MUDA DAN MENGGODA (7)

69 1 0
                                    

THIS WORK BELONGS TO BELLADONNATOSSICI (BelladonnaTossici9)

VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK

🔥🔥🔥

INDIRA'S POV

Orion benar, aku memang munafik. Mulutku saja berkata tidak mau, padahal setelah malam panas di kantor, kami mengulanginya lagi, lagi, dan lagi di mana pun kami bisa.

Satu bulan sudah kami saling memuaskan. Aku semakin ketergantungan pada Orion. Dia pun demikian adanya. Buktinya Orion menurut untuk berhenti merokok ketika kubilang aku tidak suka tubuhnya yang berbau tembakau. Kalaupun aku tengah datang bulan, aku akan mengoralnya.

Hari ini adalah hari Minggu. Baru saja kami pulang dari rumah Tuhan dan makan siang. Untuk membakar kalori, aku dan Rion bersetubuh di kamarnya sementara Andromeda bermain bersama Iin di ruang tamu.

Aku memompa Orion hingga lupa diri. Setiap kali penisnya menumbuk titik sensitifku, rasanya aku melambung ke semesta kenikmatan. Orion meremasi payudaraku. Ibu jarinya mengitari putingku menambah rangsangan yang menggulungku.

"Mau nyusu," pintanya serak.

Masih memompanya, aku membungkuk agar mulutnya bisa mencecap payudaraku. Dia menghisap dengan serakah, menjilati ujung putingku. Vaginaku jadi tegang.

"Belajar di mana sih kamu bisa enakin aku gini?"

"Mantanku banyak. Kami tukeran ilmu."

Orion memeluk tubuhku. Kami berbaring miring. Dia menyetubuhiku dari belakang seraya mengecupi tengkuk lalu daun telingaku.

"Aku janji besok mau buatin ayam mentega buat Andro kalau dia nggak gangguin kita," bisik Orion sembari terus memacu dirinya di dalamku.

"Bentar lagi aku sampai, Rion."

Orion mencium bibirku. "Bareng-bareng, Sayang."

Perutku mengejang. Aku memejamkan mata bersiap menerima hempasan kenikmatan. Namun ketika rasa itu lamat-lamat hendak meledak, aku mendengar seruan horor.

"Papa! Papa pulang!" seru Andromeda dengan suara nyaring.

Panik, aku langsung melepaskan diri dari Orion. Buru-buru memunguti bajuku dan memakainya. Sekarang memang sudah bulan Desember, hanya saja aku tidak menduga kalau Zuben akan kembali secepat ini. Bukannya dia bilang akan pulang saat Natal nanti dan cuma di rumah sekitar dua hari?

"Pakai bajumu!" perintahku pada Orion yang malas-malasan.

"Mana Mama?" Kudengar suara Zuben menggeret koper.

"Lagi main kuda-kudaan sama Om Orion. Nggak boleh ada yang ganggu!" seru anakku.

Ya Tuhan! Aku menepuk jidat. Bisakah anak ini mengerem mulutnya sebentar saja.

"Main kuda-kudaan? Seru banget." Zuben tertawa.

"Iya, kalau kita nggak ganggu, nanti dimasakin sama Om Orion. Enak deh, Pa masakannya Om Orion. Ada pizza, burger, spaghetti, terus Om Orion janji mau masakin ayam mentega."

Aku sudah mengenakan kaus rumah dan celana selutut saat keluar dari kamar Orion.

"Sayang, kamu sudah pulang," sambutku berusaha seantusias mungkin.

Zuben menurunkan Andromeda dari gendongan lalu menghampiriku. Dia melabuhkan kecupan singkat di keningku. Kecupan sayang.

"Udah main kuda-kudaan sama Orionnya?"

Aku tertawa keras menutupi rasa canggung. "Aku beresin kamar adik kamu yang kayak kapal pecah itu. Bilangin dong adik kamu, yang rapihan sedikit."

"Capek banget kayaknya. Pantes keringat begini." Zuben mengelap peluh yang menetes di keningku.

THE WWG HOLIDAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang