29. Portal Tak Terduga

8K 1K 18
                                    

 "Ada apa dengan tanganmu?" Ryn berseru histeris saat melihat luka bakar di tangan Faenish. "Kita harus segera menemukan Drina."

Faenish sudah menjelaskan bahwa ia baik-baik saja. Namun Ryn tetap saja tidak terima. Begitu sampai di sekolah, gadis itu langsung menyeret Faenish dan Drina ke toilet. Mereka tidak mungkin menggunakan ramuan di ruang kelas yang dipenuhi anak-anak Kaum Nonberbakat.

Setelah memastikan tidak ada orang di dalam toilet, Ryn langsung mengunci pintu dan berseru, "Cepat keluarkan sesuatu dari kotak P3KD-mu, Drina."

Drina mendengus akan kehebohan yang diciptakan Ryn lalu segera mengeluarkan beberapa ramuan.

"Apa saja yang kau bawa Drina?" tanya Ryn saat melihat Drina mengangkat satu per satu tabung ramuan, mengamatinya, lalu meletakannya kembali.

"Ramuan Penetral, Ramuan Mata Kucing, Ramuan Kubus Baja, Ramu—"

"Ya, ya, ya. Anggap aku tidak pernah bertanya," potong Ryn cepat.

Drina memutar mata sebelum kembali melanjutkan aksinya memilah-milah ramuan. Pada akhirnya, ada dua ramuan di tangan Drina yang masing-masing berbeda warna.

Selama beberapa menit kemudian, Drina sibuk mengoleskan ramuan pada luka bakar di tangan Faenish. Tak butuh waktu lama, kulit tangan Faenish sudah kembali mulus seperti sediakala.

Drina meraih kedua botol ramuan di atas meja dan memasukannya kembali ke dalam kotak P3KD. Drina lalu menyerahkan kotak P3KD tersebut kepada Faenish. "Kau lebih membutuhkan kotak ini daripada aku."

"Ya, Drina benar," sambung Ryn. "Kau yang paling sering terluka dari antara kita bertiga."

"Kau tidak perlu—"

"Kau masih saja sungkan." Ryn menggeleng-gelengkan kepala dengan dramatis. "Oh yah, kudengar Duel Rahasia akan dilaksanakan lagi malam ini. Akhir-akhir ini Teror Vampir tidak meminta korban. Kurasa para Vampir itu sudah bermigrasi entah ke mana. Berhubung situasi sudah aman terkendali, bagaimana kalau kita keluar bersama malam ini?"

Faenish jadi merasa tidak enak hati. Ia ingin memberitahu tentang kejadian semalam serta alat aneh yang dicurigainya. Namun sekali lagi, larangan Ezer terngiang di kepala Faenish.

"Tidak protes, berarti setuju," seru Ryn tiba-tiba hingga mengagetkan Faenish. "Aku jemput kalian nanti malam."

"Aku bisa pergi sendiri lewat portal," tolak Drina.

"Kita sudah lama tidak keluar bersama. Kalian harus mau aku jemput. Titik." Ryn berseru tegas, tak ingin dibantah.

***

Faenish sedang mempersiapkan diri untuk pergi menonton Duel Rahasia ketika terdengar suara benturan keras dan bunyi kelontang dari arah dapur.

Sebelum Faenish melangkah keluar kamar, ia meraih kotak P3KD pemberian Drina untuk berjaga-jaga jika ia melupakan gambar segel di saat-saat genting.

Faenish berjalan ke arah dapur dengan terus meperhatikan sekeliling. Sejauh ini keadaan rumah begitu tenang. Faenish tidak menemukan hal yang mencurigakan.

Saat ia menengok ke dalam dapur, Faenish menemukan sosok Jovan yang sedang diobati oleh Nyonya Ivone serta Ezer yang sedang membereskan beberapa peralatan dapur yang berantakan di lantai.

"Apa yang terjadi?" tanya Faenish bingung.

"Tadi ada seekor elang yang terperangkap di sini," jawab Jovan dengan bersemangat. "Saat aku mencoba menuntunnya keluar, aku sedikit ceroboh. Untung saja burung itu dengan pintarnya menemukan jendela dan terbang bebas lagi."

ATTACHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang