Brak!
Suara pintu yang dibuka dengan kasar memecah keheningan, membuat penghuni kamar yang baru saja memejamkan mata terlonjak kaget.
Beomgyu buru-buru bangkit, mendudukkan dirinya di ranjang. Matanya yang masih setengah terpejam menatap ke arah pintu dengan bingung. Namun, sebelum ia sempat berkata apa-apa, seseorang sudah melangkah cepat ke arahnya dan mencengkeram kuat kedua pipinya.
"Bisa gak sehari aja lo nggak bikin masalah , hah?!" suara Mark melengking penuh amarah, tatapannya tajam menusuk.
Tubuh Beomgyu bergetar hebat, jantungnya berdetak kencang seolah ingin melompat keluar dari dadanya. Di hadapannya, Mark berdiri dengan ekspresi yang menyeramkan, tatapan dingin yang sudah lama tidak ia lihat kembali.
"K-Kak Mark... maaf, tapi bukan adek..." ucap Beomgyu lirih, suaranya nyaris tak terdengar. Ia mencoba memberanikan diri, meskipun tubuhnya terus menggigil, matanya menatap penuh ketakutan.
Mark melepaskan cengkramannya pada pipi Beomgyu, ia melangkah keluar kamar Beomgyu.
Beomgyu mengira situasi akan mereda, tapi ia salah.
Belum sempat ia bernafas lega, Mark kembali datang dengan sebuah sabuk yang ia ambil dari kamarnya.
Melihat benda itu, Beomgyu tertegun, tubuhnya mulai gemetar.
Oh tidak, jangan benda itu lagi... batin Beomgyu berteriak, takut.
Mark melangkah cepat ke arahnya, tak peduli dengan pintu kamar yang terbuka lebar. Beomgyu buru-buru berlari, tapi langkahnya terhenti saat ia terpojok di sudut kamar, tak bisa melarikan diri lagi.
"K-Kak Mark, tolong jangan pakai benda itu lagi... Kak, tolong..." pinta Beomgyu dengan suara terbata-bata, air mata mulai menggenang di matanya.
Namun, Mark tak peduli. Ia menutup telinganya, seolah tak ingin mendengar apapun.
"Lo gadis pembawa sial! Haechan nggak akan terbaring seperti itu kalau bukan karena lo, bangsat!" teriak Mark, suara kemarahan yang mendalam menggema di udara.
Dengan satu gerakan cepat, ia melayangkan sabuk itu ke arah Beomgyu.
Plas! Plas!
Beomgyu seketika membalikkan tubuhnya, melindungi bagian depan tubuhnya dari amukan Mark yang semakin tak terkendali.
"Arghh... sakit," lirih Beomgyu, wajahnya memucat menahan perih.
"K-Kak Mark, tolong kali ini aja dengerin penjelasan adek, tolong... hiks...kak echan kecelakaan bukan karena adek hiks..."ucap Beomgyu, suaranya mulai patah-patah karena tangis dan rasa sakit yang tak tertahankan.
Namun, Mark semakin murka, matanya penuh amarah yang membakar.
"Lo masih mau nyangkal hah!..." ucapan mark dengan helaan nafas kasarnya "Gue benci lo, Gyu! Benci!" Mark berteriak dengan suara penuh amarah, matanya memancarkan kebencian yang begitu mendalam. "Karena lo, keluarga gue hancur! Karena lo! Bubu dan papa perang dingin setiap hari Dan sekarang... Haechan..!"
Setiap kata seperti luka yang ditorehkan ke hati Beomgyu. "Andai saja papa gak bawa lo ke hadapan kita, kita nggak akan dihantui kesialan!"
Teriakan Mark menggema di ruang itu, menyisakan udara yang penuh ketegangan dan rasa sakit yang tak terucapkan.
Plas! Plas!
"KAK MARK BERHENTI... "
Teriakan Beomgyu terdengar keras, membuat Mark berhenti seketika. Wajah Beomgyu memerah, air mata menggenang di matanya, namun suaranya tetap bergetar saat ia berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Beomgyu
FanfictionKamu tau apa yang aku inginkan? Sederhana saja Kebahagiaan hanya itu saja tidak lebih Demi kepentingan cerita Beberapa karakter di ubah menjadi gs uke=gs