🍒15

191 21 8
                                    


  Pagi harinya, Mark melangkah masuk ke kamar perawatan Haechan dengan hati yang berat. Ia berharap setidaknya dapat menemukan ketenangan di sisi kekasihnya setelah malam panjang yang penuh pergelutan batin.

Namun, harapan itu pupus begitu ia mendekati Haechan.

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipinya. Mark terpaku, tidak menyangka Haechan yang selalu lembut akan melakukan hal seperti itu.

"Hebat kamu, Kak," ujar Haechan dengan suara bergetar. "Tanpa bertanya kejadian sebenarnya, kamu malah berasumsi sendiri dan berakhir menyiksa Beomgyu."

Mark terdiam, tidak mampu berkata-kata.

"Aku kecelakaan karena aku sendiri yang ceroboh, Mark. Bukan salah Beomgyu! Hiks... Justru Beomgyu yang nolong aku!" Haechan menangis, air matanya mengalir deras. Ia mengusap kasar pipinya, mencoba menahan rasa sakit yang bercampur dengan amarah.

Mark mematung mendengar ucapan haechan rasa bersalah menyeruak dari dirinya.

"aku gak nyangka kekasihku yang selalu berlaku lembut padaku ternyata seorang monster" kekeh haechan sembari mengusap kasar air matanya

Mark menunduk, rasa bersalah melumatnya. "Sayang... Tolong maafin Kakak," ujarnya lirih. Ia mencoba meraih tangan Haechan, tapi tangan itu ditepis dengan kasar.

"Pergi, Mark. Jangan kembali ke hadapanku sebelum Beomgyu memaafkanmu," ucap Haechan dingin. Matanya penuh dengan kekecewaan.

Bak tersambar petir, Mark terpaku di tempat. Seluruh tubuhnya terasa kaku, pikirannya mendadak kosong.

Hendry, kakak Haechan, yang sedari tadi terusik oleh keributan mereka, bangkit dari sofa dan menghampiri. "Mark," panggilnya tegas, "Pergi. Adik gue butuh ketenangan sekarang, cukup ngebuat dia setres karena ulah lo."

Mark memandang Hendry sejenak, kemudian beralih ke Haechan, berharap menemukan secercah pengampunan. Namun yang ia lihat hanyalah tatapan dingin dari orang yang ia cintai. Dengan berat hati, Mark akhirnya melangkah keluar dari kamar, membawa beban rasa bersalah yang semakin dalam.

"Mark!" teriak hendry ketika mark sudah berada di ambang pintu. "Gue tau lo benci dia tanpa alasan yang jelas, tapi kali ini lo udah kelewatan" sambungnya dengan sedikit penekanan

____

"Papa, tumben banget mau ketemu om eunwoo diruang periksa, bukan di ruangan pribadinya. Ada hal yang sangat penting ya pa? " tanya Beomgyu dengan wajah bingung, menoleh ke Jaehyun yang tengah mendorong kursi rodanya.

Jaehyun hanya tersenyum mendengar pertanyaan Beomgyu. Sebenarnya, ia sendiri bingung harus menjawab apa.

"Adek bakalan tahu sendiri nanti," jawabnya dengan lembut, mencoba menenangkan hati Beomgyu.

Jika ditanya apakah Jaehyun kecewa saat mendengar kabar kehamilan Beomgyu, jawabannya adalah iya Jaehyun kecewa terhadap dirinya sendiri, alih-alih kecewa ke Beomgyu, Jaehyun justru lebih penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi pada gadis cantiknya itu?

Sebagai seorang ayah Jaehyun sangat mengenal perilaku Beomgyu, anak itu tak pernah jauh darinya. Bahkan, saat sekolah, Beomgyu selalu diantar-jemput, Jika Beomgyu bermain dengan teman-temannya sekalipun, Jaehyun selalu mendapatkan kabar dari mereka.

Namun, kali ini semuanya terasa berbeda. Ada rahasia yang Beomgyu sembunyikan, dan Jaehyun bertekad untuk mengetahuinya.

Eunwoo, yang sudah menunggu kedatangan Jaehyun dan Beomgyu, segera memberi instruksi kepada Beomgyu untuk berbaring di atas brankar. Dengan cekatan, ia mulai memeriksa perut Beomgyu.

Jung BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang