Setelah Vito Moretti melarikan diri dari mansion Salvatici, keluarga Salvatici tidak tinggal diam. Luka yang ditinggalkan oleh serangannya terlalu dalam, dan Luciano memutuskan bahwa ini adalah saatnya untuk mengakhiri segalanya.
"Kita tidak bisa membiarkan dia terus hidup," kata Luciano dengan nada tegas di ruang taktis mereka.
"Dia harus merasakan akibat dari perbuatannya."
Dante, Marco, Rico, Arlo, dan Elias setuju tanpa ragu. Mereka bersiap untuk mengejar Vito hingga ke kediamannya. Serangan ini harus cepat, terencana, dan mematikan.
"Serangan ke Kediaman Vito"
Dengan kendaraan yang bergerak tanpa suara, keluarga Salvatici, bersama Elias, mendekati mansion Vito yang terletak di puncak bukit.
Langkah mereka penuh kehati-hatian, bersembunyi di balik bayangan malam untuk menghindari penjaga.
Dante memimpin pengalihan perhatian di sisi depan, sementara Marco dan Rico menyusup dari sisi kanan untuk menjatuhkan penjaga di luar. Luciano, Arlo, dan Elias mengambil jalan belakang, langsung menuju ke pusat kediaman Vito.
"Arlo, tetap di belakangku," perintah Luciano, matanya penuh tekad.
"Dan kau, Elias, pastikan tidak ada yang datang dari arah lain," tambahnya.
Elias mengangguk. "Serahkan padaku."
"Pertarungan di Dalam Mansion"
Ketika mereka akhirnya mencapai ruang utama, Vito sudah menunggu dengan senjata di tangan, dikelilingi oleh beberapa penjaga terakhirnya.
"Luciano Salvatici," ucap Vito dengan senyum sinis. "Kau benar-benar tak tahu kapan harus menyerah."
"Tidak ada lagi permainan, Vito," balas Luciano dingin. "Kali ini, aku datang untuk mengakhiri semuanya."
Tembakan pertama dilepaskan, dan keributan pecah di dalam ruangan.
Elias melindungi Arlo dengan tembakan yang presisi, menjatuhkan penjaga satu per satu. Marco dan Rico bergabung dari sisi lain, menambah tekanan pada pasukan Vito.
Luciano maju langsung ke arah Vito, menembakkan senjatanya hingga pria itu terpojok.
"Kau merusak keluargaku," kata Luciano, suaranya rendah namun penuh amarah. "Ini adalah akhirnya untukmu."
Dalam satu gerakan cepat, Luciano mengakhiri hidup Vito dengan tangannya sendiri. Suasana di ruangan itu menjadi hening, hanya terdengar napas berat Luciano dan Arlo.
"Kemenangan Salvatici"
Setelah memastikan semua ancaman telah dihentikan, keluarga Salvatici berkumpul kembali di halaman mansion Vito. Elias berjalan mendekati Arlo, memberikan senyuman kecil.
"Kau sudah banyak berubah, Arlo," katanya. "Kau lebih kuat sekarang."
Arlo mengangguk, meskipun hatinya masih berat dengan apa yang baru saja terjadi.
"Kita menang," kata Dante sambil menepuk bahu Arlo.
"Kita menang," ulang Luciano, matanya menatap ke arah keluarganya. "Dan ini semua karena kita bertahan bersama."
Elias menambahkan, "Kalian telah membuktikan bahwa keluarga bukan hanya soal darah. Ini soal kesetiaan dan keberanian. Dan kalian punya itu."
Dengan kemenangan ini, keluarga Salvatici akhirnya bisa kembali ke rumah mereka, membawa harapan untuk memulai kembali hidup yang damai. Meskipun penuh luka, mereka tahu bahwa mereka masih memiliki satu sama lain. Dan itu cukup.

KAMU SEDANG MEMBACA
"ARLO SALVATICI" End
AksiArlo Salvatici, anak bungsu keluarga mafia ternama, lahir di tengah tragedi yang merenggut nyawa mamanya. Namun, kehadirannya justru dianggap sebagai kutukan. Dibenci oleh papa dan Abang-abangnya, Arlo tumbuh dalam cemoohan, tamparan, dan perlakuan...