Hai? kaget lihat notif gak?😄Vote dan komen!
Sakura membuka mata. Potongan kejadian yang terasa bagai mimpi itu membangunkannya. Kepalanya tidak lagi terasa pusing, entah berapa lama ia terbaring, setidaknya ia merasa lebih baik sekarang.
Sakura melirik sekeliling dengan pelan lalu mendapati anggota keluarganya yang berada di kamarnya yang kini kembali rapi. Karin melambai kecil, saudarinya itu sedang duduk bersama Nagato di sofa dekat meja belajar Sakura.
Terakhir, ia menoleh pada Mebuki yang duduk menyandar di kepala ranjang sambil mengusap pelan pucuk kepalanya. Sakura berniat menyentuh tangan ibunya namun disadarkan dengan telapak tangan yang dililit perban.
Sakura berusaha bangkit dan dibantu Mebuki hingga kini ia juga duduk bersandar pada kepala ranjang. Menatap nanar kedua telapak tangannya yang kembali gemetar dan pelupuk matanya memanas.
"Maafkan-"
Mebuki menaruh jari telunjuk di bibir sebagai tanda agar Sakura tidak melanjutkan ucapannya. Sakura menurut dan kini memeluk erat sang ibu yang juga membalas pelukan sama eratnya.
Elusan serta kecupan sayang pada dahi Sakura untuk menunjukkan betapa Mebuki menyayanginya.
Mebuki tidak akan pernah bisa benci atau marah pada Sakura karena gadis itu lebih dari apapun baginya.
Mebuki tidak akan pernah bisa marah. Bagaimana mungkin ia bisa marah pada Sakura jika gadis itu adalah permintaannya pada Tuhan dulu? Setelah menjalani enam tahun pernikahan, dianggap aib karena tidak bisa mengandung, lalu keajaiban itu terjadi meski pernikahan pertamanya tidak lagi bisa bertahan.
"Jangan meminta maaf, Saki! Ibu hanya ingin bilang ke depannya jangan ragu untuk bercerita pada ibu jika harimu berat."
Mebuki terus mengelus kepala Sakura. Dalam pelukan hangat itu Sakura mengangguk keras. Ketika pelukan itu terlepas dan Sakura menatap lurus pada sang ibu, ia tahu tidak seharusnya ia seperti ini untuk itu Sakura menarik nafas lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Ya, mom."
Mebuki tersenyum lalu mengelus pelan pipi Sakura begitu juga miliknya. "Karin tidak ingin bergabung?" Sebuah kalimat yang membuat Karin tanpa pikir panjang bangkit dan malangkah ke ranjang. Berpelukan ketiga wanita itu membuat Nagato mengusap cepat ujung matanya sebelum ada yang melihatnya.
Kenapa jadi dramatis sekali? Adegan ini benar-benar menyentuh lubuk hatinya, sebagai seorang ayah dan suami, melihat kondisi ketiga orang itu membuat hatinya menghangat.
Seorang maid menghampirinya lalu mengatakan sesuatu. Setelah maid mengundurkan diri, Nagato lalu berdiri dan berdehem singkat. "Maaf mengganggu waktu berharga kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Good For You [ SASUSAKU ]
Fanfiction[SASUSAKU] Selesai! Sakura terlalu nyaman dengan kehidupannya yang sekarang, hanya saja semua itu harus berubah ketika ibunya memohon agar ia kembali ke Jepang dan bergabung dengan keluarga baru ibunya. Ia harus meninggalkan kehidupannya yang bebas...