Rama nggak mampir ke apartku karena harus ngembaliin mobil milik temannya. Aku di drop di lobby as it should. Hatiku masih berbunga-bunga, di jariku yang biasanya ada banyak perhiasan mahal dari desainer perhiasan terkenal sekarang cuman ada satu cincin aja. He kneeled, showed the ring and made me his-to-be-bride.
Aku masih penasaran gimana dia bisa tau ukuran jariku. Mungkin aku nggak menyadari cara dia ngukur. Dia memang penuh persiapan walau keliatannya santai-santai aja. Gimana aku bisa nggak tenang hidup sama dia untuk waktu yang lama?
Makin kesini keraguanku soal dia hilang. Selama ada Rama, kayaknya aku nggak perlu khawatir atau takut karena sesuatu. He's fucking smart. Good looking is a must so i'm not mentioning it. Aku nggak tau, kalau hubungan percintaanku akan selancar ini. But, that makes me curious even more, 'cobaannya nanti dimana ya?' aku mandul? Dia tiba-tiba kena penyakit berbahaya dan mati muda? Aku selingkuh? Dia tamak karena uang keluargaku dan jadi bajingan yang baru kenal duit? Ah aku sedih. Dari dulu nggak ada yang berjalan lancar kayak gini di hidupku, makanya aku takut.
Keluar dari lift menuju lantai apartemenku, aku memicingkan mata karen Angel—sepupuku yang aku benci kayaknya nunggu aku di depan pintuku.
"Ngapain kesini?" Tanyaku sambil otomatis pasang wajah nggak suka.
"Pantesan gua panggilin nggak keluar. Buka dong, ngobrol di dalem aja."
Aku tempelin kartu akses apartmenku untuk membuka kunci. Angel asuk duluan. Dia duduk di couch nyamanku sambil terus natap aku, nggak sabar supaya aku cepetan duduk di dekatnya.
"Kenapa?" Tanyaku setelah duduk juga.
"Gua ada penawaran bagus."
"Apa? Gak percaya gua sama lu."
"Lu tau Ferry Atmaja anaknya yang punya VersoVine?"
VersoVine itu adalah salah satu perusahaan alat tulis terbesar di asia tenggara. Perusahaan ini punya reputasi mahal dan berkelas, makanya aku udah langsung tau karena aku salah satu target pasar produknya juga. Aku sempet denger banyak soal Ferry waktu kita kuliah di singapore karena kita masih satu kampus. Yang aku tau dia lumayan ganteng, tapi setauku dia kuliahnya 'pakai duit'. Aku sering denger kabar dia party mulu kerjaannya. Gosip terburuk soal dia yang sampai ke telingaku adalah ada unggahan di website kampus yang ngaku-ngaku kalau dia mantan pacar Ferry dan lagi hamil anaknya tapi Ferry malah bikin dia di DO dari kampus.
"Dia naksir lu." Angel melanjutkan ucapannya setelah sekian lama nungguin aku diem.
"Terus penawaran bagusnya apa?"
"Gua bakal kasih rumah dan villa hadiah dari oma buat lu."
"Bukannya itu emang seharusnya punya gua?"
"Please lah, stop childish. Oma udah umumin dari dulu kalau itu buat cucunya yang paling duluan menikah. It's okay gua tau kalau Oma maunya kasih itu ke lu, tapi kan-"
"Tapi lu langsung nikah setelah tau itu karena lu mau selalu lebih unggul dari gua. Iya kan?"
"Ki, please, lo tuh selalu salah paham."
Angel itu emang selalu licik, aku udah tau dari dulu betapa dia selalu berambisi untuk lebih dari aku. Dan aku udah ngak peduli sama sekali. Soal ini, pasti dia mau bantu perusahaan suaminya yang mungkin lagi ada masalah internal. Kalau aku nikah sama VersoVine, mungkin secara nggak langsung ada jalinan hubungan baru antara VersoVine dan perusahaan suami Angel yang mungkin juga bakalan jadi peluang besar yang baru.
"Daripada cowok itu, Ferry lebih baik kan? Oma, Opa dan semuanya bakal sayang lagi sama lu. Nusafood juga pasti untung karena relasi baru."
"Gua udah dilamar sama Rama. Kita mau nikah secepatnya. Nggak mungkin gua kenalan sama orang lain? Apalagi si gila wanita kayak Ferry."
"Dia nggak gila wanita, Ki. Tapi wanita yang tergila-gila sama dia. You gaslighting him."
"Gua tau lu goblok dari dulu tapi ngga nyangka segoblok ini. Jangan-jangan suami lu udah selingkuh di tahun pertama pernikahan kalian?"
"Nggak penting juga dia selingkuh atau nggak. Yang penting gua sukses, semua iri sama kehidupan gua. Lu juga haus ubah mindset lu. Dari semua cucu oma, cuman lu yang nggak dia sukai. Lu jangan terlalu mikir kalau hidup semanis dan semulus kayak di drama lah, Ki. Lu udah dewasa gila."
"Gua mau tidur, lu bisa kan keluar sendiri?"
"Lu mau mempertimbangkan Ferry kan, Ki? Pikirin baik-baik selagi belum telambat. Ini demi posisi lu di keluarga kita juga. Kalaupun in the end ada apa-apa sama Ferry, kalau keluarga udah sayang sama lu, lu bakalan ditolong. Tapi kalau lu sama Rama, dan amit-amit dia ngelakuin hal buruk ke lu. Anggota keluarga kita mungkin nggak akan peduli dan segan nolong lu. Mereka malah nyukurin lu karena lu udah salah pilih dan nggak bisa dibilangi."
"Lu mau kan, Ki, jadi kesayangan oma lagi?"
Sial. Aku jadi kangen hari dimana oma dan aku berhubungan baik. Sebenernya omongan Angel masuk akal. Tapi, aku harus gimana?
Aku duduk lagi setelah Angel pergi. Merenungi semua ucapannya sambil muter-muterin cincin di jari manisku. Tanpa sadar cincin itu lepas dan jatuh masuk ke kolong kasur. Aku yang lagi sibuk sama pikiranku itu memutuskan untuk nyari cincinnya besok aja dan lebih baik untuk sekarang aku berendam pakai air hangat dulu supaya tenang dan bisa berpikir lebih jernih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine.
FanfictionMenikahi perempuan kaya raya nggak pernah ada di wishlist Rama karena sebagai laki-laki yang bertanggung jawab, tentunya dia ingin membahagiakan keluarga kecilnya dengan kemampuannya sendiri. Namun, bagaimana jika perempuan itu adalah Kianna? Model...