32

185 31 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...
..
.


Dingin, entah berapa suhunya namun tubuh Doyoung menggigil, ia gigit bibirnya merasakan nyeri pada kepalanya bersama dengan otak yang ia paksa terus menerus menghitung agar tidak hilang fokus dan dikalahkan oleh suara-suara yang terdengar oleh rungu bersama suara dengungan desibel tinggi.


'Kosongkan pikiranmu'




'Dengarkan suaraku'


Beberapa waktu lalu yang entah jam berapa dan entah pula terjadi di malam atau siang hari sebab ia sudah tidak tau lagi perihal itu, Jeonghan kembali datanginya, dan masih sama seperti kemarin Jeonghan bukan lagi sosok yang ia kenali,ia rasa otaknya Jeonghan sudah dicuci, sudah dimanipulasi dan mungkin caranya sama seperti alat yang ada di sepasang daun telinganya ini?



"Selamat pagi 0102" Jeonghan beranjak mendekati Doyoung di brangkat lalu memaksanya duduk. Jeonghan menatapnya kosong bak belum tau apa yang harus dilakukannya, seperti belum mendapatkan perintah?


Jeonghan lantas membuka semua ikat yang membelenggu tubuh Doyoung kecuali pada alat yang menggumpal telinga Doyoung setelah beberapa detik membeku.


"Ha...Han...?" Doyoung mencoba memanggil meskipun dia tak cukup mendengar suaranya sendiri "Ha...Han... Han..." Doyoung kembali memangil ketika kawanya itu sibuk mengaduk mangkuk yang mungkin berisi bubur seperti hari kemarin.



Yang dipanggil menoleh namun bukan karena merasa terpanggil, Jeonghan menoleh sebab mangkuk makanan Doyoung sudah jadi "0102 harus makan ya cantik" Katanya dengan begitu datar.


Doyoung menggeliat panik, sudah tidak ada apapun yang halangi tubuhnya untuk bergerak, namun ia merasa lemas. Jeonghan lantas menarik kepala Doyoung untuk mendongak, ia suapkan setiap sendok bubur seperti hari kemarin.

"0102, Lily, kamu harus mandi sehabis ini ya, tuan akan datang berkunjung dan melihat perkembanganmu" Jeonghan tersenyum dengan sorot mata yang kosong, ketika bubur masih berada di mulut Doyoung, Jeonghan mengambil gelas air dan memaksa Doyoung menelannya hingga Doyoung terbatuk-batuk.


Bunyi dengungan di telinganya berhenti seketika saat Jeonghan mengambil penyumpal telinganya, setelah itu Doyoung baru bisa mendengarkan dengan jelas suaranya pun suara milik Jeonghan.



"Han? Ki... Kita pergi yu? Demi Tuhan apapun yang dia bilang ke elo tuh bohong, dia bohong Han" Doyoung merangkak coba menggapai-gapai Jeonghan di ujung ruangan yang kini sibuk dengan baskom.



Brugh...



Doyoung jatuh dari ranjang, hendak ia berdiri namun ia menyadari kakinya tidak sakit, kakinya mati rasa hingga lemas seperti gumpalan jelly. Doyoung panik seketika saat menyadari kakinya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, ia lantas terburu-buru merangkak menghampiri Jeonghan.



Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang