Welcome!
This story is made with love, so please respect it. Read, enjoy, and support!
Jangan lupa follow Instagram aku ya [@astihrbooks_]
ֶָ֢𐚁๋࣭⭑ֶָ֢
"Sudah siap untuk pulang?" tanya Galen sambil meletakkan ransel berisi keperluan Ainsley di kursi dekat ranjang.
Pertanyaan sederhana itu seketika menimbulkan gemuruh di dada Ainsley.
Dua minggu. Sudah dua minggu ia menghabiskan waktu di rumah sakit ini. Dua minggu sejak malam yang hampir merenggut segalanya. Dan meskipun tubuhnya perlahan pulih, hatinya belum sepenuhnya utuh.
Ainsley duduk di tepi ranjang, pandangannya menerawang jauh ke jendela, menatap senja yang mulai menelan langit Melbourne. Aroma antiseptik masih menusuk hidungnya, tapi entah kenapa, justru membuatnya merasa... aman.
“Aku tidak mau pulang ke sana,” ucapnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar. Ia menoleh, menatap Galen. “Aku... takut.”
Galen tidak langsung menjawab. Ia hanya tersenyum—tenang, penuh pengertian. Tak ada kata-kata klise yang meluncur, hanya keheningan yang ia biarkan mengisi celah antara mereka. Ia tahu, rasa takut Ainsley bukan hal sepele. Itu nyata. Mengakar.
Perlahan, Galen menurunkan tubuhnya, berlutut di lantai seperti seorang ksatria yang menenangkan ratunya. Ia menggenggam kedua tangan Ainsley, menggenggam seolah dunia bisa runtuh tapi ia tetap akan berada di sana.
“Kalau begitu, ayo pulang… ke rumahku,” ucapnya lembut, namun penuh keyakinan.
Tatapan mereka bersirobok. Tidak ada paksaan, tidak ada tekanan. Hanya sebuah tawaran untuk merasa aman.
“Tinggallah denganku. Kau tidak akan kembali ke tempat yang membuatmu trauma. Bukan sekarang, bukan nanti. Aku akan pastikan, tidak ada seorang pun yang bisa menyakitimu lagi.”
Suaranya rendah, tapi tegas. Seolah ucapannya adalah sumpah yang ia ukir langsung di dinding takdir.
“Kau tidak harus berani hari ini, Ainsley,” bisiknya. “Cukup izinkan aku menjadi keberanianmu untuk sementara waktu.”
Dan di antara lampu temaram rumah sakit dan suara monitor yang berdetak lembut, Ainsley tahu—ia mungkin masih takut, tapi ia tidak sendiri. Tidak lagi.
ֶָ֢𐚁๋࣭⭑ֶָ֢
Ainsley melangkah turun dari mobil dengan pelan. Begitu kakinya menginjak paving blok yang tersusun rapi di depan rumah megah itu, matanya membulat. Ia menatap takjub bangunan modern tiga lantai yang berdiri angkuh namun elegan di tengah kawasan elite yang bahkan sudah mewah dari awalnya.
Rumah itu bukan sekadar besar—ia mendominasi. Dinding kaca lebar, pilar-pilar simetris, permainan lampu yang hangat namun berkelas. Seolah rumah lain di perumahan ini hanyalah latar belakang dari panggung utama yang dimiliki Galen.
"Kau tinggal di rumah sebesar ini... sendirian?" tanya Ainsley, suaranya diselimuti heran dan sedikit tak percaya. Langkahnya pelan, hampir ragu menyentuh marmer berkilau yang menghiasi teras.
"Tidak benar-benar sendiri," jawab Galen, santai di belakangnya. "Ada pelayan, penjaga, dan sistem keamanan yang lebih rumit dari bandara."

KAMU SEDANG MEMBACA
LOSE OR GET YOU
Romance[SEQUEL FADED DESIRE] [BARNABY SERIES II] Tiga tahun lalu, Ainsley Lysander menandatangani surat perceraian dengan tangan gemetar dan hati yang hancur. Ia pergi tanpa menoleh, meninggalkan cinta yang menghanguskan sekaligus luka yang tak kunjung sem...