Rumah bagiku adalah pelabuhan ternyaman di tengah badai kehidupan. Dinding-dindingnya yang kokoh bagai benteng, melindungi dari segala hiruk pikuk dunia luar. Di sini, aku menemukan kedamaian yang tak tergantikan. Setiap sudut ruangan menyimpan kenangan manis yang tak lekang oleh waktu. Bau cat baru yang samar-samar tercium membawaku pada nostalgia masa kecil.
Ruang tamu adalah jantung rumah, tempat di mana keluarga berkumpul, tertawa, dan berbagi cerita. Di sini, aku belajar arti kebersamaan dan kasih sayang. Dapur, dengan aroma masakan Ibu yang menggugah selera, adalah surga dunia. Setiap suapan terasa istimewa, seakan membawa kembali ke pelukan hangat keluarga.
Kamar tidurku adalah istanaku pribadi. Di sini, aku bebas bermimpi, mengembara dalam imajinasi yang tak terbatas. Buku-buku kesayanganku berjejer rapi di rak, menemaniku dalam petualangan seru. Cahaya rembulan yang menembus jendela menjadi saksi bisu saat aku mencurahkan isi hati dalam diary.
Halaman belakang adalah perpanjangan rumahku. Pohon mangga tua menjadi tempat favoritku untuk bersantai menikmati semilir angin. Suara kicau burung dan gemericik air kolam ikan menciptakan harmoni yang menenangkan jiwa. Di sini, aku merasa begitu dekat dengan alam, merasakan kedamaian yang hanya bisa ditemukan di rumah.
Rumah bukan sekadar bangunan fisik, melainkan juga tempat di mana jiwa menemukan kenyamanan. Ia adalah cerminan diri kita, tempat kita tumbuh dan berkembang. Rumah adalah tempat di mana cinta, kasih sayang, dan kebahagiaan bersemayam. Di sini, aku menemukan jati diriku yang sesungguhnya.
Senin, 02-12-2024
YOU ARE READING
Aku, Kamu, Kita : Simfoni kehidupan
PoetryPernahkah kamu merasa ada yang kurang dalam hidupmu? Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kamu merasa seperti ini atau seperti itu? Mungkin saja jawabannya terletak pada keluarga, tempat di mana kita pertama kali belajar tentang cinta, kehilangan...