Suara air terdengar lembut saat air keran di nyalakan, terbentur dengan seng wastafel yang mengadah air. Tatapan kosong menatap cucian piring yang tidak banyak dan tangan masih terus menyabuni piring-piring.
"Nathalie", suara panggilan lembut menyadarkan lamunannya.
Nathalie tersadar lalu menggeleng kepalanya pelan, teringat jelas saat kejadian tadi siang mengetahui kembalinya Marco sudah membuat dirinya kembali mengingat masa lalu kelamnya.
Ia tidak ingin Alexia melihat matanya yang bisa memicu rasa penasaran, khawatir dan curiga.
"Are you okay sweetie?", sudah pasti Alexia menanyakan hal itu melihat Nathalie yang sedari tadi melamun.
"U..uhm nothing, aku baik-baik saja", gugup Nathalie dan menunduk gugup.
Alis Alexia naik tidak yakin dan menatapnya serius, pundaknya menyender pada dinding lalu melipat kedua lengannya di dada.
"Kamu serius?", nadanya yang tidak yakin membuat Nathalie terdiam bingung dan gugup, bingung apakah harus menjelaskan atau tidak.
Jelas dari tatapannya saja Alexia meminta kejujuran darinya, menghela nafas pelan dan menunduk tidak yakin.
"Uhm, apa Brian selama ini berteman dengan Marco?", tanya Nathalie gugup.
Mendengar pertanyaan Nathalie, Alexia seketika terdiam ia menyadari apa yang ia maksudkan.
"Marco? Dia sudah bebas dari penjara?"
Nathalie hanya bisa mengangguk pelan juga gugup.
Terdiam, dia terdiam mendengar itu agak tidak menyangka dengan kehadiran Marco yang kembali dan di satu sisi Alexia bingung bagaimana bisa Nathalie mengenal Marco.
"Bagaimana kamu bisa mengenal Marco?"
Nathalie tidak tau harus menjawab apa, kenangan akan masa lalu masih membekas dalam dirinya, ia masih ragu sekali belum ada yang mengetahui masa lalunya termasuk pamannya tersendiri.
Ia juga yakin Alexia bukan orang yang tinggal diam jika sudah curiga.
Alexia menghela nafas kasar, menatap kesamping berfikir sejenak.
"Brian dan Marco memang sudah berteman saat masih di sekolah menengah atas. Aku, Brian dan Marco sudah saling kenal bersama dan yeah mereka berdua lebih dekat satu sama lain."
Nathalie terdiam mendengar tutur kata Alexia, batu mengetahui jika Brian dan Marco sudah bersahabat dari lama tanpa ia sadari yang berarti ia akan sering-sering bertemu dengan Marco.
Alexia melihat tatapan khawatir Nathalie, ia mulai merasa cemas juga curiga akan hubungannnya dengan Marco tersendiri dan bagaimana bisa ia mengenal Marco apalagi saat namanya di sebutkan ia menggigil takut, ini sudah tidak beres.
"Nathalie, aku ingin kamu jujur. Apa hubungan mu dengan Marco?"
Nathalie tidak tau harus menjawab apa, ia takut sekali, mata biru polosnya berkaca-kaca teringat jelas sekali masa lalu yang sangat menyakitkan sekali.
Alexia terenyuh melihat wajah sedih Nathalie dan ingin sekali ia memeluknya dan menenangkannya.
Ia mengulurkan tangan melingkarkan ke pundak kecil Nathalie menuntunnya ke sofa, duduk bersamanya.
"Tidak apa-apa jika kamu belum siap, aku tidak ingin membuatmu tidak nyaman", ia cemas sekali melihat Nathalie terisak, tidak pakai lama ia memeluknya erat menenangkan Nathalie.
"Shhh.. tidak apa-apa.", tangan Alexia mengelus kepalanya lembut, mendekatkan tubuh mungilnya memberi kenyamanan.
Nathalie membalas pelukan Alexia, hatinya masih sangat takut melihat lelaki yang ia takuti sudah kembali, takut kembali kedalam obsesinya yang tak kunjung selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Insidious heart
Mystery / Thriller(warning! A little blood and gore 21+) Menceritakan kisah seorang gadis bernama Nathalie labella yang terus di teror akan mimpi buruk yang terus menerus memimpikan pembunuhan berantai dari pembunuh bertopeng senyum, pembunuhan yang terus saja mengha...