26. Pengganti

8.8K 1K 10
                                    

Meningkatnya bakat Faenish tidak bisa disembunyikan. Dalam waktu beberapa hari, Profesor Agristi sudah menemukan bahwa Faenish memiliki bakat lebih dari yang ia pikirkan selama ini.

Ryn dan Drina benar-benar histeris saat prosesi kenaikan tingkat Faenish. Mereka begitu khawatir dengan kemungkinan terburuk hingga tak sempat berpikir bahwa perubahan DNA tak selamanya mengarah pada hal negatif.

Namun kegembiraan itu seketika lenyap dalam beberapa hari saat Ryn berlari masuk ke ruang kelas dengan wajah pucat pasih."Berita buruk."

"Lionel sudah punya pacar?" tebak Drina asal.

"Pak Raizer ... Pak Raizer ditemukan tewas," ujar Ryn sambil menahan air mata.

Beberapa siswa yang masih berada di kelas menatap Ryn bingung, mereka bukan Kaum Berbakat jadi tak satu pun dari mereka yang mengenal siapa Pak Raizer.

"Apa maksudmu Ryn?" tanya Faenish.

"Beliau ditemukan tewas di ruangannya. Kelompok Pelindung baru saja tiba untuk menyelidiki tempat kejadian. Mereka bilang Pak Raizer kehilangan semua darahnya...."

"Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dari Pak Razor." Drina pun segera pergi tanpa mendengar habis penjelasan Ryn.

Besok harinya, Drina membolos kelas dan sama sekali tidak bisa dihubungi. Ryn mengajukan diri untuk mencari Drina saat jam istirahat. Namun hingga bel masuk sudah menggema, Ryn belum juga kembali.

Sosok Ryn akhirnya terlihat saat jam pelajaran terakhir berlangsung. Hanya saja, gadis itu tidak kembali masuk ke kelas, Ryn justru berdiri di luar sambil memberi kode ke arah Faenish untuk menghampirinya.

"Kamu dari mana saja?" tanya Faenish.

"Drina...." Ryn berkata kalut, tetapi ia tidak melanjutkan perkataannya. Ryn justru menarik tangan Faenish dan menyeretnya.

"Kita mau ke mana?"

"Drina berbuat nekat."

"Apa yang dilakukannya?"

Ryn tidak menjawab dan terus saja menarik Faenish untuk berlari ke area ruang guru.

Tepat saat Faenish dan Ryn berbelok pada koridor di dekat ruangan Pak Razor, pintu ruangan itu terbuka. Pak Razor melangkah keluar disusul dua anggota Kelompok Pelindung. Di belakang mereka, tampak sosok Drina yang sedang meronta-ronta dan diseret keluar oleh dua anggota Kelompok Pelindung lainnya.

"...kalian salah paham, itu barang-barang saya." Drina berteriak histeris, tetapi tak seorang pun yang menanggapinya.

"Kalian sebaiknya segera kembali ke kelas sekarang juga." Sebuah suara berat terdengar dari belakang. Faenish dan Ryn terlonjak kaget. Ryn bahkan menjerit histeris saat mendapati sosok Pak Krav yang menatap mereka dengan tatapan meyeramkan.

"Ba-baik Pak. Kami permisi." Ryn tergagap sebelum lari dengan menyeret Faenish.

"Kau sebaiknya berhati-hati," ujar Ryn dengan nada ngeri saat mereka akhirnya berhenti berlari. "Pak Krav memandangmu dengan tatapan aneh. Kurasa ada sesuatu...."

Faenish tidak begitu memperhatikan ocehan Ryn. Ia sibuk memikirkan Drina.

Pada akhirnya, Ryn memutuskan untuk mengantar Faenish pulang dan sengaja menginap di sana.

Untung saja sosok Drina muncul di sekolah pagi itu. Ryn dengan segera berlari dan memeluk Drina.

Tampang Drina tak kalah kacau dengan mereka berdua, lingkaran hitam menggantung di bawah matanya dan ia tampak tidak sehat.

ATTACHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang