Aku adalah bagian dari sebuah keluarga yang sering disebut 'Keluarga Cemara'. Kata-kata itu terasa begitu hangat di telingaku, seakan-akan menggambarkan pohon cemara yang kokoh dan hijau sepanjang tahun. Pohon cemara itu adalah kami, keluarga kecilku, yang selalu berusaha tumbuh bersama dalam suka dan duka.
Ayah, sosok yang kuat dan menjadi penopang utama keluarga. Ia bagaikan akar pohon cemara, yang menancap dalam dan kokoh, memberikan kami pondasi yang kuat. Ibu, dengan kelembutan hatinya, adalah ranting-ranting yang selalu merangkul kami. Ia mengajarkan kami arti kasih sayang dan pengorbanan.
Aku dan saudara-saudaraku adalah daun-daun kecil yang menghiasi pohon cemara itu. Kami tumbuh bersama, saling melengkapi, dan kadang-kadang juga bertengkar. Namun, pada akhirnya, kami selalu bersatu kembali.
Kehidupan kami sederhana, penuh dengan tawa dan canda. Kami belajar banyak hal dari pengalaman bersama. Ayah mengajarkan kami pentingnya bekerja keras, Ibu mengajarkan kami arti kepedulian, dan saudara-saudaraku mengajarkan kami arti persahabatan.
Keluarga Cemara bagiku adalah sebuah tempat di mana aku merasa aman dan nyaman. Di sini, aku bisa menjadi diri sendiri tanpa harus takut dihakimi. Di sini, aku selalu merasa dicintai dan didukung.
Meskipun kadang kami menghadapi masalah, namun kami selalu berusaha untuk saling menguatkan. Persatuan dan kasih sayang adalah kekuatan terbesar keluarga kami. Aku bersyukur memiliki keluarga seperti mereka. Keluarga Cemara, bagiku, adalah harta yang paling berharga.
Selasa, 21 Januari 2025
YOU ARE READING
Aku, Kamu, Kita : Simfoni kehidupan
PoetryPernahkah kamu merasa ada yang kurang dalam hidupmu? Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kamu merasa seperti ini atau seperti itu? Mungkin saja jawabannya terletak pada keluarga, tempat di mana kita pertama kali belajar tentang cinta, kehilangan...