Vote dan Komen
"Tuan, bisakah kau berhenti sebentar? Para pemimpin perusahaan pasti kesal jika kau datang terlambat."Teguran yang dilayangkan Kakashi dibalas tatapan bertanya oleh Sasuke. Pria yang telah memasuki kepala tiga itu melepaskan kacamata baca yang sedari tadi bertengger pada hidungnya yang bangir.
"Jika mereka tidak suka, batalkan saja kerja samanya."
Ucapan Sasuke yang terdengar biasa membuat Kakashi menghela napas pasrah. Sasuke telah menyelesaikan perkerjaan dan seharusnya sekarang mereka mengunjungi restoran untuk ikut makan sekaligus membahas proyek terbaru bersama pemimpin Uzumaki Company dan beberapa perusahaan besar lainnya.
Tapi yang Uchiha Sasuke lakukan setelah menyelesaikan tanda tangan beberapa berkas, yang dilakukan pemimpin mereka ini hanya terus memandangi wallpaper ponsel dan terus tersenyum.
Sasuke berdiri lalu melangkah ke sudut lain ruangannya. Ia ambil sebuah gelas sloki juga sebotol anggur merah. Menuangkan cairan itu pada gelas sloki, Sasuke menggoyangkan pelan gelas itu lalu menyesap sesaat mata dipejamkan.
"Tidak bisa dirimu saja yang perwakilan? Aku ingin pulang."
Sasuke duduk pada sofa. Jas telah terlepas, menampilkan tubuh kekar yang dibalut kemeja putih juga vest jas. Sasuke belum istirahat secara benar belakangan ini. Ia benar-benar semakin sibuk menangani segalanya bersama Itachi.
Cabang-cabang baru perusahaan juga tak luput. Bulan depan Itachi juga harus pindah ke cabang utama mereka di Inggris dan mengembangkannya. Otomatis Sasuke yang menangani segala yang di Jepang bahkan negara Asia lain dibantu Fugaku dan Obito.
Sasuke menyalakan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Aku ada kepentingan lain. Kakashi yang akan mewakiliku."
Belum sempat Uzumaki Naruto mengucapkan sesuatu, panggilan itu Sasuke akhiri.
Meletakan gelas di meja, Sasuke bangkit, memutari meja kecil itu dengan pelan. Menarik suit hitam yang dijahit khusus untuknya, ia pakai membungkus tubuhnya yang kekar dan tegap secara sempurna.
Usia matang yang membuatnya terlihat semakin panas dan menawan.
Sasuke melirik jam tangan mahal pada lengannya lalu tersenyum.
Mereka pasti sudah di rumah.
Kakashi menghela napas. Sasuke telah keluar dari ruangan, tidak mengijinkan siapa pun ikut karena pasti atasan mereka itu ingin mengendarai mobil sendiri.
Kakashi tidak mungkin menghalangi jika Uchiha Sasuke telah memutuskan sesuatu. Apalagi terkait keluarga, sudah pasti tidak ada yang lebih penting dan utama bahkan timbunan kekayaan Uchiha juga berbagai tender raksasa milik Uchiha tak dapat dibandingi dengan seberapa penting keluarga.
Berbeda dari beberapa tahun yang lalu, Uchiha kini semakin tertutup dari berbagai media.
List keluarga terkaya yang sering ditampilkan media juga tak memuat marga Uchiha meskipun seluruh masyarakat Jepang tahu benar Uchiha bahkan lebih dari semua.
Sekarang, saat di mana internet semakin cepat menampilkan informasi, Uchiha sama sekali tidak memperbolehkan berita mana memuat nama mereka. Informasi tidak lagi tersebar dengan bebas pada artikel-artikel di papan pencarian.
Mengendarai Rolls-Royce Wraith miliknya selama dua puluh menit, Sasuke akhirnya memasuki gerbang mansion berlantai tiga dengan gaya mediterania. Kediaman yang sudah di tempati empat tahun ini. Adalah karya tangan istrinya, yang mendesain segalanya.
Sasuke memarkirkan mobil bersama berbagai kendaraan mewah lainnya di garasi, ia berikan kunci itu pada salah satu penjaga yang secara sikap menerima.
...
Sakura meletakkan MacBook ketika tawa dan pekikan dapat ia dengar. Sakura merapikan segala alat kerja di atas meja, layar yang menampilkan desain bangunan juga dimatikan.
Kegiatan yang akan ia lakukan setelah menjemput Sarada di taman kanak-kanak. Mengapa anak tumbuh sangat cepat? Sakura menggeleng pelan ketika teringat permintaan Sarada yang kadang aneh.
Seperti beberapa hari lalu ketika Sarada meminta pada papanya untuk memelihara seekor macan tutul. Dengan mudahnya Sasuke mengabulkan permintaan gadis kecil itu, dan lihat, belum satu minggu, sebuah kandang yang baru dibuat di halaman belakang telah di tempati hewan itu.
Langkah Sakura menuju tangga-tangga yang akan membawanya ke kamar Sarada. Membuka pintu dengan pelan, Sakura mendapati Sasuke yang sedang menggendong Sarada dan menyerang gadis kecil itu dengan ciuman gemas.
"Mama! Mama! Papa bilang besok kita pergi ke Maldives. Kita akan berenang."
Sarada minta di turunkan. Gadis berusia lima tahun itu melangkah cepat keluar.
"Kalau begitu aku ingin bibi Akame membantuku memilih baju."
Sakura mengulas senyum atas keceriaan Sarada, meninggalkannya dengan Sasuke yang masih berdiri dan menatapnya. Sasuke mendekati meja Sarada untuk mengambil se-bucket white camellia. Untuk diberikan padanya.
Sasuke melangkah.
Semakin dekat, hingga jarak terkikis habis.
Bisikan lembut Sasuke dengan harum pria itu sudah cukup membuat Sakura pusing. Lengan kekar yang melingkari sempurna pada perut rampingnya, menariknya kian rapat.
"Papa is home, mama."
Suara rendah dan berat yang mampu membuat Sakura terbuai akan pesona pria dewasa itu. Lalu ketika Sasuke telah membawanya pada ciuman lambat yang basah, Sakura tidak lagi mampu menahan bobot tubuh.
"Mama masih ingat permintaan Sarada kemarin malam, kan? Atau perlu papa ingatkan?"
Sakura mendorong dada Sasuke lalu menggeleng tidak habis pikir. Namun, gerakan itu berganti dengan senyum ketika Sasuke berjongkok lalu menarik Sakura dekat.
Blouse lengan panjang putih dengan tiga kancing terbuka, yang dimasukkan pada slim fit itu perlahan di keluarkan. Sasuke menempelkan bibirnya pada permukaan kulit perut Sakura yang halus dan harum.
"Cepat-cepat besar, jagoan papa. Kau harus tahu bahwa mama sangat cantik, tapi jangan coba-coba rebut perhatian mama dari papa."
Sakura jadi ingat Sarada yang memohon untuk memberikannya dua adik laki-laki. Permintaan yang membuat Sasuke semangat dan tidak melepaskan Sakura setiap malam.
Gimana pendapat kalian untuk cerita ini?Terima kasih untuk kalian yang setia ikuti cerita ini dari chapter awal🤍🥰
Saya akan kembali dengan cerita-cerita lainnya. Untuk itu, jangan bosan menunggu ygy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good For You [ SASUSAKU ]
Fanfiction[SASUSAKU] Selesai! Sakura terlalu nyaman dengan kehidupannya yang sekarang, hanya saja semua itu harus berubah ketika ibunya memohon agar ia kembali ke Jepang dan bergabung dengan keluarga baru ibunya. Ia harus meninggalkan kehidupannya yang bebas...