bab 8

0 0 0
                                    

Suara mesin motor berhenti di depan gereja besar di tengah-tengah rimbun pohon menutupi gereja tua bergaya dark Victoria, kaki bersepatu bot kulit cokelat mendorong stang motor, memarkirkan di depan pintu utama gereja.

"Baiklah kita sudah sampai", Brian mengangkat helm full face-nya, menyisir rambut berantakannya dengan buku-buku jarinya.

Nathalie turun dari motor ninja milik Brian berterima kasih sudah mengantarkan sampai lokasi yang ia beri.

"Terima kasih"

"Sama-sama, apapun untukmu akan aku lakukan", kedipan mata mengarah padanya.

Nathalie tersenyum jengkel juga geli, tidak ada henti-hentinya ia terus menggodanya, tapi biarkan lagi pula itu hanya candaan.

Kaki mungil Nathalie berjalan menaiki beberapa tangga mendekati pintu utama gereja yang cukup besar, Brian mengikuti nya dari belakang menatap sekitar gereja tua yang jauh dari kawasan warga.

"Apa kamu suka datang kesini untuk berdoa?"

Nathalie menggeleng pelan, tangan mungilnya mengetuk pintu kayu jati.

"Sudah lama aku tidak kesini lagi, terakhir umurku 10 tahun berada disini"

"Biar aku tebak, pamanmu pasti tidak membolehkan mu"

Tebakan Brian selalu tepat, apa mungkin ini terlalu mudah baginya menebak kehidupan rumitnya, senyuman kecut tersungging jelas tidak mungkin ia berbohong di saat Brian sudah tau kehidupannya.

"Iya, pamanku terlalu ketat dalam urusan keluar"

Brian paham, lelaki seperti paman Nathalie justru pasti akan melakukan hal itu kepadanya dan jika melanggar jelas akan di hukum keras, itulah yang membuat Brian ingin menjaganya dan memberikan kasih sayang yang layak untuk gadis muda seperti Nathalie.

"Baiklah aku paham maksudmu"

Senyuman tersungging kembali lesung pipinya terlihat jelas di samping bibirnya, senyuman kasih sayang dan kehangatan di berikan untuk Nathalie, menyemangatinya dan menghiburnya, hanya dengan senyuman saja membuat Nathalie terasa terhibur.

Suara deritan pintu yang terbuka dari dalam, tangan lentik keluar menarik pintu kayu tebal yang agak keras saat di buka.

Seorang wanita berkulit coklat berpakaian biarawati keluar menampakkan diri, wajahnya teduh dan lembut.

Mata cokelat dari biarawati terbuka lebar melihat sesosok Nathalie di hadapannya, sorot mata melepas rindu yang terbenam lama kini terbalas.

"Nathalie?"

Isakan lembut keluar perlahan betapa rentannya Nathalie melihat kembali wanita yang sudah meninggalkan bekas kenangan bertahun-tahun lamanya.

Dia tidak tahan langsung memeluk erat tubuh semampai biarawati di hadapannya.

"Ibu, Nathalie rindu sekali dengan ibu", isakan rentan, sudah lama tidak bertemu wanita yang membuatnya merasakan artinya kasih sayang.

"Yaa ampun, Nathalie anakku, bagaimana bisa kamu kesini? Apa pamanmu tidak akan mencarimu?".

Biarawati itu menangkup lembut pipi Nathalie yang basah, mengusapnya lembut penuh kasih sayang dan khawatir. Nathalie menggeleng kepala pelan.

"Ibu Margaretha, tidak perlu khawatir paman sedang pergi saat ini keluar kota, dia ada urusan disana"

Biarawati bernama Margaretha mengangguk pelan, lega mendengar itu. Mata cokelat tua menatap sesosok lelaki di belakang tubuh mungil Nathalie.

Menyadari hal itu, Brian tersenyum sopan dan membungkuk di hadapan biarawati yang ternyata kenalan lama Nathalie.

The Insidious heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang