bab 18

0 0 0
                                    

Mata yang terasa berat terbuka perlahan-lahan merasakan cahaya yang memasuki di sela-sela kelopak matanya, perasaan pada punggungnya terasa familiar.Ranjang yang terasa tipis dan lapuk.

Perlahan ia membuka matanya, pandangannya kini menatap langit-langit lusuh yang sedikit berlumut dan lusuh, ia kembali ke rumah pamannya rumah salah satu keluarganya yang akan tetapi tidak seperti keluarga melainkan seorang yang menganggapnya hina.

Ia kembali tidak menyangka kembali ke rumah ini, terakhir ia teringat berada di gang kecil yang kotor dan bau dan sekarang berada di sini dan teringat juga dua kaki yang memakai sepatu pantofel hitam mengkilap, tak memikirkan lumpur yang mengenai sepatunya.

siapa dia? Apa dia yang menyelamatkan ku kemarin?

Nathalie terus berfikir, bergumam sendiri menatap langit-langit kamar kecilnya yang lebih layak di sebut gudang.

Pikirannya memikirkan pemilik lelaki bersepatu pantofel hitam. Siapa dia? Dan seperti apa rupanya?

Suara langkah kaki berjalan keluar rumah, suara langkah yang ia kenal yang tidak lain pamannya sendiri tentu saja ia keluar setiap pagi-pagi di jam tujuh, sebuah rutinitas biasanya yang sampai sekarang Nathalie sendiri tidak tau apa yang pamannya lakukan di luar sana.

Kenangan buruk teringat kembali saat ia di tahan di apartemen Marco dan alhasil berhasil keluar dari penjara obsesinya walau ia yakin pasti dia akan tetap mencarinya hingga ketemu dan membawanya kembali ke apartemen terkutuknya.

Bekas-bekas yang di tinggalkan Marco masih terlihat jelas, kenangan buruk dan jijik menimbulkan lebih banyak luka pada dirinya, ia merasa jijik dan takut. Ia berdoa semoga lelaki seperti Marco akan mendapat ganjaran yang setimpal telah membuat rasa takutnya menambah.

-flashback off 

Mendengar kisah Nathalie bersama Marco menimbulkan rasa amarah di hati Alexia, tidak menyangka, pasti ia tidak menyangka betapa kejamnya Marco melakukan itu terhadap Nathalie sedangkan hal itu adalah perbuatan di luar hukum.

Alexia menggeleng tidak percaya dan kesal, kesal akan Marco dan kesal kenapa ia tidak bisa menyadari hal itu dari lama. Ia tau semua itu sudah berlalu tapi sebagai teman Marco saat sekolah menengah atas ia merasa kecewa sekali.

Nathalie menunduk tau apa yang di pikirkan Alexia dan ia tidak bisa memungkiri hal itu, masa lalu telah berlalu dan trauma sudah menjadi lembaran dalam kenangannya.

"Aku..aku sungguh menyesal mendengar itu, seharusnya aku menyadari sikap bajingannya yang selama ini ia tutupi dengan baik. Ughhh!", Alexia menggeram kesal, mengelus kening dan rambutnya kasar saking kesalnya akan cerita pengalaman yang telah Nathalie lalui.

Nathalie terkekeh kecut mendengar itu, semua telah berlalu tapi menurutnya ini salah nya kenapa ia harus menerima ajakan Marco atau ia mungkin bisa saja meminta mengantar sampai ke rumahnya tapi hal itu tak ia pikirkan karena masih takut saat berada di hutan sendirian, ia merasa bodoh dan naif sekali.

"Aku juga yang salah, aku terlalu lemah dan naif hingga mudah di bohongi olehnya, tapi aku tidak bisa apa-apa, dia lebih berkuasa dari segi keluarga dan finansial nya berbeda dengan ku yang gadis di rumah lusuh bersama paman yang tak menganggapku keluarga dan melihatku sebagai anak haram"

Alexia terdiam, ia tidak bisa berkata-kata mendengar hal itu. Nathalie memang lemah dalam melawan tapi kuat melewati ujian hidupnya selama ini, di siksa dan sekarang pun di manfaatkan.

Alexia juga tau Marco adalah keluarga terpandang dalam politik bahkan keluarga Marco dan keluarga angkatnya begitu dekat, Alexia saja tau dari ayah angkatnya, tuan Eugene mendengar tentang Marco yang akan menjadi penerus keluarganya nanti.

The Insidious heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang