19. Tindakan Gila

8.4K 1.1K 17
                                    

Malam itu Faenish terbangun karena mendengar suara ranting patah dari arah luar rumah. Suara serangga juga tidak sekeras biasanya, sehingga Faenish bisa mendengar dengan jelas suara seseorang yang sedang berkeliaran di luar sana.

Buru-buru Faenish berjalan ke arah jendela dan menyingkapkan sedikit kain gorden untuk mengintip. Di halaman samping, ada sebuah siluet hitam yang sedang mengendap-ngendap.

"Itu hanya Rico."

Suara Evert mengejutkan Faenish, ia refleks berbalik menghadap ke arah pemuda yang sibuk membaca di atas sofa itu.

"Rico?" tanya Faenish. "Kenapa seorang polisi mengendap-mengendap seperti maling?"

"Ini bukan pertama kalinya." Evert membalikan lembaran bukunya dan terus membaca. "Ia bahkan mengikutimu di kebun jagung saat acara piknik."

"Apa dia masih curiga dengan kasus Magda?"

Evert hanya bergumam tak acuh sebagai respons.

Faenish tidak terkejut jika ada yang menganggap dirinya hanya mengarang cerita karena sampai sekarang tidak ada yang bisa menemukan sosok misterius yang diceritakannya. Ditambah lagi banyak kejanggalan yang tidak bisa mereka pecakan.

"Apa ada orang lain yang mengamatiku? Maksudku Kelompok Pelindung, mereka pasti curiga dengan kasus ini juga."

Evert menggeleng.

"Tidakkah kau curiga? Kelompok Pelindung tidak mengintrogasi kita tentang kematian Magda, padahal mereka tahu aku bisa menggunakan segel sejak malam di mana mereka melawan Rael yang menyusup ke kamar terlarang."

"Bagaimana jika Kelompok Pelindung sebenarnya sudah mengintrogasimu dan sedang mengawasimu?" Evert balas bertanya tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan dari bacaannya.

"Kapan mereka mengintogasiku? Apa mereka memberikan ramuan Pengabur Ingatan padaku sehingga aku lupa?"

Evert hanya mengangkat bahu.

"Tunggu dulu. Walaupun mereka menggunakan ramuan pengabur ingatan padaku, kau tetap akan mengingatnya bukan?"

"Mereka tidak memberikan ramuan apapun padamu."

"Kalau begitu mereka mengitrogasiku saat sadar. Ah, benar juga, jika mereka datang tanpa topeng, aku tidak akan tahu apa mereka Kelompok Pelindung atau bukan. Jangan bilang bahwa Rico adalah Kelompok Pelindung?"

PRANG.

Terdengar suara gelas jatuh disusul teriakan melengking Ivone dari arah dapur. Buru-buru Faenish berlari ke asal suara. Saat ia sampai, pintu belakang sudah terbuka lebar dan Ivone terduduk di lantai, tak jauh dari meja makan.

"Nyonya, Anda baik-baik saja?" Faenish membantu Ivone untuk berdiri. Nyonya Ivone terlihat begitu syok sehingga Faenish harus berusaha keras saat mendudukan majikannya itu ke kursi terdekat.

"Dia kembali ... dia kembali," gumam Ivone tidak jelas.

"Siapa nyonya?"

"Seseorang berjubah panjang, dengan sesuatu berwarna hijau di pundaknya. Dia kembali...."

"Apa ada sesuatu yang hilang?" Tanya sosok Rico yang tiba-tiba muncul di pintu belakang. Keringat mengucur deras dan napasnya tersengal-sengal. "Aku tidak bisa mengejarnya, tetapi aku sudah menghubungi kantor."

"Jovan," seru Ivone tiba-tiba sebelum berdiri dan berjalan terburu-buru meninggalkan dapur. "Jangan ambil dia ... tidak. Tidak boleh."

Rico berjalan menyusul Ivone, Faenish juga ikut tepat di belakangnya.

ATTACHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang