Kesedihan itu seperti awan kelabu yang perlahan menyelimuti langit biru dalam diriku. Saat ia datang, dunia terasa redup, suara-suara sekitar menjadi samar, dan langkahku terasa berat. Setiap helaan napas terasa sesak, seakan ada beban berat yang menindih dada.
Aku sering membandingkan kesedihan dengan lautan yang luas dan dalam. Ketika terombang-ambing di tengahnya, aku merasa kecil dan tak berdaya. Gelombang emosi menerpa dari segala arah, membuatku sulit untuk menemukan titik tumpu. Kadang, aku merasa seperti sedang tenggelam dalam kesendirian yang mendalam.
Kesedihan juga bisa terasa seperti luka yang perlahan mengering. Meskipun luka itu sudah mulai sembuh, bekasnya tetap ada. Terkadang, sebuah kenangan atau peristiwa kecil dapat kembali membuka luka itu dan membuatku merasakan sakit yang sama seperti dulu.
Namun, di balik kegelapan kesedihan, ada secercah harapan yang selalu menyala. Aku percaya bahwa setiap badai pasti akan berlalu. Kesedihan adalah bagian alami dari kehidupan, dan dengan menghadapinya dengan keberanian, aku yakin akan mampu bangkit kembali dan menemukan kebahagiaan.
Dalam sudut pandangku, kesedihan adalah sebuah emosi yang kompleks dan mendalam. Ia bisa muncul karena berbagai alasan, seperti kehilangan, kekecewaan, atau rasa tidak berdaya. Namun, melalui kesedihan, kita dapat belajar banyak hal tentang diri kita sendiri dan menjadi pribadi yang lebih kuat.
Minggu, 5 Januari 2025
YOU ARE READING
Aku, Kamu, Kita : Simfoni kehidupan
PoetryPernahkah kamu merasa ada yang kurang dalam hidupmu? Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kamu merasa seperti ini atau seperti itu? Mungkin saja jawabannya terletak pada keluarga, tempat di mana kita pertama kali belajar tentang cinta, kehilangan...