We are all have someone who cheer up our day by their presence, and for me, he was Kevin.
Aku udah lama suka sama Kevin. Udah berapa tahun ya? Aku bahkan udah nggak ngitung lagi.
Jadi temen deketnya udah lebih dari cukup buat aku. Karena kata orang, laki-laki akan menikah ketika dia siap, jadi siapapun perempuan yang selalu ada disampingnya, udah pasti akan dia pilih duluan kan kalau dia siap nanti?
Hari ini Kevin ngirim pesan di grup. Grup yang isinya aku, Navya dan Kevin. Kita bertiga trio paling terkenal sejak kita sekolah dulu— Mungkin tingkat populernya bisa disamain kaya Harry, Ron dan Hermione. Dia ngirim pesan kalau dia mau ketemu nanti siang di salah satu restaurant milik keluarga Kevin yang belum lama grand opening tapi aku yakin sebentar lagi bakalan dapet awards sebagai top ten recomended restaurant di ibu kota karena populer banget sampe harus reservasi dulu kalau mau makan disana.
Sejak aku suka sama Kevin, aku berharap banget Kevin dan Navya nggak akan pernah cinlok. Walau selera Navya bukan cowok kayak Kevin dan Navya orang pertama yang tau aku naksir Kevin, aku tetep tau kalo kemungkinan kemungkinan Navya suka sama Kevin dan sebaliknya itu ada.
Tapi syukurlah, pertemanan kita nggak sedramatis itu. Sampe sejauh ini, kita bener-bener pure temenan. Nggak ada drama.
Hal yang bikin aku sebenernya agak lega adalah, Navya udah punya suami. Dia udah menikah duluan satu tahun yang lalu dan sekarang dia punya infant. Nggak nyangka juga sih kalau perempuan yang nggak mikirin nikah sama sekali (nggak kayak aku) malah udah menikah dan punya anak duluan.
Dan karena kesibukannya sebagai ibu, menantu dan istri keluarga yang cukup terpandang, Navya nggak bisa ikut kumpul hari ini. Bayi Navya sakit, ibu dan ibu mertuanya sampai tinggal di rumah Navya dan suami buat beberapa hari.
Navya juga cukup bertanggung jawab setelah punya anak. Segala urusan yang berdampingan dengan urusan/kepentingan keluarganya dia sisihin dulu. Dia nomor duakan karena memang itu udah kewajibannya sebagai istri dan ibu. Salut anak manja itu bisa sedewasa itu juga ternyata.
Tapi sebagai teman yang baik, aku sama Kevin bakalan jengukin keponakan kita ke rumah Navya karena Kevin juga bawa banyak oleh-oleh dari perjalanannya ke Thailand. He's an actor anyway, dia baru ada project film.
Aku sama Kevin janjian jam 3 sore. Dengan gaun putih tanpa lengan dan heels merah yang padu sama tas channel dengan warna senada, aku berangkat. Hari ini aku nggak mau overlook. Aku cuman pakai make up tipis dan ikat rambut ponytail.
Kevin udah ada di ruangan VIP begitu aku sampe. Dia senyum, di film yang dia perankan dia jadi cowok miskin yang menang undian liburan gratis di Thailand dan memulai kisah-kisah penuh romansa di Negeri Gajah Putih itu. Dia belum cukuran kumis, masih ada tipis tipis rambut di wajahnya. Rambutnya pun nggak stylish seperti gayanya biasanya. Mungkin perannya terlalu melekat.
"Kok lo dandan cantik sih? Gua aja pake kolor."
"Lu gelapan dikit deh, Vin." Komentarku begitu selangkah lebih dekat.
"Iya. Di Thailand gue pake baju lengan pendek terus mana panasnya lagi gila-gilaan. Nih by the way buat lu. Hair serum kesukaan lu kan ini? Sama ada itu juga, barang barang unik anyaman. Nanti lu buka deh di koper itu kalo kita udah di tempat Navya."
"Yeey, thank you. Yang kue lagi viral itu lu ga lupa kan?"
"Enggak. Udah ada semua itu di koper."
Obrolan kita berlanjut dan arahnya kemana-mana. Mulai dari bahas tentang Thailand, tenang film Kevin, tentang perusahaan keluargaku, tenang Navya dan anaknya, nostalgia masa lalu. Macem-macem pokoknya.
☁️
"Lo pada mau minum apa? Kalo makanan gue ga nawarin ya. Gue tau lu berdua pasti udah makan." Kita udah di rumah Navya. Lebih tepatnya di kamar anak Navya yang luasnya bukan main. Ada playgroundnya juga soalnya. Padahal masih bayik. Cucu pertama dari dua keluarga yang masing-masing punya anak tunggal sih.
"Santai, nanti aja kita ambil sendiri. Sheo mana?"
"Tidur. Jangan dideketin Kev, kalo nangis lagi gue yang capek." Navya memutar kedua bola matanya.
"Eh eh gimana shootingnya? Ada kiss scene? Bed scene?" Navya ngeledekin aku. Dia tau aku bakalan cemburu banget denger jawabannya dan dia sengaja nanyain sambil senyum senyum natap aku.
"Kiss doang."
"Kokop apa nempel?" Navya terusin aja kelakuan biadab lo itu! Aku melotot kearahnya.
"Apaan sih anjir, gausah dibahas lah. Bahas lain aja. Bisnis suami lo oke?"
Percakapan berlanjut. Sesuai rencana Navya, aku beneran cemburu dan nggak mood bicara. Setiap liat Kevin ketawa, bicara atau apapun yang bikin dia gunain bibirnya, aku cemburu. Bibir tipis itu udah dicium sama orang lain bahkan tanpa cinta. Gini banget suka sama cowok populer kelurga artis terkenal yang gedenya jadi artis juga.
"Nah kalo Nusafood gimana nih Nusafood? Gue baca baca Nusafood jadi perusahaan dengan omset bulanan tertinggi di Indonesia. Terus nomor berapa gitu di Asia Tenggara. Masih Top 5. Masih gak tertarik jadi penerusnya Bu Kian?"
Nusafood itu perusahaan yang dirintis sama Papanya Kakekku. Berarti sekarang udah tiga generasi. Dan sebentar lagi akan dilanjutkan sama generasi ke empat. Sepupu sepupuku dan adik laki-lakiku yang sekarang kuliah di UK udah nyiapin semuanya buat dapetin posisi paling menguntungkan. Tapi aku, nggak tertarik sama sekali.
Aku cuman mengindikkan bahu. "Bukan passion gue."
"Tuh, Vin, lo aja gih jadi komisaris Nusafood. Nikah gih sama Kian." Navya tuh udah sering banget kayak gitu. Walaupun kadang sebel, aku selalu berharap respon dari Kevin.
Dan jawaban Kevin berubah-ubah. Buat hari ini, dia jawab, "Kianna tuh too good to be true buat gua." Sambil ngacak rambutku dan ngerangkul pundakku.
Yeah, saatnya nyanyi.
You got me misunderstood but at least i look this good.
We can't be friends ~Kevin & Navya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine.
FanfictionMenikahi perempuan kaya raya nggak pernah ada di wishlist Rama karena sebagai laki-laki yang bertanggung jawab, tentunya dia ingin membahagiakan keluarga kecilnya dengan kemampuannya sendiri. Namun, bagaimana jika perempuan itu adalah Kianna? Model...