Sahabat... kata yang sederhana, tapi maknanya begitu dalam bagiku. Dia bukan sekadar teman yang sering diajak bermain, tapi lebih dari itu. Sahabat adalah cerminan diriku, tempatku berteduh saat badai menerpa, dan bintang yang menerangi jalanku dalam kegelapan.
Aku sering membayangkan persahabatan itu seperti sebuah pohon besar yang terus tumbuh dan berkembang. Akarnya tertanam kuat dalam kepercayaan, saling memahami, dan dukungan tanpa syarat. Batangnya adalah kenangan indah yang kita ukir bersama, tawa lepas, dan air mata yang pernah kita tumpahkan. Dahan-dahannya adalah mimpi dan cita-cita yang kita bagi, saling menyemangati untuk meraihnya.
Sahabat adalah orang yang mengenaliku lebih dari siapa pun. Dia tahu bagaimana cara menghiburku saat aku sedih, bagaimana cara membuatku tertawa saat aku merasa tertekan, dan bagaimana cara memberiku nasihat yang bijak saat aku bingung. Dia adalah pendengar yang baik, selalu siap mendengarkan keluh kesahku tanpa menghakimi.
Dalam persahabatan, aku merasa bebas menjadi diriku sendiri. Aku bisa menjadi konyol, bisa menjadi serius, bisa menjadi apa saja tanpa harus takut dihakimi. Aku merasa diterima apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Sahabat adalah harta yang tak ternilai bagiku. Dia adalah hadiah terindah yang pernah kuterima dalam hidup. Aku bersyukur memiliki sahabat yang selalu ada untukku, dalam suka dan duka. Persahabatan yang kita bangun akan terus kukenang seumur hidupku.
Minggu, 22 Desember 2024
YOU ARE READING
Aku, Kamu, Kita : Simfoni kehidupan
PoetryPernahkah kamu merasa ada yang kurang dalam hidupmu? Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kamu merasa seperti ini atau seperti itu? Mungkin saja jawabannya terletak pada keluarga, tempat di mana kita pertama kali belajar tentang cinta, kehilangan...