🍒25

184 26 14
                                    

"Mama sama Dada kok nggak bilang sih kalau Papa mau ke sini?" ucap Beomgyu manja, tetap memeluk Jaehyun dari samping. Nada suaranya terdengar menggemaskan, seolah-olah ingin mengeluh, tetapi terlalu senang untuk benar-benar marah.

Mendengar itu, Taehyung dan Jungkook hanya terkekeh pelan.
"Namanya juga kejutan, Dek. Nggak seru dong kalau dikasih tahu," balas Taehyung sambil menyentil dahi Beomgyu dengan main-main.

Beomgyu meringis pura-pura kesakitan, lalu memandang Jaehyun dengan ekspresi dramatis. "Lihat, Pa... Dada mukul Adek! Hiks..." katanya, menambahkan isak tangis palsu.

Tangisannya yang dibuat-buat itu langsung disambut tawa dari semua orang di kamar. Tawa itu begitu hangat, memenuhi ruang dengan kebahagiaan yang jarang terasa dalam beberapa waktu terakhir.

Melihat kedekatan Beomgyu dan Jaehyun, hati Taehyung terasa menghangat. Jika ditanya apakah dia cemburu karena putrinya begitu manja dengan Jaehyun, jawabannya tentu saja tidak. Beberapa bulan terakhir, Beomgyu sering menempel padanya seperti anak koala, bahkan tidak ragu untuk tidur di tengah-tengah dirinya dan Jungkook. Taehyung tahu Beomgyu adalah tipe anak yang mudah menyayangi dan merasa nyaman dengan orang-orang yang tulus menyayanginya.

Jungkook, di sisi lain, tersenyum lega melihat Beomgyu ceria kembali. Dia tahu bahwa senyum ini adalah sesuatu yang sangat dirindukan dari putrinya. Dengan lembut, Jungkook meraih tangan Taehyung, memberi isyarat untuk keluar dari kamar Beomgyu. Dia ingin memberi ruang bagi Beomgyu dan Jaehyun untuk berbagi rindu.

"Mama sama Dada keluar sebentar, ya," ujar Jungkook sambil mengelus lembut kepala Beomgyu.
"Hmm," jawab Beomgyu sambil mengangguk pelan, senyumnya tetap terkembang.

Begitu pintu kamar tertutup dan keheningan menyelimuti ruangan, Jaehyun melepaskan pelukan Beomgyu. Dengan gerakan lembut, dia menarik koper yang sejak tadi terdiam di sudut kamar.

"Papa bawa sesuatu untuk Adek," katanya penuh arti, menyisipkan senyum kecil yang membuat Beomgyu menatap penuh penasaran.

Beomgyu membulatkan matanya saat melihat kemeja di tangan Jaehyun. Dia tahu betul siapa pemilik kemeja itu. Tanpa ragu, Beomgyu turun dari tempat tidurnya dan menghampiri Jaehyun.

"Adek, yang di bawah belum sempat dicuci. Papa buru-buru, jadi papa ambil yang tergeletak di kasur Jeno," jelas Jaehyun saat Beomgyu hendak meraih kemeja tersebut.

Awalnya, tangan Beomgyu bergerak menuju kemeja yang terletak di bagian atas tumpukan, namun dia mengurungkannya. Sebaliknya, dia mengambil kemeja yang tampak baru saja dikenakan oleh Jeno.

Tanpa berpikir panjang, Beomgyu membawa kemeja itu ke hidungnya dan menghirup aromanya. Rasa gelisah yang semula menekan dadanya perlahan-lahan menghilang. Perutnya yang tadi terasa tak nyaman kini terasa lebih tenang.

"Papa, bau Kak Jeno masih kuat di kemeja ini!" ucap Beomgyu dengan senyum ceria.

Jaehyun hanya bisa mengerutkan kening, sedikit ngeri. Untung saja Jeno selalu wangi. Kalau tidak, putrinya bisa saja pingsan karena aroma yang menempel di bajunya.

  Sementara itu, di seberang sana, sang pemilik kemeja tengah kebingungan. Jeno mengerutkan dahi sambil memeriksa kembali kamar tidurnya. Seingatnya, kemeja itu baru saja ia letakkan di atas tempat tidur sebelum ia masuk ke kamar mandi. Namun, saat keluar, kemeja tersebut lenyap tanpa jejak.

"Mana mungkin hilang sendiri," gumamnya sambil mengacak-acak rambut, frustasi, kemeja itu salah satu kemeja favoritnya. bahkan jeno memeriksa bawah tempat tidur, namun hasilnya nihil.

"Sial, siapa yang ambil kemeja gue?" gerutunya, tak menyadari bahwa barang kesayangannya kini ada di negri seberang.

✿✿✿✿

Jung BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang