BAB 49

822 153 13
                                    

karina masih berdiri di posisinya memandangi kepergian suaminya tersebut

"putri karina apakah kau akan terus berdiam diri di sana? " ucap raja kim membuat karina tersadar dan beralih menatap raja kim, kemudian membungkuk hormat

"terimakasih raja dan maaf karena kelancangan ku tadi"

taeyeon tersenyum menatap menantunya tersebut

"aku tidak masalah tapi kau harus bersiap untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari mereka semua" taeyeon mengarahkan pandangannya pada semua orang yang tengah menatap karina, dan karina pun ikut memperhatikan semua orang yang berbisik-bisik padanya

"ingat kau harus menjelaskan tanpa menyebutkan gelar suami mu" ucap taeyeon dengan pelan

"baik raja"

taeyeon tersenyum pada menantunya tersebut lalu beranjak pergi dari sana di ikuti oleh para prajurit-prajurit yang mengawalnya

setelah raja taeyeon pergi karina di hampiri oleh sang ibu

"ayok kita pulang, kau tidak boleh kelelahan dan tidak boleh melakukan hal-hal yang membahayakan calon penerus klan" ucap irene yang sudah memegang lengan putrinya untuk di bawa pulang sebelum para ratu-ratu lain menyerbu mereka

karina mengangguk mengiyakan

"baik ma"

saat irene dan karina hendak beranjak pergi sebuah suara mengintruksi mereka untuk berhenti

"tunggu putri" teriak seseorang dari arah barisan para keluarga bangsawan

karina dan irene mau tak mau harus berbalik dan menatap orang yang memanggil mereka

"kenapa pangeran lee? " tanya karina

orang yang manggil karina tadi ialah pangeran lee jeno seseorang yang di tolak lamarannya mentah-mentah oleh karina kini tengah menatap karina dengan pandangan yang marah

"apa kau menolak ku karena prajurit rendahan itu? " tanya pangeran jeno dengan kilatan marah

karina yang memang sedang berbadan dua jadi gampang sensitif dan mendengar ucapan pangeran jeno yang menghina suaminya itu. ia pun tersulut dalam emosi

"kau mengatakannya prajurit rendahan?" tanya karina yang kini sudah melepaskan pegangan ibunya pada lengannya

"iya memang benar begitu, dia hanya pengawal rendahan yang bahkan tidak memiliki marga yang selevel dengan kita"

karina menatap nyalang jeno

"tapi dia lebih baik daripada kau sendiri pangeran lee, kau mungkin memiliki marga dan derajat yang sama dengan ku sedangkan dia tidak tapi setidaknya dia tau bagaimana cara menghormati seorang perempuan dengan  benar" jelas karina

jeno akhirnya bungkam karena ucapan karina yang tidak pernah ia duga

karina tersenyum sinis

"kau pikir aku dan yang lainnya tidak mengetahui bagaiamana tabiat mu hmm... jadi jika kau ingin cintra mu sebagai pangeran yang baik hati tidak hancur maka jangan pernah menghina kekasihku dengan mulut sampah mu itu" bisik karina pada jeno membuat jeno kembali terdiam

"nak ayok pulang" ajak irene sebelum emosi putrinya semakin meledak

karina hanya menurut saja ketika di bawa pergi oleh sang ibu dari sana

sedangkan di barisan para bangsawan yang lainnya terlihat giselle yang langsung pergi dari sana tanpa pamit pada siapa pun

ningning melihat ke pergian giselle pun langsung mengikutinya pergi ninggalin kakak sepupunya

"wah karina benar-benar nekat sekali ya" bisik minju pada ningning namun ia tak sadar ningning sudah tidak ada di sana

"ning" panggil minju namun tak ada sahutan

akhirnya ia pun menoleh dan tidak mendapati ningning

"astaga menghilang ke mana bocah itu" gerutu minju pada adik sepupunya itu

"dia mengikuti pangeran giselle tadi, seperti kau tidak tau saja adik mu" bisik yeji yang menempati posisi ningning

"cinta dalam diamnya ntah kapan akan berakhir" balas minju berbisik

yeji terkekeh kecil mendengar ucapan minju

"giselle terlalu fokus akan rasa cintanya pada putri karina tanpa sadar ada seseorang yang juga mencintainya begitu besar sejak lama" balas yeji

"dan kau putri hwang tidak mau mencoba untuk jatuh cinta kah? " tanya minju

"aku? " tanya yeji sambil menunjuk dirinya sendiri

minju mengangguk mengiyakan

"ah cinta terlalu membuat mu lemah dan aku tidak ingin menjadi lemah" balas yeji membuat minju hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar ucapan yeji yang terlihat bodoamat dengan percintaan

"tidak pernah berubah kau"

.
.
.

pangeran giselle tengah duduk di salah satu batu yang ada di halaman belakang istana, ia termenung sambil menatap danau yg ada di depannya

huft

"kadang kala orang yang kita cintai belum tentu mencintai kita balik"

sebuah suara dari belakang membuat giselle menoleh menatap belakang di mana ada ningning yang berjalan menghampirinya dan ikut duduk di sampingnya sambil menatap danau

"kau pasti tau pangeran bahwa cinta gak harus saling memiliki" ningning menatap giselle dengan tatapan teduhnya

giselle terpaku menatap ningning sambil mendengarkan kata demi kata yang di ucapkan oleh ningning

"jika kau benar-benar mencintai putri karina maka kau harus ikhlas melepaskannya untuk bersama dengan kebahagiaannya dan bukannya malah memaksanya pangeran"

"kau tidak akan pernah mengetahui rasanya cinta mun tidak terbalaskan putri" giselle memalingkan wajahnya menatap danau

ningning tersenyum menatao giselle dan ia dengan perlahan mengenggam tangan pangeran kwon tersebut membuat giselle menatapnya dengan sorot mata yang binggung

"kau salah pangeran, aku bahkan sudah merasakannya sejak dulu bagaima rasa cinta ku tidak terbalaskan" ucap ningning membuat giselle menyergit binggung

"siapa orang yang kau sukai? " tanya giselle penasaran

ningning melepaskan genggaman tangannya sambil berdiri dan beranjak pergi namun sebelum pergi dia berbalik menatao giselle

"kau orangnya pangeran, aku mencintai mu sejak kita masih kecil tapi aku memilih untuk memendam semuanya karena aku tau orang yang kau cintai hanyalah putri karina. Pangeran kwon mulai sekarang buka lah mata mu untuk melihat seseorang yang memiliki cinta yang besar untuk mu ketimbang kamu terus terpaku akan rasa cinta yang kau miliki untuk seseorang "setelah mengucapkan itu ningning meninggalkan giselle yang termenung kaget mendengar fakta yang baru saja ia dengar

giselle terus menatap danau dengan pandangan yang kosong seolah-olah pikirannya melayang entah kemana setelah mendengarkan fakta yang baru saja membuatnya kaget

"kau benar aku seharusnya membuka hati ku untuk seseorang yang memiliki cinta yang begitu besar untuk ku" giselle berbalik menatap arah perginya ningning tadi

giselle tersenyum menatap ke arah perginya ningning

"terimakasih putri kim karena kau sudah mau membuka mata dan pikiran ku, dan kali ini izinkan aku untuk mencoba membuka hati ku untuk mu"


































mohon maaf kalo banyak typo yang bertebaran ya
jangan lupa untuk vote, komen dan share ya
.
.
.
semoga suka dengan ceritanya ya

MY HIDDEN PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang