🍒12

79 10 2
                                    

  Suasana di mansion keluarga Jung terasa sunyi seperti biasanya. Jaehyun sibuk di ruang kerjanya, sementara ketiga putranya berada di kamar masing-masing. Di dapur, Taeyong tengah sibuk menyiapkan makan malam, aroma masakan hangat menguar ke seluruh penjuru rumah.

"Mark! Tolong panggil yang lain, makanan sudah siap," ucap Taeyong saat melihat putra sulungnya berjalan mendekat.

"Siap, Bu," jawab Mark singkat, lalu segera pergi untuk memenuhi permintaan ibunya.

Taeyong tersenyum kecil, hatinya terasa hangat. Malam ini, meja makan hanya diisi oleh keluarganya saja, tanpa kehadiran seseorang yang selama ini ia anggap sebagai benalu dalam kehidupannya. Kebahagiaan sederhana itu seolah menjadi penawar bagi segala keresahan yang ia simpan.

Suasana di meja makan terasa sunyi. Hanya suara dentingan alat makan yang terdengar, hingga akhirnya sebuah suara memecah keheningan.

"Adek belum pulang, Pah?" tanya Sungchan, melirik ke arah Jaehyun.

"Belum. Tadi Haechan sempat ngabarin Papa kalau mereka masih di jalan," jawab Jaehyun tenang, sambil menyeruput minumannya.

Sungchan hanya mengangguk kecil, sementara pandangan tiga orang lainnya di meja makan justru berbeda. Terutama Mark, yang menatap keduanya dengan ekspresi tidak suka.

Tak berselang lama, suara ponsel menggema. Jaehyun segera meraih ponselnya, melihat nama yang tertera di layar, dan langsung mengangkat panggilan itu dengan wajah serius.

"Halo, Dek?"

"Papa... tolong... Adek, hiks..." suara di ujung telepon terdengar terisak. "Kak Echan, Papa... Kak Echan, hiks..."

"Kak Echan kenapa, Sayang? Adek di mana sekarang?" Jaehyun bertanya, suaranya berubah panik.

"Adek... di rumah sakit, Papa... Kak Echan... dia kesakitan di dalam... hiks...kak echan di tabrak mobil pah..."

"Adek,tenang ya. Papa ke sana sekarang!" ujar Jaehyun panik, suaranya bergetar saat berusaha menenangkan lawan bicaranya di telepon.

Mark, yang duduk tak jauh dan mendengar sepenggal percakapan itu, segera bangkit dari kursinya dengan tergesa-gesa. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang bercampur dengan amarah.

Di sisi lain, Sungchan hanya memandang keduanya dengan bingung. "Papa, ada apa? Adek kenapa?" tanyanya, mencoba mencari jawaban.

"Adek gak apa-apa, tapi Haechan kecelakaan," ujar Jaehyun dengan nada penuh kekhawatiran, sebelum  melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Mark mengikuti di belakangnya tanpa ragu.

"Jae, tunggu, aku ikut," ucap Taeyong, menghentikan langkah mereka. Wajahnya tegang, menunjukkan kepanikan yang sama.

"Jeno, sungchan juga ikut," sahut Jeno cepat, tanpa menunggu persetujuan. Sungchan hanya mengangguk, mendukung keputusan Jeno.

Jaehyun menatap mereka sejenak, lalu menghela napas. "Baik, cepat siap-siap. Kita berangkat sekarang," ujarnya, sebelum melangkah menuju pintu dengan langkah tergesa

_________

Di depan pintu ICU, seorang gadis cantik tengah terisak, menunggu dokter kembali dari balik pintu. Pikirannya dipenuhi banyak ketakutan yang ia pendam saat ini.

Bagaimana jika Haechan mengalami luka parah? Bagaimana jika Kak Mark marah nantinya?

"Kak Echan, tolong bertahan...hiks..." ucap Beomgyu lirih, suaranya bergetar di tengah tangisnya,

Tak berselang lama, suara langkah kaki yang tergesa terdengar mendekat. Beomgyu mendongak kaget saat seseorang memanggilnya.

"Adek!" suara itu membuatnya tersentak.

Jung BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang