13

6.4K 585 41
                                    

*°* Vote & Coment, Please! *°*
⊂⁠(⁠´⁠・⁠◡⁠・⁠⊂⁠ ⁠)⁠∘⁠˚⁠˳⁠°
.
.
.
(⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ• Thank you •⊂⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠⊂⁠)
.
.
.

~ Happy Reading! ~
>..••••..<
*

** ⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃ ***
****

Raymond terlambat menyadari saat seseorang melintir tubuhnya, mengunci tangannya di belakang tubuh, dalam hitungan detik menjatuhkannya cukup keras di lantai. Itu adalah Thunder, datang dengan wajah babak belur dan penampilan berantakan. Rahangnya mengeras, wajahnya memerah, dengan penuh amarah, satu pukulan keras mendarat di kepala Raymond. Suara hantaman yang begitu nyaring sampai-sampai membuat Carmelyn menutup mata dan meringis ngilu.

"Brengsek!" umpat Raymond sambil tertawa padahal Thunder memukulinya sekuat tenaga. Memang agak lain orang itu.

"Beraninya kau menyentuh milikku, Brengsek!" teriak Thunder kesetanan, tak peduli orang di bawah tubuhnya sudah lemas tak berdaya.

"Kau harus berhenti! Kalau tidak, aku akan mengadukanmu pada Kakak."

Thunder membalikkan posisi tubuh Raymond yang awalnya terlungkup. Di posisi terlentang itu, mereka saling berhadapan. Melihat wajah tengil Raymond, emosi Thunder malah makin meluap. Terlebih, bagaimana posisi Thunder menemukannya benar-benar membuatnya marah besar.

"Bilang Kakak? Aku bahkan tidak tahu kenapa kakakmu mengirim lalat rendahan yang tidak becus sepertimu. Apakah kau lupa, sekarang kau berada di kandangku, Brengsek!"

Bugh! Bugh! Bugh!

Tidak ada balasan dari Raymond karena dia benar-benar kalah telak. Terlebih, bala bantuan tidak kunjung datang. Bukan tanpa sebab, karena Thunder datang bukan seorang diri. Namun, juga diikuti orang-orang milik Mackenzie. Ya, Cornelius langsung mengirim orang untuk mengikuti Thunder begitu menyadari anak perempuannya diculik.

Jika hanya anak buah Thunder, mungkin tidak akan sanggup menghadapi banyaknya gerombolan gangster di bawah keluarga Cristopher yang dibawa Raymond. Namun, si pembuat masalah sekaligus sampah Cristopher ini salah mencari musuh.

"Haha ... sialan! Aku tidak tahu jika kekasihmu begitu sangat dicintai. Aku menyesal, sungguh! Hentikan ini!" pinta Raymond menyerah, tetapi masih sambil cekikikan.

Suara tawanya itu malah terdengar begitu menyebalkan. Thunder nyaris menjatuhkan pukulan lagi, andai Carmelyn tidak menginterupsi.

"Tunggu!"

Suara lembutnitu mengalihkan pandangan Thunder tanpa melepaskan cengkeramannya di tubuh Raymond. Carmelyn datang sambil mengulurkan tangannya yang terikat. Paham akan keinginan wanita mungil itu, Thunder bangkit melepaskan Raymond yang langsung mencari udara setelah dipiting begitu keras.

Begitu mudah bagi Thunder melepas ikatan di tangan Carmelyn. Lalu gadis itu langsung duduk dan menampar bokong Raymond penuh rasa marah.

"Brengsek tengik! Beraninya kamu memukul pantatku! Akan kubuat kau tidak bisa duduk!" gerutu Carmelyn lalu bangkit dan kini menendang bokong Raymond.

"Dia melakukan apa padamu?" tanya Thunder penuh selidik sampai kedua matanya menyipit.

Tahu jika Thunder masih emosi, Carmelyn memasang wajah provokasi. "Dia menampar bokongku sampai sakit! Dia juga mau melakukan hal tidak senonoh!"

Benar saja, rahang Thunder semakin mengeras sampai urat di lehernya menegang. Pria itu kembali menjatuhkan tatapan tajam pada Raymond yang kini wajahnya pucat pasi.

Villain's Dirty Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang