bab 7

0 0 0
                                    

Senyuman manis dengan lesung pipi dalam membuncah hati Nathalie sudah lama tidak melihat senyuman hangat yang membuat hatinya merasakan kehangatan, senyuman dari lelaki yang baru ia temui lalu sudah membuat rasa rindu dan nyaman.

"Kamu kenapa? Kamu merindukan ku?"

Ucapan Brian membuat jantung Nathalie berdegup kencang tidak karuan, segurat pipi memerah mendengar nada genitnya hingga salah tingkah dan linglung. Pipi lembutnya yang normal menunjukkan segurat kemerahan hangat, secara langsung tangan mungilnya menangkup pipi lembutnya yang terasa hangat.

Ada apa dengan ku?

Suara kekehan kecil melihat salah tingkah Nathalie yang menurutnya lucu juga menggemaskan, tersenyum hangat dengan tatapan genit, tangan bertumpu dengan dagu tegasnya.

Wajah mungil merah padam, mata birunya bahkan tidak berani menatap wajah tampan detektif kepolisian yang memiliki lesung pipi dalam dengan senyuman manis di balik bibir tipis tegasnya.

"Ba-bagaimana bisa kamu tau tempatku bekerja?"

"Bukan kah kamu pernah memberi tau saat aku mengantar mu pulang?"

Brian balik bertanya hingga bibir tipis merah ranum dari gadis dihadapannya tertutup rapat, Nathalie baru ingat ia memberi tau saat mereka tidak sengaja melewati salah satu kedai kopi disanalah ia bekerja menjadi pelayan cafe.

"Ohh yes aku baru ingat, u-um maaf aku lupa"

Tangan kecil terkepal menutupi bibir yang tertutup rapat juga gemetaran, memegang erat nampan di tangan kirinya.

"Hahaha tidak apa-apa, duduklah dulu kita makan bersama"

"Tapi aku masih bekerja"

"Aku sudah bilang bos mu, aku meminjam mu sebentar menemani ku makan, aku gak bisa makan sendiri"

Ungkap Brian santai, menepuk meja di hadapannya menyuruhnya duduk makan siang bersamanya.
Nathalie hanya bisa menghela nafas pelan, duduk di hadapannya menurut.

"Good, aku memesankan lebih untukmu, jadi makanlah"

Tangan besar terulur menunjukkan makanan yang telah di hidangankan di atas meja cafe, mata biru besar tertatap gugup akan hidangan ini, ini termasuk makanan yang tergolong harga tinggi di tempatnya bekerja, tangan mungil terangkat gugup mengambil pisau juga garpu.

"Gak usah gugup, aku sengaja memesan ini untuk janji yang belum aku balas kemarin"

"Janji?"

"Iya apa kamu ingat? Aku berjanji akan mengajakmu makan siang bersama sebelum kamu masuk kerumah mu, aku baru menepati janji itu sekarang saat ini"

Ia teringat janji yang sudah Brian buat, makan siang bersama yang seharunya di adakan kemarin, ia masih terdiam tercengang memesan banyak makanan tidak sesuai yang ia ekspektasi kan.

"Tapi ini terlalu banyak"

"Dari pada kamu terlihat kurus setidaknya makan sampai kamu kenyang, jika belum habis kita bisa bungkus makanan itu"

Nathalie mengeram kesal menatapnya jengkel juga malu, tangan kecil terangkat mengambil roti berisi daging dan keju lumer, melahapnya lahap di hadapannya. Seringai puas melihat gadis dihadapannya makan lahap walau tatapan jengkel yang tidak ia permasalahkan.

"Good, kamu makan lahap sekali"

"Diamlah, kamu juga yang menyuruhku", gerutu Nathalie dengan mulut yang penuh kunyahan roti membuat ia berbicara kurang jelas.

Hanya tawa yang terbalas melihat betapa lucunya gadis berambut blonde panjang di hadapannya, tangan besar terulur mengusap lembut bibir bawahnya yang terdapat noda lelehan keju.

The Insidious heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang