*°* Vote & Coment, Please! *°*
⊂(´・◡・⊂ )∘˚˳°
.
.
.
(つ≧▽≦)つ• Thank you •⊂(・▽・⊂)
.
.
.~ Happy Reading! ~
>..••••..<
*** ⊂((・▽・))⊃ ***
****Pernah dengar istilah ada banyak jalan menuju Roma?
Awalnya, pepatah itu bisa memotivasinya untuk mencari cara agar bisa keluar dari apartemen Thunder lebih cepat. Namun, rupanya ia masih terlalu lemah jika berhadapan dengan pria itu. Pada akhirnya, Carmelyn menyerah mencari cara untuk keluar, memilih menurut dengan alur yang diinginkan Thunder.
"Kau sudah selesai mandi?" sapa Thunder sembari meletakkan susu coklat di atas meja makan.
Carmelyn membalas sapaan itu dengan wajah cemberut. Wanita mungil itu baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih basah, makanya ia masih menggunakan handuk untuk mengeringkannya.
Carmelyn berjalan mendekat dengan hanya mengenakan blazer handuk milik Thunder yang jelas sangat kebesaran. Bahkan, karena selisih tinggi tubuh mereka yang jauh, blazer handuk yang jika dipakai Thunder hanya sebatas lutut, saat dipakai Carmelyn sampai mata kaki. Itu benar-benar membuatnya merasa seperti liliput di dunia raksasa.
Dengan patuh Carmelyn duduk di kursi, memandang susu coklat hangat itu. Sementara Thunder berjalan ke satu arah lemari, membukanya dan sibuk mengamati benda di dalamnya. Carmelyn tidak perlu menebak, karena ia tahu betul apa isi di dalamnya.
"Kau mau pakai baju apa?" tanya Thunder menoleh ke arah Carmelyn yang masih diam.
Bukan menjawab, Carmelyn malah bangkit lalu berjalan mendekat. Ia bahkan dengan sengaja mendorong tubuh Thunder berikut ekspresi galak.
"Minggir sana!" usir Carmelyn.
"...."
Thunder patuh, mengambil beberapa langkah menjauh. Namun, matanya tetap jatuh pada tubuh mungil yang tampak begitu menggemaskan karena tenggelam dalam blazer handuk miliknya. Gemas, sungguh, Thunder gemas. Ia bahkan harus menutup bibirnya dengan telapak tangan saat ia tak mampu menahan senyum.
"Pakaian dalamku di sebelah mana, ya?" tanya Carmelyn membuka beberapa laci di bagian bawah.
"Di sini," jawab Thunder membuka salah satu laci di pojok sebelah kanan bawah.
Begitu Carmelyn menoleh, kedua mata wanita itu membelalak saat barisan pakaian dalam itu terpampang nyata. Ia buru-buru mendorong Thunder agar menjauh. Namun, ulahnya itu justru membuat Thunder tertawa.
"Kupikir akan sangat lucu jika kau pakai yang pink," celoteh Thunder membuat wajah Carmelyn semakin merah padam.
"Thunder, mulutmu agak tidak terdidik, ya, setelah kita putus."
Ucapan Carmelyn seketika membuat kening Thunder mengerut. Kedua alisnya terangkat, tampak jelas bertanya-tanya. "Sejak kapan kita putus?"
"Sejak kemarin, lah!"
"Oh."
Balasan singkat Thunder itu entah mengapa terdengar geli di telinganya. Cukup untuk membuat Carmelyn menghela napas berat. "Pergi sana! Aku mau ganti baju!"
"Ganti baju?" Thunder melihat sekeliling ruang makan. "Ganti baju di sini?"
Baru setelah itu Carmelyn sadar jika dia sudah tidak di dalam kamar. Ia buru-buru bangkit membawa setelan baju miliknya. Oh, ia memang punya stok pakaian di apartemen Thunder. Biasanya untuk jaga-jaga kalau tempat ini menjadi rujukan pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Villain's Dirty Scandal
RomanceBos Besar langsung panik saat calon istri yang bakal jadi objek balas dendam atas kematian ortunya mendadak tantrum ingin membatalkan pernikahan di H-3 pernikahan. Carmelyn, mendadak dapat ingatan dari kehidupan sebelumnya. Ternyata selama ini Carm...