BAB 52

1K 143 6
                                    

di tenda yang di isi oleh pangeran jinni dan minjeong tengah terjadi perdebatan antara kedua pria tersebut

"kau gila pangeran, ini mustahil untuk kita lakukan" ucap minjeong dengan nada marahnya

jinni memegang kedua pundak minjeong untuk meyakinkan minjeong bahwa apa yang ia rencanakan pasti akan berhasil

"ku mohon bantu aku minjeong dan aku yakin rencana ini pasti akan berhasil"

minjeong menatap jinni yang juga tengah menatapnya

"lalu jika berhasil apakah kerajaan akan mudah menerima keputusan mu itu pangeran? tidak pangeran yang ada istana akan berusaha membunuhmu" jelas minjeong pada jinni

mendengar ucapan minjeong membuat jinni dengan lesuh melepaskan tangannya yang berada pada pundak minjeong dan memilih duduk di pinggiran kasur dengan wajah yang sedih

"aku harus bagaiamana minjeong? aku mencintainya dan dia sudah rela mau ikut dan meninggalkan kerajaannya demi diri ku minjeong"

minjeong sejujurnya cukup sedih dan ingin membantu hanya saja resiko yang mereka hadapi kedepannya akan lebih berat

"aku tak bisa membantu mu banyak hanya saja kau juga harus tau apakah putri tersebut memiliki niat yang buruk atau tidak untuk kerajaan kita"

"tentunya dia tidak sama sekali memiliki niatan buruk seperti yang kau pikirkan, aku sudah mengenalnya cukup lama dan aku yakin dia bukanlah orang seperti itu" tegas jinni menyakinkan minjeong

minjeong tersenyum melihat kilatan cinta yang jinni tunjukan ketika membahas gadis yang dia sukai

"baiklah aku akan mencoba membantu mu untuk melawan raja dari kerajaan musuh tersebut dan kau bisa membawa putri yang kau cintai itu"

senyum jinni langsung mengembang dan langsung memeluk minjeong dengan erat membuat minjeong kaget

"yak lepaskan pangeran apa kau tidak takut di tuduh yang tidak-tidak dengan ku"

plak

minjeong menepuk bahu jinni supaya melepaskan pelukannya namun jinni seolah tak peduli karena rasa senangnya yang sudah membara karena minjeong mau membantunya

"biarkan dulu minjeong aku sedang bahagia ini" jinni terus memeluk minjeong dengan erat membuat minjeong hanya bisa pasrah saja

"ka... "

"YAK KALIAN SEDANG APA? "

teriakan tersebut membuat jinni buru-buru melepas pelukannya pada minjeong

"ya... yak ini buka  seperti yang kau pikirkan" seru minjeong buru-buru sebelum orang tersebut berfikir buruk

"apakah benar? lalu kenapa kalian berpelukan? " tanya orang tersebut

"dia duluan memeluk ku karena sedang bahagia" minjeong cepat-cepat menunjuk jinni supaya terhindar dari tuduhan karena dia masih menyukai seorang wanita apalagi istrinya yang cantik sekali itu

"sudahlah jaemin kau butuh apa sampai ke kamar ku? " tanya jinni yang malah terlihat biasa-biasa saja

"aku hanya di suruh oleh raja yoo untuk memanggil minjeong ke kamarnya" jelas jaemin memberitahukan maksud kedatangannya tersebut

jinni menatap minjeong yang hendak berdiri

"yak minjeong ini kesempatan yang bagus" seru jinni membuat minjeong menghela nafas lelah

"baiklah akan ku usahakan, kalo begitu aku pamit pergi dulu pangeran jinni dan pangeran jaemin" minjeong membungkuk memberi rasa hormat pada kedua pangeran tersebut

MY HIDDEN PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang