THIS WORK BELONGS TO LOVELLY (LoVelly09)
VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK
🔥🔥🔥
Hanum's POV
Berulang kali aku mengipaskan buku untuk mengusir panas yang rasanya membakar tubuh. Cuaca hari ini yang luar biasa terik, membuat keringatku tidak berhenti bercucuran.
"I will play ...." Aku memijat pelipisku sambil mengamati deretan huruf bahasa asing yang selalu membuatku pusing. Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran yang aku benci. Karena sudah sekali. "Sepak bola apa sih bahasa Inggrisnya!"
Daripada kepalaku berasap, aku beranjak dari kursi kayu reot yang selalu berbunyi apabila disentuh. Segera aku mengambil dawet sisa buatan ibu. Dari tepung beras ketan berwarna hijau inilah ibu menghidupiku dan Mbak Ajeng setelah Bapak pergi tidak ada kabarnya. Kata Mbak Ajeng, bapak menghilang dua bulan sebelum aku terlahir ke dunia. Mungkin dia sudah tidak sanggup untuk menghidupi kami. Ah! Dasar laki-laki pengecut. Tidak bisa bertanggung jawab dan kabur dari masalah. Aku selalu berharap tidak bertemu cowok brengsek sepertinya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Spontan aku menjawab ketika mendengar salam dan pintu yang diketuk.
Aku menghabiskan dawetku dalam sekali teguk lalu setengah berlari menuju ke pintu.
"Cari siapa ya?" tanyaku setelah beberapa detik bengong, saat melihat pria berseragam biru laut ketat membungkus tubuhnya yang gagah.
Beberapa kali aku memanjangkan leher, tertarik dengan motor besar warna hijau yang dikendarai oleh Mas-mas ganteng itu.
"Mbak Ajeng ada?" tanya pria itu sambil tersenyum lebar hingga mencetak lesung pipi di salah satu sisi.
"Mbak Ajeng belum pulang. Masih di Benteng, ambil pesanan baju online," jelasku tanpa berniat untuk berpaling dari pria tinggi besar yang tampan itu. "Masnya siapa ya?"
"Devan," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Oalah, Mas Devan." Aku langsung menyambut tangannya. "Aku pikir siapa, habisnya agak beda sama di foto," celetukku.
"Kenapa? Aslinya lebih jelek ya?" Mas Devan terkekeh.
"Nggak, bukan gitu maksudnya." Aku menggelengkan kepala sambil meringis. "Lebih ganteng aslinya."
"Halah, kamu bisa aja, Dek. Oh ya, ini ada oleh-oleh buat kamu dari Malaysia," ucapnya seraya menyodorkan satu paper bag berwarna emas dan menyisakan 2 paper bag dengan warna berbeda.
"Wah, makasih banget mas." Aku setengah melompat kegirangan sambil melirik isi di dalamnya. "Wah boneka Barbie dan beberapa cokelat penuh di dalam."
"Boneka?" Mataku berbinar, sebab baru kali ini aku memiliki boneka baru secantik ini. Sebelumnya selalu boneka bekas dari tetangga yang dititipkan ke ibu saat bekerja membersihkan rumahnya.
"Suka nggak?"
"Suka banget!" Jawabku sambil tersenyum lebar. "Eh, masuk Mas, sampe lupa aku."
"Iya makasih dek." Mas Devan langsung masuk ke rumah dan duduk di sofa yang sudah jebol. Yah, keluarga kami lebih memilih untuk menabung daripada mengganti kursi apabila memiliki uang lebih.
"Sebentar lagi Mbak Ajeng juga pulang kok mas," tukasku.
"Iya."
"Itu buat Mbak Ajeng ya?" tanyaku sambil melirik isi paper bag yang masih tersisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/385732999-288-k249791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WWG HOLIDAY PROJECT
Short StoryThe WWG datang lagi membawa project baru bertema THE WWG HOLIDAY PROJECT. Terdiri dari kumpulan cerita adult romance. Dalam kumpulan cerita ini, kamu akan dibawa ke dalam kisah-kisah romansa yang muncul tanpa rencana, di mana setiap tatapan, setiap...