pertama (part 3)🌼

70 8 6
                                    


Kondisi Diki alhamdullilah semakin baik,dia sudah mulai belajar membalikan badan,
mulai  dari miring kiri dan miring kanan.Harus sabar karena masih banyak serangkaian pengobatan dan terapi sampai dia pulih.
Sebuah keajaiban dia bisa sadar dalam keadaan normal setelah pendarahan otak.Dia nggak amnesia,pikun atau ada masalah lain pada anggota tubuhnya.
Sudah melalui serangkaian tahap observasi akhirnya dokter menyatakan semuanya normal tinggal recovery aja.Aku bersyukur masa sulit itu bisa dilewati,tinggal recovery yang butuh lebih banyak kesabaran.

Aku ikut kembali ke Jakarta Minggu sore karena Senin harus sidang tesis.Tapi setelah itu aku ambil cuti 1 Minggu kedepan demi menjaga Diki.Aku lebih banyak diam,jika ditanya jawab enggak ya udah aku diam dan memilih tidur.Sampai kost sudah malam,aku langsung bersih² dan tidur,besok harus bangun lagi untuk mempersiapkan semuanya.Bismillah semoga Allah melancarkan semuanya,ibu menangis haru saat aku meminta doa untuk sidang besok, beliau memang nggak tahu kalau aku lanjut kuliah.Aku memang pengin kasih surprise saat mau sidang atau wisuda baru ibu tak kasih tahu.Wisuda kemungkinan akhir bulan depan,tinggal nunggu hasil sidang hari ini dan daftar untuk sidang.

Pagi menjelang aku bersiap untuk kekampus,aku sengaja datang lebih awal demi bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin saat sidang nanti.Aku urutan pertama dan berlangsung hampir dua jam,deg degan tapi aku pasrah semuanya pada sang maha kuasa.Detik berganti menit pun berganti jam,aku dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude,
perjuangkan selama ini dibayar dengan nilai yg memuaskan.
Aku bisa menyelesaikan pendidikan magister tepat dua tahun besok saat wisuda.Ini diluar prediksi aku tapi Allah memudahkan segala urusanku.

Keluar ruang sudah ada beberapa teman saru angkatan yang sudah menunggu,ada yang bawa bunga dan hadiah lainnya.
Tapi ada yang menarik perhatianku,ini aku nggak salah liat kan?nggak halusinasi.Aku melihat pak Gibran bersandar ditiang penyangga,dengan satu hp ditangan kanan dan sebuah money buket ditangan kiri.Aku boleh GR nggak dia datang untukku,tapi bisa jadi untuk orang lain.Banyak yang sidang hari ini jadi bisa jadi salah satu dari mereka adakah yang beliau tunggu,tapi bukan aku.

"Mentari."aku mendongak saat mendengar riuh suara beberapa orang,setelah aku liat ternyata Mentari sudah berjalan kearahku."selamat Tari,semoga ilmunya berkah dunia, akhirat aamiin."ucapku tulus.

"Terima kasih pak,bapak sudah lama disini??"tanyaku heran.

"Mungkin sekitar 30 menit yang lalu,ohh ini buat kamu,semoga suka."aku menyerahkan money buket yang aku pesan tadi pagi.
Kata Danu cewek itu suka uang dan dia juga yang pesan ini,aku tinggal bawa aja pas kesini.

"Ohh terima kasih malahan jadi ngerepotin."ucapku tak enak.

"Nggak repot ko,tapi kamu suka kan???"aku takut kalau dia nggak suka.

"Suka,suka banget malahan.Ini boleh kan uangnya aku pakai buat bayar kost,ini asli kan??"
ucapku sambil terkekeh.

"Boleh lah boleh banget,ini asli tadi Danu yang pesan.Habisnya saya bingung mau kasih kamu apa."aku mau tanya Gea awalnya tapi takut di cenge cengin,jadi lebih baik tanya Danu "kamu mau langsung pulang??"

"Mau langsung kekost pak,saya mau pulang ke Jogja nanti malam."hari ini naik kereta langsung ke Jogja.

"Saya antar ya sekalian kita makan siang mau??"aku mencoba peruntungan siapa tahu rejeki kan alhamdullilah.

"Boleh,kalau nggak ngerepotin".
Aku takut aja beliau repot karena mengantarku pulang.

"Sama sekali nggak repot,sini saya nanti bawakan,kamu bisa jalan dulu."aku menerima beberapa buket bunga dari Tari.
Ini mungkin pemberian teman satu angkatan.

"Terima kasih pak."aku berucap sambil berjalan mendahuluinya,
kenapa aku deg degan ya diperhatikan gini,aku takut baper tapi beneran ini aku baper bantinku.

CeritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang