Jaehyun akhirnya tiba di kediamannya setelah dua minggu berada di luar kota. Kedatangannya disambut hangat oleh istrinya.
"Papa pulang!" ucap jaehyun riang, mendengar itu taeyong bangkit dari duduknya. Ia segera memeluk erat Jaehyun, menyalurkan rasa rindu yang sudah menumpuk selama dua minggu.
Jaehyun tersenyum melihat tingkah manja istrinya, jaehyun rindu taeyong mode manja seperti saat ini, seingat jaehyun terakhir kali istrinya ini bermanja dengannya ketika beomgyu belom ada di rumah ini.
" wah,wah! , mesra-mesraan kok depan anak " Jeno menggoda, melihat interaksi kedua orang tuanya.
" iya nih bubu ama papa gak kasian apa ke yang jomblo" canda mark sembari menatap ke arah sungchan
" papa dan bubu tidak berperi kejombloan!, yaTuhan sungchan terdzolimi hari ini " ujar sungchan dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat
Sepersekian detik wajah sungchan tertimpa bantal sofa yang tiba-tiba melayang kearahnya
"Lebay lo chan" ucap jeno santai pelaku pelemparan bantal yang melayang tepat di wajahnya
Jaehyun dan Taeyong tertawa melihat mereka bertiga, sampai akhirnya jaehyun menyadari sesuatu
" adek di mana? Kok gak kelihatan?"
Pelukan Taeyong terlepas, wajahnya berubah masam "tidak bisakah kamu berfokus pada kami jae? Setiap dari luar kota selalu yang kamu tanyakan dia dan dia" Taeyong menatap kecewa ke arah jaehyun
" bukan begitu sayang, aku hanya merasa anak kita kurang satu"
Taeyong tersenyum getir mendengar ucapan jaehyun sedangkan ketiga putranya menatap kedua orang tuanya dengan ekspresi yang berbeda-beda
kali ini Taeyong benar-benar tidak dapat menahan rasa kecewanya
"Hahaha, anak kita kamu bilang jae? Sejak kapan dia menjadi anakku hem? SEJAK KAPAN AKU TANYA? Bukankah dia putrimu dan... "
" TAEYONG " jaehyun memotong ucapan Taeyong yang belum sempat Taeyong selesaikan
"Kau membentak ku? Demi anak itu kau membentak ku jae, hebat sungguh hebat pengaruhnya pada dirimu" balas Taeyong dengan senyum miris
"Taeyong aku lelah dan tidak ingin berdebat dengan mu kali ini " jaehyun memilih pergi meninggalkan Taeyong yang tengah berdiri menahan amarahnya sedangkan ketiga putra Jung segera menhampirinya memeluk Taeyong serta mengatakan kata-kata penenang
" lagi-lagi bubu menangis karenamu, aku berjanji kau akan merasakan neraka di sisa hidupmu"
Jaehyun sudah berada di depan pintu kamar beomgyu yang tertutup, membuka perlahan pintu kamar yang tidak terkunci, menatap sekeliling kamar mencari sosok putri kecilnya dan mendapati beomgyu tengah duduk di balkon, dapat jaehyun pastikan beomgyu sedang dalam suasana hati yang tidak baik-baik saja, sudah menjadi kebiasaan bagi beomgyu jika suasana hatinya tidak baik maka beomgyu akan memandang langit di malam hari dan jaehyun tau akan hal itu.
" bintangnya indah ya dek?" jaehyun memeluk beomgyu dari belakang
" Papa " ucap Beomgyu pelan, membalikkan badan dan memeluk Jaehyun erat.
"Papa hiks..."
"Loh adek kenapa nangis sayang? Ada masalah mau cerita ke papa " kaget jaehyun
Beomgyu menggeleng pelan di dalam pelukan jaehyun
" gak apa-apa pa, adek cuma rindu papa hiks.." beomgyu terpaksa berbohong kepada jaehyun walaupun tidak semunya perkataannya sebuah kebohongan
Jaehyun tersenyum sembari menghapus bekas air mata yang mengalir di pipi putih beomgyu, rasa lelah dan letih setelah perjalanan jauh dan pertengkarannya dengan Taeyong yang menambah rasa lelahnya hilang seketika setelah mendengar ucapan bungsunya, bagi jaehyun beomgyu adalah penawar dari segala kelahannya
![](https://img.wattpad.com/cover/375796875-288-k839316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Beomgyu
Fanfiction✿꙳Completed꙳✿ Kamu tau apa yang aku inginkan? Sederhana saja Kebahagiaan hanya itu saja tidak lebih Demi kepentingan cerita Beberapa karakter di ubah menjadi gs uke=gs