pertama (part 2)🌼

43 7 3
                                    


Makassar panas banget keluar saat jam 2 siang,ditambah survey lokasi proyek rasanya sungguh luar biasa pemirsa.Aku bahkan harus tacap sunsreen saat akan turun dari mobil,luar biasa matahari di Makasar.Kita survey sampai jam 4 sore tadi ada beberapa hal yang harus dibicarakan,setelah itu kami memutuskan untuk makan Coto Makassar dan es pisang ijo.
Masya Allah saat es pisang ijo menyentuh tenggorokan rasanya nikmat luar biasa.

"Tari memang the best kalau pilih tempat makan,nggak pernah salah selalu enak."ucap pak Danu saat kita baru masuk mobil setelah makan.

"Pak Danu bisa aja,itu dapat rekomendasi dari temen kost kebetulan asli Makassar dan ternyata beneran enak."jawabku.

"Heeum enak bener nggak gib?"

"Heum enak."jawabku sambil terus sibuk dengan tab ditanganku.

"Manusia kok pelit banget ngomong,pantes aja jomblo dari lahir "

"Sok tahu banget."ucapku sewot.

"Eh ehe kalian berdua kan jomblo kenapa nggak pacaran aja atau langsung nikah aja."

Ucapan pak Danu membuatku serba salah,aku memilih mengacuhkan ucapannya sedang pak Gibran malahan menjawab
"Ok bisa dipertimbangkan."

What!!ini orang nggak pernah ngomong kalau bukan kerjaan,
giliran ngomong seenak jidatnya aja,manusia aneh batinku.
Sampai hotel aku memilih langsung kekamar,sedang para pria masih dibawah katanya mau ngopi dulu.

Sampai kamar aku langsung membersihkan diri dan menelfon ibu,sudah jadi kebiasaan minimal sehari sekali harus telfon ibu,tanya kabar dan keadaan beliau hari ini.

Malam hari selepas sholat isya kita makan seafood di pinggir pantai,ini rekomendasi dari pak Danu katanya enak dan ternyata enak banget menurutku.

"Ibu sehat ??"

Ucapan pak Gibran mengejutkan kita berdua,belum aku menjawab suatu pak Danu sudah dulu terdengar "ibu siapa?"

"Ibuknya Tari,nggak mungkin tanya ibumu yang sudah di surga."jawabnya ketus.

"Makanya bilang yang jelas bro,
udah kalian ngobrol,gue ada janji sama temen kuliah.Nanti gue langsung balik ke hotel."

"Ohh ok"jawabku.Danu itu masih jomblo tapi dia terkenal playboy sering gonta-ganti cewek.

"Jadi ibu sehat Tari??"aku mengulangi lagi pertanyaaanku tadi pada Tari.

"Alhamdullilah sehat pak."aku bingung jika harus ngobrol dengan beliau,kita biasa ngobrol tentang kerjaan jadi kaku.

"Kita diluar kantor,jadi santai aja nggak usah sekaku itu "

"Ohh ya pak,mungkin karena belum terbiasa aja."jawabku.

"Dibiasakan mulai sekarang bisa??"

"Bisa pak."ini maksudnya gimana,aneh banget bapak satu ini tiba-tiba bilang gitu.

"Dikantor kita atasan dan bawahan,tapi diluar kantor bisa kan jadi teman atau mungkin lebih."aku orang yang nggak bisa basa-basi,kaku sama cewek.

"Ohh ya pak."ini maksudnya aku berteman dengan atasanku sendiri gitu,ogg nggak mungkin.

"Kamu suka pantai??"

"Saya lebih suka gunung,dari kecil saya lahir dan besar di kaki gunung Merbabu jadi alam sudah jadi teman saya pak.Saya selalu kangen rumah jika melihat gunung,bahkan walau itu cuma sekedar gambar."ucapku jujur.

"Keren pasti ya tinggal di daerah pegunungan,udara disana pasti dingin ya."aku mulai mencoba membuka obrolan dengan Tari walau pun masih kaku.

"Udaranya sejuk tidak panas seperti Jakarta,apa lagi rumah saya terletak di lereng gunung Merbabu sudah pasti dingin."

CeritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang