34. Para Penjaga Baru

12.7K 1.3K 117
                                    

Luka yang dialami Rael cukup parah, sudah hampir seminggu dan ia belum juga sadar. Karena rasa bersalah, Faenish bersikeras untuk merawat Rael, lagi pula Rael mungkin bisa menjadi sumber informasi tentang keberadaan Jovan.

Drina dan Ezer sempat mendebat keinginan Faenish, mereka masih belum yakin dengan Rael. Drina dan Ryn memang sempat melihat Rael yang memasang badan untuk menyelamatkan Faenish, tetapi mereka berpikir kalau kesetiaan Rael masih kepada Master Utamanya.

Setelah perdebatan yang cukup panjang akhirnya kesepakatan yang didapat adalah Faenish bisa merawat Rael di Ruang Penyimpanan Nenek Magda, tetapi di sekeliling tempat Rael berbaring harus dibuat kurungan dengan perlindungan berlapis-lapis.

Ezer meminta mereka untuk tidak memberitahu siapa pun tentang masalah ini, jadi tempat yang cukup aman untuk menyembunyikan Rael adalah di Ruang Penyimpanan Magda.

Kondisi Nyonya Ivone juga tidak baik, beliau sepertinya mengalami depresi berat. Entah apa yang dilakukan Ezer, yang jelas Nyonya Ivone berpikir bahwa Jovan diambil oleh Kliv. Sama seperti kejadian dua puluh tahun lalu saat Kliv mengambil anak pertama mereka, Eliezer.

Karena kondisi Nyonya Ivone ini, Sarashalom semakin sering berada di rumah Nenek Magda untuk menemani Nyonya Ivone. Bahkan Ezer juga terlihat semakin memperhatikan wanita yang seharusnya ia panggil dengan sebutan mama.

Seperti saat ini, dari balik jendela, Faenish bisa melihat sosok Ezer dan Sarashalom sedang membujuk Nyonya Ivone untuk berkebun. Ketiganya tampak begitu menikmati kebersamaan mereka, bahkan Faenish bisa melihat Nyonya Ivone sudah mulai bisa tersenyum lagi.

Suara ketukan di pintu depan mengalihkan perhatian Faenish dari ketiga orang yang sibuk di kebun samping. Faenish segera meletakkan nampan di tangannya pada meja terdekat sebelum berjalan untuk menemui tamu di depan.

Faenish cukup terkejut saat mendapati di balik pintu ternyata berdiri Pak Krav, salah satu kandidat Kepala Akademi yang baru.

"Pak Krav? apa yang membawa Anda ke sini?"

Bukannya menjawab, Pak Krav justru sibuk mengambil sesuatu dari kantongnya.

"Anda terlihat pucat, apa Anda baik-baik saja?" tanya Faenish lagi.

Sekali lagi Pak Krav tidak menjawab, ia justru menyerahkan sebuah kertas tua yang digulung asal-asalan serta sebuah bungkusan kepada Faenish. "Saya permisi dulu." Pak Krav kemudian berlalu pergi tanpa menjelaskan apa pun.

"Pak Krav." Faenish memanggil dengan setengah berteriak karena jarak yang semakin melebar di antara mereka. Namun Pak Krav terus saja berjalan pergi tanpa menghiraukan panggilan Faenish.

Penasaran, Faenish membuka gulungan kertas di tangannya. Yang ia dapatkan hanya selembar kertas kosong. Tidak ada tulisan, gambar atau apa pun di sana.

"Ada apa?"

Faenish tersentak kaget mendengar suara Ezer. Ia tidak menyadari kedatangan Ezer yang kini sudah berada di belakangnya.

"Pak Krav memberiku ini dan pergi begitu saja." Faenish kembali menggulung kertas di tangannya sebelum menyerahkan itu kepada Ezer. "Kurasa ini Surat Pribadi dan aku jelas bukan orang yang dituju."

Kali ini giliran Ezer yang membuka gulungan kertas dan sama seperti Faenish, ia tidak mendapatkan apa-apa di dalamnya.

"Bukan kau juga," ujar Faenish. "Sepertinya Pak Krav salah mengantarkan surat ini. Akan kukembalikan besok di sekolah."

Ezer tidak repot-repot menggulung kertas tersebut saat menyerahkannya kembali kepada Faenish. Begitu jemari Faenish menyentuh surat, sebuah huruf muncul disusul beberapa huruf lain sehingga mulai membentuk kata dan kalimat.

ATTACHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang