kadang ada beberapa orang yang melakukan cara apapun untuk mendapatkan yang ia cintai.
sekali nya ia tahu itu akan menghancurkan hidup orang yang ia cintai.
ia Tidak peduli,inti nya orang yang ia cintai harus jadi milik nya.
itulah obsesi.
dan inila...
"Benarkah?apa kah kamu merasa lelah?"bukannya terpancing rasa kesal karena di ejek Rui malah mengkhawatirkan pria yang mengejek nya itu.
"Tidak,saya hanya bercanda"balas jeremiah terus berjalan dengan si mungil yang memeluk leher nya.
Ya, jeremiah sekarang sedang menggendong si cantik di punggung nya.
Mengapa bisa?
Tentu bisa karena telapak kaki Rui terluka saat berlari tadi.
Jeremiah yang khawatir-bukan! maksud nya kasihan pun menawarkan jasa gendong nya.
"Kamu Wangi"lirih Rui yang menenggelamkan wajahnya di bagian leher jeremiah.
Jeremiah hanya diam-diam diam menarik sudut bibir nya tersenyum.
Pipi pria itu menimbulkan semburat kemerahan.
Sepasang insan yang sedang di mabuk asmara itu menikmati perjalanan mereka di temani indah nya bumantara saat Baskara akan tenggelam.
...
Perjalanan mereka sudah jauh. Bahkan rembulan telah menggantikan sang baskara.
Jeremiah tampak fokus dengan jalan. Tangan kekar nya menahan paha kecil Rui.
Si tampan itu menarik sudut bibir nya saat merasa ada hembusan nafas yang teratur yang terasa di leher nya.
Ia sedikit melirik ke pundak lebar nya. Ah, ternyata si cantik telah terlelap. Gadis itu tampak amat cantik jika sedang terlelap, jeremiah mengakui itu.
Hah~jeremiah menghela nafas nya. Ia tidak boleh salah fokus karena Rui. Ia harus mengamati jalan yang sudah di beritahu
Sudut bibir nya terus berkedut karena suatu rasa bahagia di dalam hati nya.
Namun kedutan itu perlahan memudar. Alis pria itu menukik. Wajah nya memucat. Ia tajamkan lagi pendengaran nya.
A-apakah itu tadi suara harimau?
"Rui!Rui!"bisik Jeremiah membangunkan gadis itu sembari menepuk nepuk paha gadis yang sedang terlelap itu.
"Hei!kenapa?!"kesal Rui.
"Ada harimau"ucap Jeremiah dengan raut wajah pucat Pasih nya itu.
"Baru harimau saja wajah mu sudah setegang ini"kekeh Rui dengan amat santai.
"Kau gila?!"sentak jeremiah yang sudah ketakutan.
"Coba tenang,dan berjalan cepat namun tidak mengeluarkan bunyi berisik"titah Rui.
"Ap-"
"Tidak usah banyak bicara,sayang. Kalau kau tidak ingin mati maka ikuti perintah ku"potong Rui.
Jeremiah yang memang sudah ketakutan langsung berjalan sesuai dengan arah yang Rui tunjuk.
Setelah sekitar tiga kilometer berjalan. Baru disitulah Rui menyuruh jeremiah untuk memelankan langkah nya.
Pria itu tampak ngos ngosan. Ingatlah ia masih menggendong Rui. Walaupun Rui bobot nya tidak seberapa namun jeremiah tetap akan merasakan kebas di tangan nya.
"Mau beristirahat sebentar di bawah pohon itu?"tawar Rui seraya menunjuk sebuah pohon beringin.
Jeremiah mengangguk dengan cepat.
Pria itu dengan pelan dan hati hati menurunkan tubuh Rui untuk ia duduk kan terlebih dahulu sebelum diri nya.
"Terimakasih telah menggendong ku"ucap Rui seraya menarik sudut bibirnya melengkung kan senyum manis nya.
Jeremiah,pria lemah itu lagi lagi terpaku akan lengkungan senyum dengan binar mata seterang rembulan pada malam itu.
"Ah!sial,jangan bilang aku telah jatuh pada nya"batin pria itu sembari mencuri pandang ke arah Rui yang masih memasang senyumannya.
"Ti-tidak!tidak mungkin,hati ku masih di tempati oleh Yuna. Ya! Aku masih mencintai Yuna!"batinnya lagi berusaha meyakinkan diri nya sendiri yang ragu.
"Kamu melamun?"Rui membuyarkan lamunan si tampan.
Semakin kaget lagi pria kelahiran bulan Agustus itu saat jarak wajah nya dan jarak wajah si cantik hanya tersisa sejengkal.
Dari jarak sedekat ini jeremiah dapat melihat secantik apa ciptaan tuhan itu.
Ia dapat melihat sememikat apa manik rubah yang selama ini selalu menatap nya dengan tatapan penuh kasih sayang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat tersadar,reflek jeremiah langsung memundurkan kepala nya kebelakang hingga terhantuk pohon.
"Kamu ini!"Rui langsung mengelus bagian kepala pujaan hati nya yang baru saja terbentur itu.
"Ceroboh sekali"gumam gadis cantik itu.
Gadis itu masih mengelus elus kepala jeremiah sampai si tampan menyuruhnya untuk berhenti.
Tanpa sadar,Jeremiah menarik sudut bibir nya. Ia-Aih!pria itu merasa SEDIKIT-ingat SEDIKIT senang di khawatir kan oleh si cantik.
"Kamu lapar?"tanya Rui di keheningan itu.
Dengan jujur Jeremiah mengangguk,karena memang ia merasa lapar.
"Makanlah ini"Rui menyerahkan kain yang sudah ia sulap menjadi tas berisi buah yang ia cari semalam kepada jeremiah.
"Terimakasih"ucap si tampan dengan tulus.
Kedua insan itupun melahap habis buah itu dengan tenang di temani indah nya sinar rembulan malam itu.
...
Merasa ada yang menggoyang goyangkan bahu nya, perlahan jeremiah terbangun. Ia panik melihat sosok pria yang tidak ia kenal sudah di depannya. Pria asing itu juga membawa parang yang cukup besar.
"Apakah pria itu salah satu penghuni hutan ini?apakah dia adalah salah satu anggota dari Suku yang suka membunuh orang?"
"Bagaimana kalau dia benar benar membunuhku dan gadis gila ini?"
"Bagaimana-"
Masih banyak 'bagaimana' yang lainnya yang terus terlintas di pikiran pria tampan itu.
"Jangan takut,cah bagus. Saya tidak akan menyakiti mu"ucap pria itu seolah tahu apa yang ada di dalam pikiran Jeremiah.
"La-lalu bapak ini siapa?"hardik jeremiah dengan raut tegang.
"Saya jumano,le.saya penjual kayu bakar yang sering mencari kayu bakar di hutan ini. Saya tinggal di desa di luar hutan ini"ucap pria bernama jumano itu menjelaskan sedikit nya informasi tentang diri nya.
Hazel jeremiah berbinar mendengar itu.
"Bapak,maaf...bolehkah saya dan gadis ini menumpang sementara di rumah bapak?"ucap jeremiah dengan ragu-ragu.