🍒10

1.4K 64 13
                                        

  Pagi-pagi sekali saat sungchan keluar kamar dia mendengar suara beomgyu yang terus-terusan mengeluarkan isi perutnya,
Lantas dengan segera sungchan masuk ke kamar beomgyu yang pintunya sedikit terbuka,

Sungchan mendesah, matanya menatap Beomgyu yang terlihat sangat lemah. Wajahnya pucat, matanya sedikit sembab, dan tubuhnya terlihat lebih kurus dibanding minggu lalu. Rasa khawatir semakin menumpuk di hati Sungchan.

"Beomgyu, kalau kamu terus kayak gini, kakak enggak akan tenang. Yuk, kita periksa" Sungchan mencoba membujuk, nada suaranya lebih lembut kali ini.

Beomgyu hanya tersenyum tipis. Dia tau Sungchan khawatir, tapi tubuhnya benar-benar lemah untuk sekadar berjalan keluar kamar, apalagi ke dokter. "adek ngak apa-apa kak cuma masuk angin kayaknya, nanti juga sembuh," jawab beomgyu pelan.

Masuk angin? Sudah beberapa hari ini beomgyu selalu memuntahkan isi perutnya, angin apa yang hinggap beberapa hari ini, angin topan kah? Heran sungchan.

"Enggak, kita harus ke dokter ini sudah hampir seminggu adek kayak gini"

Beomgyu " nanti agak siangan adek juga sehat ka "

"Adek..." Sungchan menatap Beomgyu dengan penuh khawatir, namun adiknya itu hanya mengedipkan mata sambil memasang ekspresi lucu. Beomgyu tau benar kelemahan kakaknya.

Sungchan menghela napas berat, merasa sedikit luluh. "Oke, tapi kalau nanti kondisi kamu tambah parah, kita langsung ke dokter. Enggak ada bantahan, ngerti?" Nada suaranya tegas, meski ada sedikit kelembutan di dalamnya.

Beomgyu mengangguk kecil sambil menyunggingkan senyum tipis, mencoba meyakinkan Sungchan meski tubuhnya terasa sangat lelah. "Iya, kak," jawabnya pelan.

Melihat senyum itu, hati Sungchan sedikit tenang, meski rasa cemasnya belum sepenuhnya hilang. Dia mendekat dan memeluk Beomgyu erat, seolah ingin mentransfer kekuatan untuk adiknya.

"Kakak cuma mau kamu baik-baik aja, dek," bisiknya lembut.

Beomgyu balas memeluk, meski pelukannya terasa lemah. Dalam hatinya, dia berjanji akan berusaha pulih secepat mungkin agar tidak membuat Sungchan semakin khawatir.

✿✿✿✿

Malam itu, rumah keluarga Jung berubah menjadi panggung persiapan yang sibuk. Semua orang berlomba memastikan segala sesuatu sudah siap untuk dibawa ke hotel berbintang tempat acara pertunangan Mark akan berlangsung. Kekasih Mark, Haechan, adalah sosok yang telah mencuri hati banyak orang, termasuk keluarga Jung-seorang gadis cantik yang seolah diciptakan untuk melengkapi hidup Mark.

Di tengah kesibukan itu, Beomgyu muncul di tangga, mengenakan dress selutut berwarna putih dengan gradasi pink di bagian bawahnya. Wajahnya dipoles riasan tipis, cukup untuk menonjolkan kecantikannya yang alami. Ia tampak berbeda malam ini-menawan, anggun, dan memukau.

Anna,tanpa sadar menggumamkan kekagumannya, "Nona Beomgyu cantik sekali." Ia berpikir suaranya akan tenggelam di antara keramaian, tetapi ternyata cukup keras untuk membuat semua orang berhenti dan menoleh ke arah tangga.

Sekarang, semua mata tertuju pada Beomgyu.

Sungchan, yang sedang sibuk memeriksa barang bawaan, membeku di tempatnya. Pandangannya terpaku pada sosok adiknya, seolah tak percaya bahwa gadis secantik itu adalah Beomgyu. Mark, yang tengah berdiskusi dengan ibunya, pun kehilangan kata-kata, hanya bisa menatap adiknya dengan mata membulat penuh kekaguman.

Namun, suasana sedikit berbeda bagi Jeno, putra kedua keluarga Jung. Ia menatap Beomgyu dari atas hingga bawah dengan ekspresi datar. Matanya sulit ditebak, seolah menyimpan sesuatu yang tak bisa diungkapkan. Bahkan bagi mereka yang ahli membaca ekspresi, wajah Jeno tetap menjadi misteri. Hanya dia dan Tuhan yang tahu apa yang ada di pikirannya saat itu.

Jung BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang