27. Daydream ♪

112 35 16
                                    

Vote walaupun membaca offline lalu komen di paragraf cerita jika bisa, sepakat?

Happy reading Ners 🎀

"Abang pulang," ucap Seno seraya membuka pintu kamar asramanya dengan beberapa belanjaan di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang pulang," ucap Seno seraya membuka pintu kamar asramanya dengan beberapa belanjaan di tangannya.

Juna yang tidur terbangun, ia duduk dan mengucek matanya yang sulit terbuka, badannya juga terasa pegal, kemungkinan dirinya tertidur sejak Seno pergi.

"Loh, Riki mana Jun?" tanya Seno tak mendapati keberadaan adiknya.

Juna sontak menoleh ke sana kemari, "Lah ngga tau Sen, kek nya gue ketiduran deh tadi."

"Ya udah istrirahat aja ya? Nih ada beberapa jajanan, makan aja kalo pengen," ucap Seno seraya menaruh belanjaan yang ia beli dari kota di  kasur.

"Ikut deh, mau cari Riki juga," Juna berucap dan hendak turun tapi Seno cepat-cepat menahannya.

"Ngga usah, lo istirahat aja. Keadaan lo ngga baik, Jun," ucap Seno sangat paham, semenjak itu Juna benar-benar seperti kehilangan semangat hidupnya, lelaki yang selalu ceria itu benar-benar murung, karena itu Seno membiarkan Juna istirahat saja.

"Tapi, Sen--"

"Udah," Seno sengaja mendorong Juna kembali ke tempat tidur dan segera meninggalkan kamar untuk mencari Riki.

Tok tok tok!

"Ada Riki?" tanya Seno kala membuka pintu kamar seberang, alias kamar yang kini ditinggali Hesa saja, Jaka dan Saka kan masih di rumah sakit.

"Ngga ada ke sini kok, Sen," saut Hesa yang tiduran di sofa.

"Ohh iya-iya," ucap Seno kembali menutup pintu dan berjalan meski tak tahu tujuannya kemana, kemudian ia tercenung di dekat tangga. Ia berpikir sejenak, jika sedang sedih biasanya adiknya di rooftop kan?

Seno melangkah menaiki tangga untuk naik ke rooftop, sesampainya di sana lelaki berambut cokelat itu menghela nafas lega, adiknya memang di sana. Duduk bersandar pada pembatas rooftop sambil termenung sendirian.

"Adek?" panggil Seno.

"Hm?" Riki mendongak kala itu juga dengan sorot mata sendunya.

Seno menghampiri adiknya duduk di sisi lelaki berbadan bongsor itu seraya menepuk pelan pundaknya sekali, "Sedih ya? Mikirin Abang-abang Iki kan?" tebak Seno.

Riki mengangguk, "Mereka jadi pada berantem beneran, padahal dulu kalo berantem cuma bercandaan aja," ucapnya benar-benar merasa sedih, bagaimana pun jelas Riki ikut memikirkan.

"Adek? Jaka Saka maupun kita itu beda cara ketemu ataupun berpisahnya dibandingkan dengan Hesa Juna. Lihat deh, antara Hesa Juna, dari cara Juna marah semarah itu harusnya bukan cuma masalah dia takut Mama Papanya lebih sayang dia kan? Tapi emang soal cewek yang kita ngga tau ntah siapa ceweknya itu, Juna juga udah tutup mulut masalah ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 10 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sun and SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang