Chapter 28 - Suspicious Death

34 7 2
                                    

"Aku ingin penyihir lahir kembali di Basilius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin penyihir lahir kembali di Basilius."

"Apa?" Sontak saja Avyanna dan Savero memasang ekspresi terkejut dan bingung, merasa bodoh karena reaksi mereka atas ucapan Jarrel yang tidak disangka-sangka.

"Apa yang ingin Anda lakukan sebenarnya?" tanya Avyanna dengan sorot mata waspada. Dia menyingkir dari belakang punggung Savero agar bisa bertatapan dengan Jarrel. "Untuk apa kekaisaran menginginkan penyihir?"

Jarrel memiringkan kepalanya, tersenyum tipis. "Aku-"

"Maaf Yang Mulia, tapi kami tidak bisa mengabulkan keinginan Anda," jawab Savero, angkat bicara. "Anda tentu tahu apa yang terjadi pada penyihir suku Drazhan ketika di Kuil Basilius."

"Aku tahu. Aku kan, seumuran denganmu saat itu?" Jarrel mengangguk-angguk kecil dengan ekspresi main-main. "Ayolah, kau pikir aku ingin menyakiti kalian? Kalau iya, pasti sudah kulakukan sekarang."

Savero mengepalkan tangannya, menahan dirinya dari emosi yang tak perlu dikeluarkan. "Kami tidak tertarik dengan tawaran Anda, Yang Mulia. Jadi tolong tinggalkan kami. Lalu, terima kasih juga untuk pertolongan Anda hari ini.""

Tawa Jarrel surut, digantikan dengan helaan nafas panjang untuk mengakhiri tawanya. Ia kemudian berdehem, seketika nada bicaranya menjadi serius.

"Baiklah kalau Aiguille Savero tak tertarik." Jarrel menyeringai pada Avyanna. "Namun aku yakin respon Putri Avyanna akan berbeda."

Avyanna tersentak, netranya membola. Namun, ia mencoba tetap mempertahankan sikap tenangnya. Semakin aku memperlihatkan reaksiku, semakin dia akan gencar membujukku. Aku tidak boleh lengah.

Avyanna lalu berdehem. "Kenapa demikian?"

Jarrel mengangkat tangan kanannya, lalu mengibaskannya untuk memberikan isyarat pada para prajurit di belakangnya. Segera saja mereka yang ada di sekitarnya beranjak pergi, mengambil jarak.

Setelah memastikan mereka pergi, Jarrel merogoh saku celananya. Tangan kanannya menarik keluar sebuah benda dari sana dan melemparkannya pada Avyanna.

Dengan cekatan Avyanna menangkap benda itu dengan kedua tangannya. Ketika ia membuka tangannya, Avyanna mendapati sebuah buntalan kertas cokelat yang diikat dengan sebuah tali.

"Bukalah," ucap Jarrel, memandangi Avyanna yang kebingungan dengan senyum misterius. "Aku sudah mencucinya dengan bersih. Kucuci sendiri karena ... yah, dulunya aku tidak punya pelayan."

Avyanna tidak mengatakan apa-apa. Ia menarik tali pengikat buntalan itu. Ketika buntalan itu berhasil terbuka, netra Avyanna melebar saat melihat apa isinya.

Sebuah sapu tangan putih dengan rajutan inisial huruf E di salah satu sudutnya.

"Ini ...." Avyanna bergumam kecil, tak tahu harus bereaksi bagaimana. Terkejut dan kebingungan dengan tangan yang gemetar.

Princess Avyanna: The Last Sorcerer Drazhan [ ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang