Sore harinya, begitu Faenish sampai di rumah, ia berniat kembali ke akademi melalui portal yang ada di perpustakaan. Faenish masih belum selesai membaca buku tentang sejarah Akademi Pelatihan Bakat. Faenish tidak mungkin membawa buku itu pulang karena ada Sarashalom yang masih belum mengizinkan Faenish menghabiskan terlalu banyak waktu dalam membaca buku, sedangkan buku-buku sejarah akademi tebalnya melebihi sebuah kamus besar.
Faenish dan Evert juga berniat menguji beberapa hipotesis tentang sensasi tarikan tak wajar setiap kali Faenish melalui portal. Teorinya, saat Faenish menembus portal, ia membuat jarak yang besar antara dirinya dan Evert. Sementara ikatan yang mengikat mereka hanya mengizinkan Evert menjauh dalam jarak terbatas dari Faenish. Mereka memang sudah merenggangkan jarak tembok pembatas hingga beberapa meter lebih jauh, tetapi tentu saja belum mencangkup jarak antara suatu tempat dengan dimensi buatan yang bisa dikatakan tak berhingga. Jadi saat mereka berada di demensi berbeda, Evert secara otomatis ditarik ke tempat Faenish berada.
Menurut Evert, besarnya jarak di antara mereka saat Faenish melangkah melalui portal berpangaruh pada gaya tarikan yang dirasakan pemuda itu. Sebelumnya Evert tidak bisa menjauh lebih dari lima meter sehingga ia selalu menjaga jarak yang cukup dekat di belakang Faenish. Namun sekarang mereka sudah nyaris bisa berpisah lebih dari 60 meter dan siang tadi Evert berada cukup jauh dari Faenish saat gadis itu memasuki akademi.
"Mau sampai kapan kau berdiri di situ?" tanya Evert.
Faenish memang sudah berdiri di depan portal cukup lama, ia belum yakin untuk membuat segel pembuka portal sendiri. Takutnya ia sudah tidak punya cukup bakat untuk bisa membuat segel.
Dengan susah payah Faenish meyakinkan diri dan mulai menggambar segel pembuka portal. Setelah segel diaktifkan Faenish kembali mematung di tempatnya, tidak begitu yakin apakah dia berhasil atau tidak.
Tak sabar menunggu, Evert langsung menarik lengan Faenish dan menyeretnya ke arah permukaan lemari buku. Kali ini tidak ada sensasi tarikan yang begitu berarti. Mereka melewati portal tanpa insiden.
Faenish mengembuskan napas lega, ia masih bisa membuat portal dan mereka sudah membuktikan hipotesis Evert soal pengaruh jarak dalam melewati portal. Namun masih ada satu hal lagi yang mengganjal. "Apa kau bisa menyentuh sesuatu dalam wujudmu yang semi transparan itu? Maksudku aku memang bisa merasakan tabrakanmu tadi siang, tetapi Drina tidak."
Bukannya menjawab, Evert justru memberikan perintah, "Buat segel perisai perlindungan dan lewati portal itu sekali lagi." Evert lalu meninggalkan tubuh fisiknya dan berjalan menjauh dari portal.
Meski tidak sepenuhnya paham, Faenish menuruti Evert. Ia segera menciptakan perisai dengan segel lalu mengaktifkan kembali portal. Begitu Faenish kembali ke perpustakaan Nenek Magda, sosok transparan Evert muncul dan menyambar perisai.
"Kau sudah bisa dipengaruhi segel?" gumam Faenish.
"Aktifkan lagi portalnya." Evert kembali tidak menjawab. Namun setelah mereka melewati portal, Evert berkata, "Setiap kali melewati portal, jangan lupa membuat segel perisai. Wujud transparanku tidak bisa menyentuh apa pun selain dirimu dan segelmu."
Entah kenapa Faenish merasa bergidik saat mendengar pengakuan Evert, tetapi ia mengabaikan perasaan itu. Apalagi saat menyadari kalau mereka tidak sendirian di tempat itu. Sosok Zoenoel tampak berdiri tak jauh dari mereka dengan tatapan intens ke arah tubuh fisik Evert yang tampak tak sadarkan diri.
Seakan mengabaikan keberadaan Faenish, Evert kembali ke tubuhnya dan segera menghampiri Zoenoel. Kedua pemuda itu kemudian terlibat pembicaraan yang tidak bisa di dengar Faenish. Sadar kalau ia tidak mungkin ikut campur, Faenish mengarahkan langkahnya untuk mencari beberapa buku sejarah akademi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTACHED
FantasyBuku Kedua dari empat buku dalam seri T.A.C.T. (Fantasy - Romance) Apa yang akan kamu lakukan saat mencuri dengar seorang penyusup sedang menantang majikan tuamu untuk bertarung? Atau ketika seseorang yang kau ketahui bukan manusia normal sedang men...