Bab 25

187 31 7
                                    

Happy reading

“Terima kasih atas makan malamnya Seokjin-ssi.” Kata Jisoo sambil memandang Jin yang duduk di depannya.

“Sama-sama noona.”
“Padahal aku sudah memintamu jangan panggil noona, tapi ya sudahlah terserah Seokjin-ssi saja.” Jisoo terkekeh. Keinginannya untuk tidak dipanggil noona oleh Jin tidak dituruti Jin.

“Biar bagaimanapun, selisih 5 tahun bagiku tidak sopan jika hanya memanggil nama noona.” Jawab Jin sambil membungkukkan kepala ke arah Jisoo, meminta maaf.

“Andai kamu tidak lebih muda dariku, pasti aku akan mengejarmu karena sepertinya akan sangat menyenangkan mempunyai pasangan seperti Seokjin-ssi.” Jisoo tersenyum yang dibalas Jin dengan senyuman yang sama.

“Noona pasti akan menemukan yang lebih baik dariku.”
“Begitu menurutmu?”
“Iya.”
“Pasti kekasih gantengmu sangat bahagia bisa mempunyai kekasih seperti Seokjin-ssi.”
“Justru aku yang merasa bahagia karena beruntung memilikinya sebagai kekasihku.”
“Aku jadi ingin berkenalan dengannya.”
“Nanti aku kenalkan dia ke noona kalau ada kesempatan.”
“Aku tunggu saat itu.”

“Terima kasih noona sudah mau mengerti keadaanku. Aku tidak bisa melanjutkan kencan buta ini tapi aku akan sangat senang jika noona mau menjadi temanku.”
“Pastinya Seokjin-ssi. Kita bisa berteman.”
Mereka tersenyum sambil berjabat tangan.

“Baiklah, waktunya kita pulang. Aku sudah ada janji dengan kelinci kecil. Noona benar tidak mau aku antar?” Tanya Jin sambil berdiri dari duduknya.

“Tidak usah Seokjin-ssi, aku bisa pulang sendiri.”
“Apa karena aku bawa motor jadi noona menolak aku antar?”
“Haha, bukan begitu Seokjin-ssi. Tapi rumahku dan rumah kelinci kecilmu berlainan arah. Akan sangat merepotkan jika kamu harus mengantarku terlebih dahulu. Nanti kamu bisa kemalaman sampai rumahnya.”
“Terima kasih atas pengertian noona.” Kata Jin sambil membungkukkan badannya.

Jin dan Jisoo mengobrol sambil berjalan ke arah lobi. Jisoo sudah memesan taksi online yang akan mengantarnya pulang ke rumah.

“Itu taksiku. Kalau begitu sampai jumpa lagi Seokjin-ssi.” Jisoo berkata sambil membungkukkan badannya ke arah Jin untuk berpamitan dan Jin melakukan hal yang sama ke Jisoo.

“Hati-hati di jalan noona dan sampai jumpa lagi.”

Jin memandang mobil yang membawa Jisso sampai keluar dari gerbang restoran. Dia lalu berjalan ke arah parkiran motor sambil menghubungi seseorang.

“Eomma.”

“Kenapa kau tidak menuruti perintah eomma Jin?” Suara eomma Kim terdengar marah. Mungkin karena keputusan Jin mengubah kendaraan saat dia sudah sampai di garasi.

“Aku sudah menuruti keinginan eomma untuk bertemu Kim Jisoo.”

Tapi eomma memintamu pakai mobil, bukan pakai motor.”

“Ada yang salah kalau aku pakai motor?”

“Bukan begitu Jin. Hanya untuk sopan santun, kamu harusnya mengantar dia pulang setelah makan malam.”

“Aku sudah menawarinya eomma tapi dia menolak.”

“Ya karena kamu pakai motor jadi dia menolak.”

“Justru karena itu aku pakai motor eomma. Aku ingin tahu seperti apa gadis itu, bagaimana reaksinya jika aku pakai motor.”

“Tidak semua gadis bisa dinilai dari itu Jin.”

Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang