22. Kilasan Ingatan

9.3K 1.1K 31
                                    

"Bagaimana kau melakukannya?" tuntut Evert begitu ia menjauh dalam jarak yang cukup normal. "Dindingnya menjadi terlalu kokoh untuk didorong dan secara tiba-tiba aku ditarik paksa kembali padamu."

Faenish tidak sempat menjawab. Tiba-tiba saja pandangannya berubah menjadi putih menyilaukan, seakan ada orang iseng yang menempatkan lampu besar tepat di depan matanya. Saat cahaya itu hilang, Faenish melihat sosok Nenek Magda berdiri di pintu perpustakaan.

Entah bagaimana, Faenish kini berada di perpustakaan. Anehnya, tidak ada tanda-tanda bekas kebakaran dan koleksi buku Magda terlihat masih utuh. Di depannya berdiri seorang gadis yang wajahnya sangat mirip dengan Faenish. Namun ia tidak sempat memperhatikan lebih jelas karena Nenek Magda sudah melancarkan serangan. Faenish segera menghindar dan selama beberapa saat terlibat lempar segel dengan Nenek Magda.

Sebelum Nenek Magda kehabisan tenaga, wanita itu melemparkan sebuah segel ke arah si gadis yang tertimbun buku. Tubuh Magda kemudian rubuh. Faenish dengan segera meraih wanita itu dan membaringkannya di atas bantal duduk.

Dengan cepat Faenish meraih salah satu tabung ramuan dari balik jubahnya. Aroma khas dedaunan menguar begitu Faenish membuka sumbat tabung dan menyodorkan mulut tabung tersebut ke mulut Nenek Magda.

Belum seperempat bagian cairan hijau itu masuk ke mulut Nenek Magda, tiba-tiba saja Faenish merasakan sensasi tersengat listrik tegangan rendah di sekujur tubuhnya. Faenish mengedarkan pandangan sekeliling. Ia tidak menemukan orang lain di sana, kecuali gadis yang tadinya diserang Nenek Magda.

Gadis itu memandangnya, seakan mengharapkan sesuatu terjadi. Sesuatu memang terjadi. Sengatan listrik di sekujur tubuh Faenish semakin terasa menyiksa, seakan seseorang sedang menaikan voltasenya secara bertahap, dan akhirnya badan Faenish tersungkur ke lantai.

Di sampingnya, Nenek Magda tampak mulai sadar. Selama beberapa saat, nenek itu memandang bergantian ke arahnya dan si gadis.

Faenish sendiri sudah tak memiliki tenaga untuk bergerak, ia bahkan tidak bisa melawan saat Nenek Magda tiba-tiba menggambar segel teleportasi dan meraih tubuhnya untuk berteleportasi bersama.

Anehnya, Faenish tidak berpindah ke mana pun. Nenek Magda memang sudah tidak terlihat lagi dalam ruangan perpustakaan itu, tetapi Faenish masih di sana, dan entah bagaimana, kini ia seperti terlihat agak transparan.

Tak lama kemudian, Nenek Magda kembali muncul di dekat Faenish dengan posisi tersungkur. Faenish mencoba berbicara dengan Nenek Magda, tetapi Nenek Magda mengabaikannya. Nenek Magda justru merangkak dengan susah payah ke arah si gadis yang kini sudah pingsan.

Jelas sekali tenaga Nenek Magda sudah terkuras banyak saat ia melakukan teleportasi dua kali. Namun Nenek Magda tetap memaksakan diri untuk meraih sebuah buku tua dari samping si gadis sebelum kembali merangkak dengan terseok-seok hingga ia meringkuk di sudut terjauh ruangan.

Selama beberapa saat tidak ada yang melakukan pergerakan, tetapi tiba-tiba saja kobaran api muncul dari dalam pelukan Nenek Magda. Faenish coba mendekat untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Namun seakan ada tembok kokoh tak kasatmata yang menghalangi Faenish untuk lebih mendekat.

Dari tempat Faenish saat ini, ia bisa melihat buku di dalam dekapan Nenek Magda sedang terbakar dan apinya mulai merambat di baju yang dikenakan Nenek Magda.

Buru-buru Faenish menggambar segel air di udara dan mencoba mengaktifkannya, tetapi tak ada air yang tercipta. Faenish yakin ia sudah menggambar segel dengan benar. Namun walaupun sudah mencoba berulang-ulang, tetap saja ia tidak dapat mengeluarkan air setetes pun. Seakan bakatnya hilang begitu saja.

ATTACHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang