pertama(part 6)🌼

57 7 4
                                    


Menikah adalah list terakhir dalam hidupku 2 bulan yang lalu.
Fokusku dulu hanya bekerja,ibu,
Diki dan kuliah,setelah itu pengin lanjut S3 sudah cuma itu.
Tak pernah berfikir hidupku akan berubah sejak 2 bulan yang lalu,dua bulan yang penuh warna,banyak keajaiban-keajaiban yang terjadi dalam hidupku.Keajaiban yang mengubah jalan hidupku dari seorang wanita single menjadi calon pengantin wanita.Setelah rangkaian acara adat yang dimulai sejak kemarin hari ini adalah puncak acaranya,dari semalam aku sudah tidak bisa tidur.Semalam aku tidur bertiga dengan ibu dan Diki,itu adalah permintaanku,karena setelah hari ini statusku sudah berubah.
Belum tentu juga bisa tidur kruntelan bertiga,tidur bertiga jadi tradisi saat aku mudik dan hari ini mungkin yang terakhir.

Diki sudah menghafal ijab qobul sejak semalam,ya aku mau Diki yang menikahkan aku sebagai adik kandungku bukan orang lain.Dia sudah baliq karena usianya 20 tahun,dia juga sehat secara jasmani dan rohani.Walau awalnya ditolak oleh pihak keluarga bapak karena masih ada pak Dhe dan om saudara kandung bapak dan bisa jadi wali nikah untukku.Tapi aku menolak tegas,sejak pendaftaran awal berkas pernikahan di KUA aku sudah bilang wali nikahku Diki bukan yang lain.Kalau ribut dan nggak setuju ya udah tidak akan ada undangan untuk semua keluarga terdekat bapak dan acara akan aku pindah ke Jakarta.Mungkin terdengar egois, tapi memang aku hanya mau adik kandungku yang jadi wali nikahku bukan yang lain.

Saat bapak meninggalkan kami bertiga aja keluarga bapak lepas tangan,kita harus berjuang sendiri sampai bisa di titik ini.
Jadi aku pun ingin di hari bahagiaku,biarlah aku yang menentukan apa yang aku mau tanpa ada campur tangan orang lain.Diki adalah adik kandung laki-laki jadi sah untuk jadi wali nikahku,kakak perempuannya.

Semuanya sudah selesai bahkan aku melihat mas Gibran sudah duduk berhadapan dengan Diki dan penghulu juga saksi nikah kami.Dari pihak mas Gibran saksi nikah adalah pak dhe Raksa dan dari pihakku ada Om Budi.
Aku menunggu dikamar ditemani Ghaida dan Ghea,aku sudah berkeringat dingin bahkan tadi sempet kebelet pipis tapi nggak bisa sangking tegangnya.

"Rileks mbak,, bismillah."ucap Ghaida menggenggam erta tanganku.Aku hanya tersenyum sebagai jawabannya,mau ngomong aja mulut ini rasanya kaku banget sangking tegangnya.
Aku menatap layar didepanku dengan seksama,mas Gibran kelihatan tampan dengan beskap warna putih tulang yang sangat pas dibadannya.

Bismillahirrahmanirrahim saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Gibran Rajendra Al Fatih bin Almarhum bapak Galih Al Fatih dengan kakak kandung saya sendiri Mentari Indraswari Pramudya binti almarhum bapak Rendra Pramudya dengan mas kawin logam mulia seberat 27.12 gram serta seperangkat perhiasan emas dibayar tunai.

Saya terima nikah dan kawinnya Mentari Indraswari Pramudya binti almarhum bapak Rendra Pramudya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.

"Sah!"

"Sah!"

Alhamdullilah mas Gibran bisa membaca ijab qobul dengan satu tarikan nafasnya,sekarang statusku sudah berubah menjadi seorang istri.Aku mengusap air mataku pelan Ghaida dan Ghea bahkan sudah gantian memelukku erat.

"Welcome Al Fatih family mbak Tari,selamat jadi istri manusia kaku macam abang,sabar² ngadepin abang yang kaku."ucap Ghaida dan Ghea bersamaan.

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan dua adik iparku,setelah itu aku diapit kedua adik iparku untuk menuju tempat akad nikah.Senyum yang selalu kuukir saat keluar dari kamar tiba² saja luntur begitu sampai venue acara akad nikah.
Jantungku rasanya berdetak lebih kencang dan air mataku mulai mengembun.

Mas Gibran terlihat gagah sudah berdiri menungguku di sebelah meja akad,aku mulai berkaca-kaca saat langkahku semakin mendekat.Uluran tangan kanannya menyambut kedatanganku dengan mengucap bismillah aku menerima uluran tangannya.Saat kedua jari kami bertaut nyatanya kita berdua sama² meneteskan air mata,ini air mata kebahagiaan,akhirnya kita sampai pada titik ini.

CeritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang