Bab 18: Teka-teki yang Tak Terjawab

81 5 0
                                    

Pagi baru saja menyapa, dan Arlo terbangun dari tidurnya yang tak nyenyak. Meskipun ia sudah tidur cukup lama, tubuhnya masih terasa lelah, seperti ada sesuatu yang membebani dirinya. Ia melirik sekeliling ruangan yang sederhana, dengan hanya beberapa barang pribadi yang tersisa di sana. Tempat ini terasa asing, namun juga memberikan sedikit ketenangan.

Hari sebelumnya, ia berjalan jauh dari rumah, menjauh dari keluarganya, dan memilih untuk mengasingkan diri. Selama berjam-jam, pikirannya hanya berputar pada satu hal: apakah yang ia lakukan benar? Apakah ia sudah mengambil keputusan yang tepat dengan meninggalkan semuanya? Ia tahu keluarganya mungkin menyesal, tapi perasaan luka dan pengkhianatan itu tidak bisa hilang hanya dengan kata-kata maaf.

Namun, ada satu hal yang pasti—Elias. Ia bisa merasakan kehadiran Elias di setiap langkahnya, meskipun mereka terpisah oleh jarak. Sosok Elias yang selalu memberi pengertian, yang selalu ada ketika Arlo merasa lelah dengan dunia. Dalam keheningan pagi itu, Arlo memutuskan untuk memberanikan diri untuk menghubungi Elias, merasa butuh sesuatu untuk menguatkan dirinya.

Tanpa berpikir panjang, ia membuka ponselnya dan menulis pesan singkat.

"Bang Lias, Lio melasa bingung. Lio melasa sepelti halus pelgi, tapi hati Lio telasa belat."

Tak lama setelah itu, pesan balasan dari Elias muncul di layar ponselnya.

"Kau tahu, Lio, kadang kita harus kehilangan banyak hal untuk menemukan apa yang sebenarnya penting. Jangan takut untuk merasa bingung, karena itu adalah bagian dari proses. Abang di sini, kau tidak sendiri."

Pesan itu sedikit banyak memberi ketenangan pada Arlo. Mungkin ia benar, bahwa kadang-kadang kita harus merasa kehilangan untuk menemukan bagian dari diri kita yang lebih kuat. Namun, masih ada satu pertanyaan yang tak bisa ia jawab—apa yang sebenarnya ia cari? Apakah ia hanya mencari kedamaian dalam dirinya sendiri, ataukah ada sesuatu yang lebih dari itu?

Arlo beranjak dari tempat tidurnya, berjalan menuju jendela, menatap ke luar. Dunia di luar tampak begitu hidup, namun ia merasa seakan terjebak dalam kebingungannya. Ia ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terus mengganggunya, namun setiap jawaban seakan menjauh darinya. Arlo tahu ia harus berhadapan dengan kenyataan—bahwa tidak semua teka-teki dalam hidup ini bisa langsung terpecahkan.

Setelah beberapa saat berdiri termenung, Arlo meraih jaketnya dan keluar dari kamar. Ia ingin keluar, berjalan di luar untuk membersihkan pikirannya. Udara pagi yang segar menyambutnya saat ia melangkah keluar dari bangunan yang selama ini ia tempati. Suara angin yang berdesir di pepohonan dan langkah-langkahnya yang terdengar jelas di sepanjang jalan seakan memberi kesempatan bagi pikirannya untuk merenung lebih dalam.

Ketika Arlo berjalan menyusuri trotoar, ia tak bisa menghindari perasaan bahwa sesuatu akan segera berubah. Keluarganya, yang dulu begitu mengabaikannya, kini mencoba memperbaiki segala kesalahan mereka. Namun, apakah perubahan itu akan cukup? Apakah mereka benar-benar bisa memperbaiki luka yang telah terlalu dalam?

Di tengah keramaian kota, Arlo merasa seolah dirinya hanyalah bayangan yang berlalu tanpa jejak. Tak ada yang tahu apa yang telah ia lalui, tak ada yang tahu betapa beratnya beban yang ia bawa. Tapi satu hal yang ia tahu pasti, ia tak akan bisa kembali seperti dulu.

Dengan langkah pasti, Arlo melanjutkan perjalanannya, mencoba untuk menemukan jawabannya sendiri. Ia tahu bahwa meskipun ia merasa sendirian, ada sesuatu yang lebih besar yang sedang menunggunya—baik itu kebahagiaan, kedamaian, atau bahkan kebenaran tentang dirinya sendiri.

Namun, perjalanan ini bukan hanya tentang melarikan diri dari masa lalu. Ini adalah tentang mencari dirinya yang sejati, untuk akhirnya bisa berdamai dengan segala perasaan yang selama ini ia pendam.

Arlo tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi satu hal yang ia yakini: ia akan terus berjalan, meskipun jalan itu penuh dengan ketidakpastian.

---

"ARLO  SALVATICI" End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang