meski tau rumah tangga Ibu dan Ayahnya berantakan, namun anak tetaplah anak. Cicilia anak iblis itu ternyata berhasil mendapatkan perhatian keluarganya dengan memdekati sang Ayah. Walau Ayahnya nampak lebih hidup, tentu Libra tak terima.
"Libra, jangan menatap cucu Oma seperti itu" Tegur Yukino sembari memeluk tubuh bergetar Cicilia.
"Hah terserah, tapi aku tak akan terpengaruh oleh iblis sialan itu" Ucap Libra dengan pedas.
"LIBRA!" Satria membentak Libra untuk pertama kali setelah sekian lama.
"APA?! Papa sekarang bentak aku demi perempuan jalang kaya dia?" Libra menunjuk Cicilia marah.
"Hiks daddyh" Cicilia menangis dibalik punggung Omanya. Melihat itu entah kenapa membuat Libra menjadi gemas dan sakit, namun ia berusaha mengenyahkan perasaan itu.
Plak
Lamunan Libra terputus saat rasa panas dan perih menjalar dipipinya yang kecoklatan. Ditatapnya nanar sang Ibu yang menatapnya tajam. Bagi Sintia, Cicilia sudah seperti putri dan penyelamat keluarganya, rasanya tak terima ketika anaknya yang tak tahu apa-apa menghina Cicilia seperti itu.
"Sialan!!"
Libra meninggalkan ruang makan dengan nafas memburu menuju kamar tamu. Suasana memcekam diruang keluarga. Semua orang berusaha menahan emosi terhadap Libra dan memaklumi ketidaktahuan Libra. Ditatapnya Cicilia yang menggigit bibirnya berusaha menahan tangis. Hati mereka rasanya sakit dan berdenyut hingga mata mereka berkaca-kaca.
"Suut sayang jangan digigit, nanti sakit bibirnya" Yukino dengan suara bergetar mengusap pelan bibir Cicilia.
"Hiks Cicil nakal ya makanya abang gasuka sama Cicil hiks"
"No baby, baby anak daddy paling baik dan cantik. Mungkin Abang lagi cape kan baru pulang" Abraham membawa Cicilia ke pangkuannya dan mengusap punggung sempit itu.
"Hiks beneran Abang cape?"
"Iya baby, Abang lagi cape, nanti kalau udah ga cape pasti baik sama Cicil" Sintia menghapus air matanya dan tersenyum meyakinkan.
"Kasian abang lagi cape tapi ga ikut makan" Cicilia bergumam kecil sembari menatap piringnya.
"Tante tante! Cicil nanti boleh anter makanan untuk Abang Libra? Kasian Abang belum makan"
"Engga bo-"
"Boleh dong Baby, Abang pasti seneng banget kalau kamu yang anterin makanannya" Sintia memotong ucapan Satria sembari menyeringai.
"Udah baby nih makan yang banyak biar tambah lucu"
"Hihihi siap Daddy"
Setelah makan malam Sintia memberikan senampan penuh makanan untuk maid bawa ke kamar Libra dengan Cicilia mengikuti di belakangnya. Tentu Sintia tak mau membuat keponakan kesayangannya itu repot-repot membawa nampan yang berat.
"Sintia, kamu yakin biarin Baby ke kamar Libra? kamu tau kan tempramen Libra kaya gimana?" Satria menatap Sintia tajam.
"Mas tenang aja, Libra itu mirip kaya kamu termasuk dalam segi selera" Sintia menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Hot Girl
Random🔞vulgar, dewasa, 21+🔞 JANGAN PLAGIAT YA, IDE MAHAL. KALAU GASUKA SKIP AJA Daisy, Gadis polos yang terjaga dari kelamnya dunia kini harus bertransmigrasi ketubuh antagonis binal yang dibenci semua orang.