Keadaan Diki alhamdullilah semakin hari semakin membaik.
Kemarin baru di lakukan ct scan ulang,untuk mengetahui kondisi pendarahan pasca operasi,
alhamdullilah hasilnya baik.Hasil rongent di tangan kiri juga baik,tinggal proses recovery.
Pihak tersangka dari kecelakaan Diki sudah berkunjung kemarin,
kita selesaikan secara kekeluargaan dan mereka akan menanggung biaya pengobatan Diki sampai sembuh nanti.Aku merasa cukup lega,paling nggak kita nggak terlalu merepotkan pak Gibran lebih banyak lagi."Mbak cuti berapa hari?"ucap Diki saat ia baru selesai makan siang,ini makan sendiri ya nggak minta disuapin lagi.
"Minggu sudah harus balik,maaf ya mbak nggak bisa cuti lama buat nemenin kamu sampai sembuh."Aku merasa bersalah aja karena ibu yang selalu stay disini.
"Kenapa minta maaf, harusnya Diki yang minta maaf karena sudah bikin ibu dan mbak repot gini."ucapnya pelan.
"Namanya musibah kita kan nggak ada yang tahu dek kapan datangnya,udah pokoknya nggak usah mikirin apa pun,konsen aja biar cepet sembuh."ucapku.
"Ya mbak,maaf juga ya aku jadi molor satu semester buat pemulihan."
"Nggak papa masih bisa dikerjar ketertinggalannya,udah nggak usah sedih gitu mbak nggak papa ko.Kamu harus semangat sembuh biar bisa datang ke Jakarta bulan depan."dia nggak tahu kalau aku wisuda.
"Mbak ada acara di Jakarta??"
"Pastilah,mbak wisuda magister jadi kamu dan ibu harus datang.
Jadi nggak usah mikirin apa pun,
penting kamu sehat."aku menepuk pelan pundaknya."Wuiiss mbak hebat,nggak perlu koar koar tiba² wisuda.Mbak kuliah dimana dan ambil apa??"
"Ambil manajemen biar nggak beda jauh sama kerjaan dan mbak kuliah di UI."jawabku.
"Masya Allah keren banget,bisa kuliah sambil kerja,aku pengin kaya mbak suatu saat nanti."
"Biasa aja,mbak nggak sehebat itu,kamu pasti bisa asal mau berusaha.Capek sudah pasti,lelah jangan ditanya tapi harus tetap semangat, ingat tujuan awal kita kuliah buat apa."jelasku.
"Doakan aku bisa kaya mbak ya."
"Mbak berdoa kamu harus lebih dari mbak dan ibu,mbak yakin kamu pasti bisa."aku memeluk adikku sekilas,jarak usia kita yang berbeda 10 tahun buat aku menganggapnya adik kecil walau pun kini usianya sudah 20 tahun.
"Aaminn semoga ya mbak,yang kemarin kesini itu bosnya mbak ya,aku cuma lihat sekilas nggak jelas banget wajahnya."
"Heeum ada pak Gibran bos dikantor dan pak Danu asisten beliau,waktu ibu telfon mbak itu pas lagi di Semarang.Ada sedikit masalah dikantor cabang yang disana,jadi begitu tahu kamu kena musibah kita langsung gas ke Jogjakarta."ucapku.
"Maaf ya mbak jadi ganggu kerjaan mbak dan yang lainnya."
"Ini musibah nggak ada jadwalnya,mbak juga niatnya malam baru mau pulang ke rumah.Kerjaan sudah selesai kok kita kebut hampir dua malam nggak tidur."ucapku sambil tertawa.
"Mbk harus jaga kesehatan jangan kerja terlalu keras,jangan diforsir juga tenaganya."
"Ya ya adik kecilku yang bawel."
aku mengusap kepalanya yang botak karena operasi."Aku udah 20tahun bukan anak kecil lagi ya mbak."
"Bagi mbak kamu tetap adik kecilnya mbak."dan Diki pun hanya mendengkus sebal mendengar ucapanku barusan.
🌼🌼🌼🌼🌼
Sore ini banyak tamu dari Salatiga yang menjenguk Diki ke RS.Ada beberapa orang keluarga ibu,juga ada Om Andi,istri dan anak anaknya.Memang kalau orang desa kayak jadi tradisi kalau ada tetangga atau kerabat yang sakit pasti berduyun duyun untuk datang membesuk,baik di RS atau dirumah nanti.
![](https://img.wattpad.com/cover/373717526-288-k802092.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritaku
General FictionWAJIB Follow dulu ya sebelum membaca thanks !!!! Ini berisri kumpulan cerita dan yang pasti dengan konflik yang ringan dan berakhir dengan happy ending karena aku nggak suka sad ending. Ini murni karangan saya pribadi dan masih dalam tahap belajar.J...