25. Carmelyn is Back

3.8K 329 14
                                    

"Dengan mempertimbangkan persaingan harga dan kualitas, serta pengalaman yang dipegang perusahaan, maka dengan ini Kementerian Pembangunan memilih Maxime Construction sebagai pelaksana pembangunan utama Ibu Kota Baru."

Thunder bangkit dari tempat duduknya, membungkuk hormat sekilas. Sekali lagi, pria itu berhasil merebut proyek pembangunan negara setelah sempat berebut dengan perusahaan lain. Memang, kemenangannya bisa dilihat terlalu jelas. Sulit bagi perusahaan pesaing untuk melawan sang raksasa kontruksi.

Tidak perlu ada suap-menyuap, karena perusahaan Thunder adalah pilihan yang paling menjanjikan. Di balik layar, Thunder tahu ada proses suap-menyuap pada pejabat. Namun, tentu dia tidak tinggal diam. Membalas perusahaan yang melakukan siap dengan ancaman aib. Terlebih, Maxime Corp juga telah membawahi banyak bidang bisnis termasuk media dan hunian.

"Selamat, Tuan Maximilian."

"Terima kasih."

Beberapa orang menjabat tangan Thunder sembari memberi selamat. Acara ramah tamah yang berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya, Thunder memilih segera keluar dan pindah ke rapat lain.

Baru saja keluar dari ruangan, ada Demian yang menunggu. Di sampingnya, ada Raymond yang wajahnya masih tampak sisa luka lebam kemarin. Ya, Raymond datang padanya untuk meminta tanda tangan dan bantuan proyek. Namun, Thunder jelas langsung menolak dan memberinya pelajaran.

Baru 'lah kali ini, Demian, sang kakak, sekaligus pewaris utama, datang kepadanya. Demian, anak kandung seorang mafia tempat di mana Thunder juga dibesarkan dan membesarkan cabang bisnis "bersih". Latar belakang Thunder memang tidak jelas, tetapi latar belakang bisnisnya yang maju pesat, tentu tidak akan jauh dari pengaruh sang bos besar.

Sayangnya, sang bos besar sering sakit-sakitan. Tidak, bukan sayang juga. Justru, karena sang bos besar, yang bisa disebut juga ayah angkat, terbaring sakit, Thunder tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memutus hubungan bisnis antara mereka dan mengukuhkan keberadaan Maxime Corp.

"Aku membutuhkan tanda tanganmu untuk membantu jalur laut kami." Demian langsung menyampaikan maksud tujuannya.

Thunder melirik sekilas sembari merapikan kancing lengan kemejanya. "Serahkan saja proposalnya pada sekretarisku."

"Itu sudah hampir satu tahun, tapi kau tidak kunjung menanda tanganinya!" geram Demian sambil menahan gemerutuk giginya.

"Oh, berarti memang tidak menarik. Kalau memang sudah satu tahun, bukankah seharusnya kau tahu itu sudah ditolak?"

Raymond maju dan menarik kerah pakaian Thunder, menyeretnya menuju tempat sepi. Namun, Thunder langsung menghempas, bahkan memberi dorongan tenaga lebih, sampai Raymond jatuh ke lantai.

"Anak angkat sialan! Tidak tahu terima kasih!" cemooh Raymond tidak terima.

"Rupanya, kau ingin dipatahkan lagi jarimu yang lain?" balas Thunder mendelik.

"Aku tidak mau tahu. Dalam tiga hari, kapal kami harus bisa melewati selat perbatasan. Jika tidak, aku akan membuat perhitungan denganmu."

Demian memilih pergi begitu saja. Raymond sempat melempar tatapan tajam ke arah Thunder sebelum pergi. Sementara itu, Thunder langsung merapikan kerah bajunya yang agak kusut karena perbuatan Raymond.

Belum sempat beranjak, tiba-tiba Carmelyn menelpon.

"Iya, Sayang? Kau merindukanku?"

"Thunder, tolong ...."

***

Tim SAR berkerumun di tepi jurang, sebagian sudah turun terlebih dahulu ke bawah jurang sedalam dua puluh meter itu. Tidak tinggal diam, Thunder adalah salah satu orang yang turun langsung ke jurang. Pria itu menghela napas begitu kakinya menginjak tanah bebatuan yang lembab di bawah pepohonan raksasa yang begitu rindang. Tidak, itu bahkan sangat lebat hingga cahaya matahari begitu temaram, tak mampu menyusup di antara dedaunan.

Villain's Dirty Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang